This episode contains mature content. for underages please wise.
Suara deru nafas yang terengah membuat Aron yang masih mempercepat langkahnya semakin terlihat panik. Robin yang dicarinya sejak tadi tidak bisa dia temui di sekitar istana, biasanya pria itu selalu berada di pos penjagaan memantau keamanan. Tidak mungkin Aron langsung melapor pada baginda Raja tentang apa yang sedang terjadi. Kedua orang tua Amelia juga berada disini, sebisa mungkin dia tidak menimbulkan kepanikan ditengah kehadiran keluarga bangsawan senior.
Aron putuskan untuk mencari Robin di pintu belakang istana, atau kamar pria itu. Sejujurnya Aron kesal karena Robin tidak bisa ditemuinya saat dibutuhkan seperti sekarang.
"Aron, kau sudah kembali" Aron menghentikan langkahnya yang terburu-buru. Adelia sudah melihatnya berada di istana, apa yang harus dia katakan padanya sekarang. Situasinya sangat tidak mendukung. "Ayah dan ibu mencarimu karena ingin berbincang banyak hal bersama sambil meminum teh"
"Sudahlah sayang, Duke Aron pasti lelah. Kita bisa berbincang besok saat nyonya Janne juga bersama kita. Sebaiknya kalian istirahat saja, kami juga akan segera pergi ke kamar kami untuk istirahat" ucap Irene yang berdiri disamping putri bungsunya.
"Iya, kalian berdua pergilah istirahat" sahut Jason pada Aron yang masih terdiam ditempatnya.
Mungkin Aron pernah berjanji untuk merahasiakan keberadaan Amelia dari siapapun, tapi di situasi sekarang dirinya harus berbuat sesuatu untuk menyelamatkan wanita itu.
"Ayah.. Ibu.. Maaf" semua orang bingung mendengar apa yang akan Aron katakan sampai harus meminta maaf, pria itu tertunduk menyesali keputusannya untuk merahasiakan keberadaan Amelia.
🏰
Lampu terakhir sudah dilewati Rhys sejak tadi, jalanan penuh semak dan pohon yang tumbuh rindang di kedua sisi jalan menghalangi pandangan, akar yang mencuat keluar dari tanah semakin mempersulit pria itu melangkah di dalam kegelapan. Bagaimana Amelia bisa memutuskan untuk pergi ketempat ini saat malam hari, tempat ini terlalu berbahaya untuk didatangi oleh seorang pria sekalipun.
Cahaya bulan yang terlihat remang mulai muncul dari balik gumpalan awan pekat. Rhys bersyukur karena bisa sedikit melihat keadaan sekitar yang sangat sepi. Sejauh pria itu memasuki hutan Bedford, belum juga dia menemukan rumah petani yang dimaksud tuan Egbert, atau mungkin dirinya tersesat?
Rhys mulai melangkah semakin dalam, pria itu harus memastikan keadaan Amelia yang pergi bersama Jared. Seorang pria yang mencurigakan sejak pertama Rhys melihatnya di toko milik Amelia. Tapi dimana Rhys bisa menemukan keberadaan wanita itu sekarang?
Sraaak...
Suara dari balik semak membuat pria itu semakin waspada. Jika bukan Jared yang Rhys temui, bisa jadi bandit yang bersembunyi di dalam hutan datang menyerangnya.
Taak.. Sraak..
Rhys mengeluarkan pedang miliknya untuk berjaga-jaga, suara akar dan daun kering yang terinjak terdengar semakin jelas tanpa seorangpun menampakkan diri. Dengan kewaspadaan penuh pria itu melangkah mendekat untuk memeriksa apa yang ada di balik semak. Disingkirkannya semak yang tumbuh sebatas dadanya dengan cepat menggunakan pedang ditangannya.
Pria itu terpaku ditempat, melihat hewan yang hanya pernah dirinya dengar keberadaannya dari mulut kemulut, kini dia jelas melihat hewan yang menjadi legenda dengan matanya sendiri. "Cerf" gumam Rhys terlihat kagum melihat hewan bertanduk emas itu melangkah dengan anggun perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Prince of Anaphalis
FanfictionSebenarnya apa yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Apa jika hatimu bergetar saat kedua pasang mata saling bertemu? Atau jika jantungmu berdebar saat tangannya tidak sengaja menyentuhmu? 🏰