You, Who're in Front of The Eyes

85 17 1
                                    

Ini merupakan pertama kali bagi Rhys berjalan ditengah ramainya pasar. Meski begitu, semuanya tidak seburuk yang pria itu pikirkan sebelumnya. Biasanya dia harus berjalan perlahan sampai mengendap di tengah hutan agar target buruannya tidak kabur, namun sekarang pria itu harus mempercepat langkahnya agar tidak terpisah dengan Yasmin yang berjalan terlebih dahulu menembus kerumunan orang yang sibuk memilih barang belanjaannya.

Rhys sedari tadi menahan tubuhnya yang sedikit terdorong saat orang-orang disampingnya berjalan, sedangkan Yasmin masih sibuk menawar beberapa barang yang harus mereka beli. Meski tangan kanannya terluka, kedua tangan pria itu penuh dengan kantong berisi barang yang sudah mereka beli, sudah pria itu katakan jika luka kecil seperti ini tidak seberapa baginya. Dia masih mampu melakukan pekerjaan seperti biasa.

Setelah menghabiskan waktu cukup lama didalam kerumunan, keduanya akhirnya bisa keluar dari sesaknya orang-orang di dalam pasar. Yasmin juga sudah memastikan jika dia sudah membeli semua barang yang dibutuhkan dan memutuskan untuk segera kembali ke toko Amelia.

Di jalanan sekitar pasar memang masih terlihat ramai karena banyak berdiri toko-toko kecil. Tidak heran jika beberapa orang memilih berbelanja di sekitar pasar meski harga yang ditawarkan sedikit mahal, orang itu biasanya tidak mau berdesakan di dalam pasar.

".....lakukan dengan benar, Jared"

Langkah Rhys yang tiba-tiba terhenti membuat Yasmin menatap bingung pria itu. Wajah Rhys terlihat waspada menyisir sekitar tempat keduanya berhenti sekarang. Diamatinya orang-orang yang berlalu-lalang di dekat pria itu berdiri.

"Tunggu disini!!"

"Tuan Licht!!" teriak Yasmin tidak bisa mencegah Rhys yang tiba-tiba berlari meninggalkannya.

Meski harus menabrak beberapa orang di depannya Rhys terus berlari menuju gang kecil diantara toko-toko. Pria itu tidak salah mendengar, pria yang bernama Jared juga dilihatnya sekilas pergi menuju gang ini.

"Dimana mereka?"

Rhys yang tidak menemukan siapapun di ujung gang dan memutuskan untuk berhenti berlari. Jalan didepannya juga buntu. "Aku tidak mungkin salah melihat. Siapa yang bersama Jared tadi?" tangan pria itu mengepal merasa kesal karena harus kehilangan jejak pria itu.

Bruk..

"Tuan Licht" Rhys yang duduk di ruangan belakang terkejut melihat Amelia yang sudah duduk didepannya. Wanita itu menatapnya bingung. "Tuan Licht, kenapa anda tiba-tiba memukul meja? Apa ada sesuatu yang mengganggu anda?"

Rhys yang mendapat pertanyaan seperi itu langsung menatap kedua tangannya yang mengepal diatas meja. Dia tadi pasti mengagetkan wanita itu karena rasa kesalnya yang belum hilang.

"Maafkan saya nona Amelia, anda pasti terkejut. Ada sesuatu yang membuat saya sedikit kesal saat di pasar tadi, tanpa sadar saya memukul meja karena teringat lagi" jawab rhys sambil menurunkan kedua tangannya.

"Karena banyak sekali orang jadi pasti ada sesuatu yang berjalan diluar kendali kita" ucap Amelia. "Anda bisa menenangkan diri dengan minum teh hangat. Apa anda mau makan camilan juga?" Amelia yang sibuk menuangkan teh dari teko sambil menawari Rhys makanan membuat pria itu tersenyum sungkan.

"Tidak perlu lady Amelia" Amelia yang mendengar ucapan Rhys langsung terkejut, pandangannya beralih melihat pria yang duduk di depannya itu.

"Tolong jangan memanggil saya seperti itu tuan Licht, jika orang lain mendengarnya bisa saja ayah saya muncul di depan toko ini besok pagi" kedua orang itu tertawa karena ucapan Amelia yang terdengar tidak mungkin terjadi.

"Apa kau tidak merindukan saudari anda lady Adelia?" tanya Rhys sedikit ragu.

Wanita itu menghembuskan nafas panjangnya sebelum benar-benar menjawab pertanyaan Rhys. Matanya terlihat berbinar menerawang, "Saya tidak melihat kebohongan saat Duke Aron mengatakan jika dia mencintai Adelia. Duke Aron pasti bisa membuat Adelia bahagia sekarang, jika dia bahagia saya juga bahagia dengan jalan yang sudah saya pilih. Saya sudah sangat bersyukur karena mereka tidak menghukum mati keluarga saya" jawab Amelia tersenyum.

Royal Prince of AnaphalisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang