Duke Aron of Marlborough

180 27 3
                                    

Play Pachelbel - Canon in D

~*~


Daerah Marlborough terkenal akan hasil tambangnya yang melimpah. Banyak sekali bahan tambang yang dihasilkan dari Marlborough, mulai dari minyak bumi, batu bara, emas bahkan berlian. Itu menjadikan Marlborough sebagai kota dengan pendapatan paling tinggi di Anaphalis.

Wilayahnya yang mencangkup daratan luas sampai lepas laut juga menjadikan Marlborough sebagai wilayah paling luas yang di pimpin oleh seorang Duke. Keluarga Duke of Marlborough juga merupakan saudara jauh dari Raja Charles of Anaphalis, keduanya memiliki kakek buyut yang sama jika dilihat dari garis keturunan.

Saat ini Marlborough di pimpin oleh Duchess Janne of Marlborough, suaminya yaitu mendiang Duke Philips of Marlborough telah meninggal dunia sehingga gelarnya langsung diturunkan pada putra satu-satunya yaitu Duke Aron of Marlborough.

Menyandang gelar Duke saat masih usia belia membuat Aron banyak belajar tentang ilmu perdagangan dan pertambangan yang sudah lama dijalankan oleh keluarganya. Dari usia remaja dia sudah berjanji untuk mengabdikan dirinya sebagai seorang Duke yang bertanggung jawab, mengingat sang ibu yang sudah terlalu berumur jika harus mengurusi semua urusan pertambangan dan perdagangan.

Dan karena alasan yang sama pula kini Aron berada di Powis, sebuah daerah yang terkenal dengan hasil kebunnya yang melimpah. Bukan untuk urusan perdagangan atau kerja sama antar kedua daerah yang keduanya pimpin, melainkan untuk sebuah pernikahan. Sang ibu memintanya untuk segera menikah dan dia sudah memilihkan calon untuknya dari keluarga Marquess Powis. Sudah menjadi tradisi di sebuah keluarga bangsawan, semua urusan pernikahan akan diatur oleh para orangtua saat putra-putrinya sudah menginjak usia dewasa. Bukan hal aneh jika perjodohan menjadi solusi bagi para bangsawan saat menikahkan putra-putrinya.

Beberapa waktu yang lalu Aron pertama kali datang ke Powis untuk bertemu calon istrinya, Amelia. Wanita cantik dengan seorang saudari kembar bernama Adelia. Aron sendiri tidak memungkiri pesona kedua saudari kembar tersebut, putri yang ceria dan putri yang sedikit pendiam. Tapi tidak seperti yang sang ibu inginkan, Aron malah merasa telah jatuh hati pada wanita bernama Adelia, saudari kembar dari calon istrinya. Sifatnya yang sedikit pendiam membuat Aron tertarik untuk mengenal wanita itu lebih dekat.

Tentu saja Aron berusaha keras untuk menepis perasaannya, dia tidak mungkin menentang keputusan sang ibu yang menjodohkannya dengan Amelia. Meski begitu Aron tidak menampik, jika wanita itu telah berhasil mencuri perhatiannya saat dia bilang menyukai buku, Aron merasa telah menemukan sosok yang cocok diajaknya berbincang dan bertukar pikiran.

Pernikahan yang di rencanakan oleh kedua belah pihak keluarga bangsawan ini memang terbilang cukup singkat, semuanya persiapan dilakukan dalam jangka waktu beberapa minggu mengingat Aron yang akan pergi ke kerajaan tetangga mengurusi usaha perdagangannya.

Tapi siapa disini yang bisa begitu saja yakin jika semua rencana yang sudah diatur matang-matang bisa berjalan dengan lancar? Bagai petir yang menyambar di siang bolong, sebuah masalah besar justru datang tepat di hari saat pernikahan akan dilangsungkan.

"Adelia, bagaimana bisa kau melakukan semua ini!!" Marquess Jason of Powis, ayah dari Amelia dan Adelia kini tidak bisa menahan amarahnya saat mengatahui sang putri sulung telah pergi meninggalkan upacara pernikahan. Dan yang membuat pria itu lebih marah, Adelia bekerja sama membantu Amelia untuk pergi.

Royal Prince of AnaphalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang