Viscount Robin Darwell

113 17 0
                                    

Pagi ini tidak berjalan seperti biasanya bagi Robin. Seperti pagi biasanya, seharusnya saat berada di istana Rhys akan meluangkan waktu menemui sang raja terlebih dahulu dan menghabiskan waktu untuk berbincang. Apalagi setelah kepulangannya dari Megalo beberapa hari yang lalu, pangeran muda ini terus terlihat sibuk entah melakukan apa. Dan sekarang pria itu sudah siap dengan pakaian yang disiapkan olehnya, dengan susah payah dia dapatkan pakaian itu dari bawahannya di istana.

"Pakaian ini tidak terlihat berlebihan kan?" tanya Rhys.

"Tidak pangeran, saya sudah mencarikan pakaian paling sederhana"

"Baiklah" Rhys menatap Robin tajam. "Jangan mencoba mencari tahu apa yang akan aku lakukan, katakan saja kau tidak tahu apapun saat orang lain bertanya padamu. Aku akan segera kembali ke istana setelah aku memastikan sesuatu" ucap Rhys penuh penekanan, dia tahu pria didepannya ini akan melakukan apapun untuk melindunginya. Itu sebabnya Rhys tidak mengatakan rencana yang dia buat bersama Aron, biar dirinya sendiri yang mencari tahu siapa dalang dibalik pemberontakan itu tanpa melibatkan orang lain dalam bahaya.

Meski penasaran, Robin memilih mengangguk mendengar perintah Rhys. Setelah cukup lama mendampingi pangeran muda itu, kesetiaan untuk terus patuh pada perintah penerus Anaphslis tidak perlu menjadi pertanyaan.

"Aku pergi dulu. Sebagai gantinya, awasi Alice selama aku tidak ada" ucap Rhys tersenyum lalu berlalu. Robin hanya menatap punggung pria yang pergi setelah mengejeknya.

Sejak semalam Robin sudah disibukkan mencari beberapa keperluan pangeran, entah apa yang akan pria itu lakukan dengan pakaian milik prajurit yang dimintanya. Dan pagi ini dirinya diminta untuk tetap tutup mulut akan apa yang sedang pangeran lakukan.

Bertugas mendampingi pangeran Rhys menggantikan sang ayah membuat Robin cukup dekat dengan Rhys. Robin masih ingat saat pertama kali menghadap pria itu, raut wajahnya yang senang karena memiliki pengawal pribadi yang bisa dikatakan seumuran, Robin tentu merasa bersukur karena bisa diterima dengan baik oleh pangeran.

Beberapa tahun berlalu, Robin jadi tahu sikap Rhys yang tidak ingin orang terdekatnya dalam bahaya. Pria itu lebih memilih untuk mencoba menyelesaikan masalah sendirian tanpa orang lain tahu, dan itu membuat Robin merasa khawatir. Melindungi keselamatan pangeran adalah tugasnya, bagaimana bisa Rhys memintanya untuk tetap berada di istana?

"Tuan Darwell" panggilan yang cukup kencang membuat Robin tersentak, dia pasti melamun saat berjalan.

"Saya nona Capulet" sapa hormat Robin yang melihat Rosaline berdiri di dekatnya.

"Kau melamun" wanita itu tersenyum melihat ekspresi wajah pria itu yang kaget saat dia memanggilnya.

"Maafkan saya. Saya tidak fokus saat berjalan tadi"

"Sudahlah. Pangeran sudah pergi?"

"Eh.. I-iya, pangeran Rhys baru saja meninggalkan istana" Robin tentu takut jika harus menjawab pertanyaan Rosaline yang dia sendiri tidak tahu jawabannya.

"Yaah kau tidak perlu khawatir, pangeran memang begitu. Kita awasi saja dari jauh" ucap Rosaline kembali tersenyum. "Kau sudah sarapan?"

"Saya... "

"Ayo ikut aku" Rosaline yang tidak ingin mendengar jawaban Robin langsung menarik pria itu untuk mengikutinya.

"Nona, saya harus menjalankan tugas dari pangeran untuk mengawasi Putri Alice selama dia pergi" ucap Robin berhasil menghentikan langkah wanita yang menarik lengannya.

"Kau lebih suka dekat dengan Alice daripada bersamaku?" Rosaline yang mendengar ucapan Robin langsung melepaskan lengan pria itu. "Ya sudah pergi sana!!" wanita itu berlalu meninggalkan Robin yang berdiri bingung.

Royal Prince of AnaphalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang