Jalanan kota yang biasanya penuh ramai oleh orang-orang kini terlihat sepi. Sang Mentari bahkan sudah bersinar terik diatas kepala, tapi tampaknya sebagian orang lebih memilih untuk tetap berdiam diri dirumah. Hanya beberapa pria berpakaian rompi besi lengkap dengan senjata ditangannya yang terlihat berkeliling di jalanan kota.
Keadaan didalam istana Anaphalis juga tidak jauh berbeda. Setelah kepergian keluarga bangsawan senior pagi tadi, Raja Charles meminta prajuritnya untuk memperketat penjagaan di pintu keluar masuk istana.
Setelah laporan Robin tentang penculikan yang terjadi dikota oleh pasukan bertopeng, tampaknya Raja tidak ingin menganggap remeh serangan pasukan bertopeng. Entah sudah seberapa jauh mereka memasuki wilayah Anaphalis, Raja Charles mengerahkan semua pasukan untuk menjaga seluruh kota dan perbatasan.
Angin semilir di musim gugur berhembus membawa terbang dedaunan menguning yang terjatuh dijalanan. Hampir sejauh mata memandang Anaphalis terlihat kuning keemasan. Pemandangan yang cukup menenangkan untuk dilihat jika bahaya penyerangan tidak datang mengancam sewaktu-waktu.
Dua orang wanita yang terlihat berjalan beriringan di sekitar istana semakin mempercepat langkah. Alice dan Rosaline baru saja memastikan keadaan Adelia yang jatuh pingsan tadi malam, namun siapa yang menyangka jika kabar baik mereka dengar ditengah kekalutan yang terjadi di Anaphalis. Berita kehamilan tentu Adelia membawa kebahagiaan tersendiri di istana.
"Mengapa Adelia bersikeras untuk segera kembali ke Powis?" gumam Rosaline. "Aku mengkhawatirkan keadaannya"
Alice masih bergeming, sudah sewajarnya Adelia menginginkan untuk segera kembali. Keadaan saudarinya yang belum pasti tentu membuat wanita itu khawatir. Semalaman penuh Alice berbincang dengan sang kakak, Alice terkejut saat mengetahui fakta jika saudari Adelia adalah Amelia, wanita yang diselamatkan oleh kak Rhys. Dirinya tidak pernah berfikir jika dunia akan terasa sesempit ini, jika dia tahu Adelia selama ini mencari keberadaan Amelia, sudah pasti dia akan membantu untuk mempertemukan keduanya.
"Apa yang terjadi di pintu gerbang utama?" seru Aosaline membuat Alice tersentak, wanita itu sedari tadi melamun memikirkan semua yang kakaknya ceritakan tadi malam.
"Sepertinya ada yang memaksa ingin masuk, ayo kita lihat" ajak Alice mendekati beberapa prajurit yang sedang beradu mulut dengan seorang pria.
"Kami mohon tuan, kami hanya ingin menyampaikan hal penting" ucap pria itu.
"Tuan Andy sudahlah, kita tidak bisa masuk" ucap wanita yang berdiri di samping pria yang berteriak tadi.
Tunggu, Alice pernah bertemu wanita itu. Wajahnya tampak tidak asing baginya.
"Ada apa ini?" tanya Alice sesampainya wanita itu di pintu gerbang.
"Tuan Putri Alice" semua prajurit yang berdiri disana menunduk memberi hormat diikuti sepasang pria dan wanita yang terlihat terkejut.
"Maaf karena telah membuat keributan di istana tuan Putri. Perkenalkan nama saya Yasmin" ucap Yasmin antusias. "Saya orang yang bekerja di toko roti milik kak Amelia" Yasmin tersenyum lebar berharap wanita itu mengingatnya.
"Pantas saja aku seperti pernah melihatmu, senang bisa bertemu lagi denganmu nona Yasmin. Tapi ada apa kalian datang ke istana?" tanya Alice memandang Yasmin dan Andy bergantian.
"Kami ingin bertemu dengan tuan Duke Aron" jawab Yasmin lirih.
"Maaf nona, tapi tidak semua orang bisa keluar masuk kedalam istana sembarangan" seru seorang prajurit melarang Yasmin dan Andy masuk sesuai perintah Raja.
"Ada hal penting yang ingin saya sampaikan tuan putri, saya harap Putri Alice mengijinkan kami masuk" ucap Andy dengan tatapan memohon.
Yasmin yang berdiri disamping pria itu juga tampak menunduk sedih, "Apa mereka ingin menanyakan keadaan Amelia?" batin Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Prince of Anaphalis
FanfictionSebenarnya apa yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Apa jika hatimu bergetar saat kedua pasang mata saling bertemu? Atau jika jantungmu berdebar saat tangannya tidak sengaja menyentuhmu? 🏰