A Promise

146 24 1
                                    

Castle Roseville.

Seperti namanya, disekeliling bangunan yang megah itu banyak terdapat bunga mawar beraneka warna bermekaran. Udara pagi yang memasuki kamar juga terasa sangat sejuk karena ada banyak pohon rindang yang tumbuh di sekitar castle.

"Nona Adelia sangat cantik, rambut nona juga sangat lembut" ucap salah satu pelayan yang sedang menata rambut Adelia dan membantu mengenakan pakaiannya.

Wanita itu tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wanita itu tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin. Sampai pagi hari tiba Adelia belum juga bertemu dengan Aron, semalam pria itu juga tampaknya tidak datang lagi ke kamar. Saat Adelia terbangun, tempat tidur disampingnya masih rapi sama seperti saat wanita itu tertidur.

"Duke Aron meminta kami untuk menyiapkan sepatu yang nyaman untuk anda nona" pelayan yang lain datang membawa sepatu dengan hak yang tidak terlalu tinggi untuk Adelia.

"Teriamakasih" Adelia bahkan tidak mengerti darimana Aron bisa tahu semua benda yang biasa dia pakai dengan nyaman. Adelia mengenakan sepatunya, sangat pas.

"Syukurlah, Duke Aron sempat ragu saat mengatakan ukuran sepatu nona Adelia"

"Apa Aron yang meminta kalian untuk menyiapkan semua ini?" tanya Adelia.

"Tuan Duke meminta kita untuk mengganti semua barang yang sudah kami siapkan sebelumnya, Duke Aron bilang nona sedikit kurang suka dengan yang kami siapkan"

"Aah aku tidak mengatakan seperti itu, bagaimana bisa Aron mengatakan jika aku tidak suka" Adelia sedikit tidak mengerti kenapa Aron mengatakan hal buruk tentang semua yang sudah pelayannya siapkan.

"Maafkan kami nona Adelia, Duke Aron sudah menunggu anda di meja makan"

Bagus, Adelia bisa bertemu pria itu sekarang. Banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepalanya, ditambah pagi ini pelayan bilang jika pria itu meminta semua persiapan di tempat ini diganti karena Adelia tidak menyukainya. Hai, kapan dia pernah mengatakan itu?

Setelah melewati lorong castle yang luas menuju tempat makan, kini pandangan mata Adelia bertemu dengan sorot tajam mata pria itu. Aron, pria yang resmi menjadi suami Adelia kemarin kini menatapnya berjalan sampai wanita itu berhasil mendaratkan tubuhnya duduk di salah satu kursi dekat Aron.

Tangan beberapa pelayan kini sibuk menghidangkan makanan yang telah disiapkan, tatapan Aron masih terpaku menatap Adelia membuat wanita itu sedikit merasa gugup. Padahal tadi tekatnya untuk berbicara dengan pria itu sangat besar, "dasar wanita lemah!!" batin Adelia.

"Terimakasih, kalian bisa pergi" ucap Aron pada beberapa pelayan yang berdiri di dekat meja makan.

"Sebaiknya kita makan dulu sebelum memulai percakapan yang pasti akan sangat panjang" ucap Aron saat Adelia hendak membuka mulutnya.

Kedua tangan pria itu sudah sibuk memotong roti panganggang dengan telur setengah matang diatasnya. "Ini menu sarapan kesukaanku. Maaf jika kau kurang menyukainya, kau bisa meminta pelayan untuk menghidangkan makanan yang kau inginkan lain kali" ucap Aron setelah menelan makanan yang ada di dalam mulutnya.

Royal Prince of AnaphalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang