Dari pagi pelayan yang bertugas melayani Putri Alice sudah terlihat sibuk, diantara mereka berlalu-lalang menyiapkan keperluan satu-satunya Putri Anaphalis pagi itu. Dari perlengkapan mandi sampai mengenakan pakaian, semua harus sudah tersedia saat Alice terbangun dari tidurnya.
Senyum merekah menghiasi wajah Alice sejak wanita itu membuka mata, pasalnya hari ini dirinya akan pergi berkeliling kota Anaphalis bersama pangeran Shawn. Apa itu bisa disebut kencan?
"Tuan putri terlihat lebih manis saat mengenakan gaun berwarna cerah seperti ini" Alice tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin. Terlihat gaun dibawah lutut berwarna kuning dengan pita merah dipinggangnya, sebagian lengannya yang tertutup tidak menghilangkan kesan elegan dari pemakainya.
"Ratu berpesan, agar tuan putri selalu berhati-hati dan tidak pergi terlalu jauh dari pengawal" ucap Marry yang baru saja mengenakan topi kecil sebagai hiasan kepala Alice.
"Aku mengingat semua pesan ibu, terima kasih Marry" Alice melangkah keluar dari kamarnya setelah selesai bersiap, senyum manis sang putri Anaphalis tampaknya tak pernah hilang dari wajahnya sepanjang hari ini. Langkahnya ringan berjalan menuruni anak tangga menuju kereta kuda yang telah disiapkan untuknya.
"Selamat pagi putri Alice" sapa Shawn memberi hormat diikuti beberapa pengawal yang ikut bergabung dalam perjalanan hari ini.
"Selamat pagi pangeran Shawn" Alice mengangkat sedikit gaunnya dan menunduk hormat.
"Cuacanya terlihat sangat cerah pagi ini, putri Alice juga tampak sangat bersemangat. Anda siap untuk hari ini?"
"Tentu saja" Alice meraih tangan Shawn yang terulur untuk membatunya menaiki kereta kuda menuju pusat kota Anaphalis.
Meski Raja dan Ratu membiarkan keduanya untuk berkeliling kota Anaphalis, tapi penjagaan yang ketat tetap mengiringi rombongan pangeran dan putri dari kedua kerajaan yang berbeda itu.
Sesampainya di pusat kota Anaphalis, tempat dimana pusat perdagangan berbagai macam kebutuhan sehari-hari bisa ditemukan di tempat ini, Alice dan Shawn berjalan di ikuti beberapa pengawal yang mengamankan keduanya.
"Banyak anak-anak yang mengenal anda?" bisik Shawn saat melihat sepanjang jalan keduanya banyak sekali anak-anak yang ingin mendekat pada putri Anaphalis itu.
"Saya selalu menghadiri festival yang biasa di selenggarakan saat musim gugur, disana banyak sekali anak-anak yang berkumpul memainkan banyak permainan bersama, makanan manis juga banyak dijual saat perayaan. Mungkin karena itu mereka mengenal saya" jawab Alice tersenyum.
"Tuan putri" ucap seorang anak perempuan yang tiba-tiba muncul dari kerumunan.
Alice yang merasa terpanggil langsung tersenyum mendekat pada gadis kecil itu.
"Hai" sapa Alice menampilkan senyum hangatnya setelah menyamakan tingginya dengan gadis itu.
"Saya ingin memberikan mawar ini pada tuan putri Alice sebagai ucapan terima kasih karena anda telah membelikan kue manis di festival musim gugur tahun lalu" ucap gadis kecil itu.
"Waah, Terimakasih" Alice menarima bunga mawar yang diberikan padanya. "Semua anak-anak berhak menikmati festival, termasuk kau. Siapa namamu?"
"Nama saya Emma tuan putri"
"Nama yang cantik, terima kasih banyak untuk bunga yang cantik ini, Emma. Kita bisa bertemu lagi saat festival musim gugur yang akan datang" ucap Alice mengusap lembut kepala Emma.
Gadis itu tersenyum dan mengangguk antusias, dia merasa senang karena putri Alice bisa mengetahui namanya.
"Gadis yang lucu" ucap Shawn tersenyum saat mereka sudah melanjutkan perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Prince of Anaphalis
FanfictionSebenarnya apa yang dinamakan jatuh cinta pada pandangan pertama? Apa jika hatimu bergetar saat kedua pasang mata saling bertemu? Atau jika jantungmu berdebar saat tangannya tidak sengaja menyentuhmu? 🏰