30

304 61 35
                                    

Kamu adalah pelangi, kamu adalah nyawa kamu itu segalanya

- Rangga Pradipta-

Warung Soto Ayam Surabaya

"Kita makan di sini aja ya" pinta gadisnya pada Rangga saat mobilnya melintasi Jalan Bila Br Dukuh Badung Bali.

Rangga hanya menganggukkan kepalanya menyetujui keinginan gadisnya untuk makan di warung soto sederhana ini.

Mereka datang saat jam makan siang, semua kursi panjang terisi.

Melihat kepadatan pengunjung yang ingin makan Rangga meminta Pelita untuk mencarikan tempat agar mereka bisa menyantap soto ayam ini.

Sedangkan laki-laki itu sibuk memberitahu pesanannya pada sosok laki-laki muda yang ada di balik etalase kaca bertuliskan Warung Soto Ayam Surabaya dengan puluhan mangkuk yang berjejer rapi.

"Bli tiyang numas kalih soto ayam."

"Nggih, Antosang bin kejep"

Setelah memesan Rangga mulai mencari dimanakah gadisnya saat ini.

Tidak perlu menunggu lama matanya menangkap keberadaan gadis itu.

"Padat banget ya" gerutu Rangga pada Pelita

"Ngga semua orang punya waktu luang kayak kamu."

"Panas ya? Pengap? Sini-sini aku kipasin" tawar Pelita sambil mengambil kipas sate yang terletak tidak jauh darinya.

"Hhmm—" Rangga menikmatinya tidak lama pelayan warung soto ayam membawa pesanan mereka.

"Matur suksma" jawab mereka serentak, dan pelayan pun menjawab "suksma melawi"

"Soto kamu pakai nasi?" tanya Pelita melihat soto ayam milik Rangga.

"Iya, aku lapar banget."

Rangga tak perduli ia malah sibuk meracik sendiri soto ayam miliknya.

Ditengah kesibukan mereka meracik soto ayam, Pelita menangkap beberapa mata gadis yang duduk bersebrangan dengannya. Menatap Rangga dengan tatapan tidak biasa

Ada perasaan aneh yang mengusik pelita.

Jujur dia tidak suka melihat bagaimana gadis -gadis itu menatap Rangga dengan tatapan seperti itu.

"Ta, kamu kenapa? Kok ngga makan? Sotonya enak lho." tanya Rangga sambil menawarkan Pelita untuk ikut menyantap soto ayam yang ada di depannya.

"Pelita sayang, kamu kenapa?" "Liatin apa sihh?"

Rangga pun menoleh ke arah gadisnya dan betapa terkejutnya Rangga melihat ada beberapa gadis yang menatapnya dengan begitu intens.

"Matanya pengen aku colok, biar buta sekalian."

"Kenapa emangnya?"

"Kenapa kamu bilang?"

"Dari tadi mereka liatin kamu terus atau kamu emang pengen gitu ya?"

"Di liatin terus, terus habis itu diajak kenalan deh"

"Om suastiastu, Tiang Ni Luh Pelita Deshita Anindya Maheswari"

Melihat tingkah laku gadisnya Rangga Pradipta tertawa terbahak-bahak.

"Kamu cemburu? Kamu cemburu iya kamu cemburu?"

"Nggak aku nggak cemburu"

"Bohong kamu cemburu, pasti kamu cemburu"

"Ngga ih apa sih aku ngga cemburu"

Found YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang