step 5

3.7K 309 13
                                    

Pagi ini seperti biasa
Jaemin berangkat ke kantor dengan diantar oleh supirnya paman Kim. Sudah sekitar satu minggu jaemin tak bertemu dengan Mark, tentu saja. Jarak dari Busan ke Seoul memang terbilang cukup jauh. Mark memutuskan untuk tinggal disana selama ia bekerja, serta mengurus perusahaan barunya.

Jaemin bekerja dengan sangat baik akhir-akhir ini, banyak kolega yang sangat puas atas kinerja dari CEO muda itu. Tidak usah diragukan lagi, darimana ia mendapat kecerdasan itu. Tentu saja peran sang ayah lah kuncinya.

Untuk kuliah, jaemin memutuskan untuk mempercepat pendidikannya. Ia sudah mendapatkan gelar sarjana, karena sudah pasti saat ia menjabat sebagai CEO, itu sudah membuktikan bahwa ia sudah bisamenjadi pembisnis handal. Alhasil jaemin tak perlu lagi berkuliah. Ya sama halnya dengan Mark dulu.

"Paman Kim, kenapa berhenti?"
Mobil yang ditumpanginya mendadak mogok

"Saya tidak tahu Tuan. Tunggu sebentar saya cek terlebih dahulu" paman Kim keluar dari mobil dan memeriksanya

"Maaf Tuan, sepertinya saya tidak bisa mengantarkan Tuan sampai tujuan. Ban nya kempes"lanjutnya

"Baiklah, tidak apa apa. Saya bisa naik taxi" jaemin merapikan jasnya setelah itu keluar dari mobil

Kakinya yang jenjang berjalan menyusuri jalanan, melangkah berbarengan dengan orang-orang yang berlalu lalang. Kepalanya celingukan untuk mencari posisi taxi yang bisa ia tumpangi pagi ini. Saat fokus berjalan pelan sesekali mengecek jamnya agar tak telat ke kantor, tiba-tiba jaemin menabrak seseorang

"Aww..." jaemin memekik karena kaget

"Maaf saya tak sengaja" ucap jaemin membungkuk kecil dan segera mendongakan kepalanya. Dan setelah itu....

"Wah kita bertemu lagi" seseorang itu berkata sambil menyeringai kecil

Mata jaemin terkunci dengan manik obsidian milik lelaki bersurai blonde itu

"Kau.." telunjuknya terangkat sambil mengingat kembali lelaki yang sempat membuatnya jengkel

"Iya, ini aku Jeno" dia tersenyum lalu mengulurkan tangannya untuk menggenggam telunjuk jaemin

Jaemin melepaskan telunjuknya dan membuang pandangan ke arah lain agar tak melihat berandalan itu

"Kenapa kau sendiri? Berjalan pula. Kemana mobil mewahmu? Tidak mungkin kehabisan bensin kan?" jeno bertanya dengan sikap menyebalkan nya untuk menggoda lelaki manis itu

"Bukan urusanmu" jawab jaemin dengan nada dingin

"Kau mencari taxi? Tidak akan ada. Ini sudah jam sibuknya mereka. Tidak akan ada taxi yang tersisa di sekitar sini"

"Jangan so tahu" jaemin mendelik karena kesal

"Aku memang tahu. Aku sering lewat kesini. Dan aku yakin, tidak akan ada taxi yang kosong" jeno terus meyakinkan jaemin

"Baiklah. Saya akan pesan taxi online saja" jaemin segera mengeluarkan hpnya untuk memesan taxi

"Akan butuh waktu lama menunggu respon mereka. Itupun kalau kau beruntung mendapatkannya. Kalau tidak?" tanya jeno dengan kekeh

Tanpa memperdulikan omongan jeno, jaemin langsung meluncur ke aplikasi Carmobile, tetapi sang dewi Fortuna sedang tak memihak padanya. Ia belum mendapatkan satupun mobil yang merespon. Ia kembali mengutak-atik, tetapi hasilnya tetap nihil. Entahlah perkataan berandalan itu seperti doa untuknya. Belum selesai jaemin dengan urusan mobil onlinenya, tangan si manis langsung ditarik paksa oleh jeno

"Yak, lepaskan. Ada apa denganmu?" jaemin melangkah tak beraturan karena jeno berjalan sangat cepat

"Kau akan terlambat. Aku berinisiatif mengantarkan mu" genggaman tangannya agak melonggar karena takut jaemin kesakitan

CEO, garang??? (NOMIN and others couple)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang