18. Jebakan

4.3K 422 47
                                    

Hi
Assalamu'alaikum

Sorry lama up, akunku kemarin logout xixi

Terus ada kendala lagi yaitu mager ngetik (ू˃̣̣̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣̣̣ ू)

Anw, jangan lupa vote, komen, share, masukin perpus+reading list yaaa ヾ(^-^)ノ

___________________________________________✏ Percuma mau panjang lebar jelasin kalau dia nggak pernah merasakan hal yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________________________
✏ Percuma mau panjang lebar jelasin kalau dia nggak pernah merasakan hal yang sama. ✏
--------------------------------------------------------------

Dua hari berlalu begitu cepat. Kini kumpulan pria dengan perbedaan usia yang terpaut jauh tengah menunggu di depan ruangan. Tangan mereka saling bertaut dengan harapan yang sedari tadi mereka ucapkan.

Ceklek

Pintu yang sedari tadi mereka tunggu akhirnya terbuka. Memunculkan seorang dokter dengan berkas ditangannya. Dokter tersebut segera menjelaskan isi dari berkas secara singkat dan memberikan berkasnya kepada salah satu pira di sana.

"Seperti dugaan kalian, 99,99% memang cocok," ucap dokter tersebut yang membuat kumpulan pria tadi mengulas senyum lembut dan tanpa sadar meneteskan air mata mereka.

"I-ini benerkan, dok? Terimakasih dok, saya sangat senang mendengarnya. Saya akan naikan gaji dua kali lipat untuk semua yang bekerja di rumah sakit ini," jelas salah satu pria yang paling tua, pria pemilik rumah sakit tersebut.

"Wahh, sama-sama, Tuan. Yang harusnya berterimakasih itu saya, karena sudah menaikkan gaji para pekerja di sini, dan itu semua karena tugas saya selalu dokter di sini," syukur dokter tersebut.

"Tidak apa, saya sedang merasa senang. Kalau begitu, kami pamit dulu ya, dokter," pamit pria yang paling tua.

((o(*>ω<*)o))

Setelah kejadian dimana Ila memberi hukuman kepada Salsa untuk menjadi babunya. Ila selalu mempersulit pergerakan Salsa dan tentunya itu membuat Salsa kesal.

Seperti kejadian kali ini. Ila meminta Salsa untuk membawakan tasnya dan Deron hingga ke kelasnya. Sedangkan yang membuat Salsa bertambah kesal adalah Ila dan Deron sengaja membawa semua buku paket dan buku tulis mereka agar Salsa keberatan saat membawanya.

Lagi pula kelas Ila dan Deron berada di lantai tiga dan tepatnya sangat jauh dari parkiran. Ila dan Deron juga sengaja tidak menaikai lift tetapi memakai tangga. Bisa bayangkan seberapa lelahnya Salsa?

Sepanjang perjalanan pula mereka tak luput dari pandangan semua siswa dan siswi. Memang sudah tidak asing lagi dengan pemandangan berikut karena mereka sudah terbiasa sejak dua hari yang lalu.

NUEVA VIDA (ILA NOT ILE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang