Sejauh mata memandang dihadapan pria itu hanya terlihat reruntuhan bangunan yang porak poranda. Kobaran api di beberapa titik membuat keadaan semakin mencekam.
Megalo, salah satu kota kecil di dekat perbatasan kerajaan Anaphalis kini terlihat seperti kota mati. Semua penduduk kota itu sudah pergi ke tempat yang lebih aman sejak beberapa hari yang lalu untuk menghindari serbuan dari kelompok bersenjata yang beberapa kali menyerang kota itu.
"Pangeran"
Robin, orang kepercayaan Rhys baru saja datang menyusulnya setelah beberapa hari telah berlalu, sejak malam pesta di istana berlangsung Rhys pergi ke tempat ini.
"Kau datang, apa Raja sudah tahu?" tanya Rhys.
"Iya pangeran. Yang mulia Raja memintaku menyampaikan pesan ini langsung pada pangeran, beliau meminta anda segera mencari tahu dalang dibalik penyerangan ini dan segera mengevakuasi warga dari Megalo. Raja juga sudah menyiapkan pasukan khusus untuk menjaga wilayah Megalo"
Rhys menghela nafasnya, jika itu yang di minta oleh ayahnya, dia sudah berusaha mencari tahu sejak dirinya tiba ditempat ini. Sebagian prajurit juga kini sudah berhasil mengevakuasi warga Megalo ke kota terdekat yang lebih aman. Pasukan yang tiba hari ini bersama Robin bisa langsung mengambil alih penjagaan di perbatasan kota.
"Baiklah. Untuk sekarang kita fokuskan untuk mengamankan kota ini. Minta beberapa prajurit untuk memadamkan api, dan sebagian yang lain tetap berjaga di pos masing-masing" setelah beberapa hari dirinya tiba di Megalo, sudah beberapa kali pula penyerangan terjadi di tempat itu. Rhys tidak bisa merasa aman begitu saja saat menghadapi lawannya kali ini.
"Baik pangeran"
Rhys kembali termenung, cukup sulit mencari tahu siapa orang yang bertanggung jawab atas penyerangan yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Orang-orang yang menyerang datang dengan menutupi wajahnya, pakaian mereka pun sama, hitam. Rhys tidak tahu siapa pemimpin pasukan itu diantara mereka.
"Pangeran!!"
Seorang prajurit mendekati rhys dengan tergesa. "Ada apa?"
"Sekelompok pasukan hitam kembali menyerang Megalo dan menekan perbatasan pangeran, mereka membawa senjata"
Tanpa mendengar penjelasan lebih lanjut, Rhys langsung bergegas menuju tempat dimana terjadinya penyerangan. Bisa terlihat keadaan disana para prajuritnya sudah turun melawan pasukan yang terbilang tidak sedikit. Diantara riuh peperangan terlihat banyak korban jatuh dari dua belah pihak.
"Segera hubungi Robin untuk menambah pasukan, aku akan berusaha menekan musuh"
"Tapi pangeran.."
"Cepat!!"
Rhys tidak bisa melewatkan waktu begitu saja saat melihat prajuritnya semakin tertekan melawan kelompok hitam yang menyerang Megalo. Pria itu segera mengeluarkan pedangnya dan melangkah ke tengah medan pertempuran.
Satu persatu lawan yang menghadangnya jatuh, Rhys berusaha mencari dimana pemimpin mereka berada, dia harus tahu apa tujuan mereka menyerang perbatasan dan membawanya langsung ke hadapan Raja.
Sraak..
Pedang Rhys mengenai leher lawannya, nafasnya memburu melihat kini satu persatu lawannya jatuh.
Braak...
Sraaak..
Ayunan pedangnya berhenti saat pedang salah satu lawannya mengarah pada dadanya. "Apa tujuan kalian?" ucap Rhys tak terlihat takut, sekalipun pedang didepannya bisa menembus dadanya kapan saja.
"Anaphalis" jawab orang itu.
"Serang!!!" pasukan Rhys tiba tepat waktu. Sesaat pria yang mengarahkan pedang pada Rhys kini kehilangan fokusnya. Dengan cepat Rhys mengarahkan pedangnya ke wajah pria itu mencoba membuka kain yang menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Prince of Anaphalis
FanfictionSebenarnya apa yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Apa jika hatimu bergetar saat kedua pasang mata saling bertemu? Atau jika jantungmu berdebar saat tangannya tidak sengaja menyentuhmu? 🏰