08. Iri

6.8K 724 175
                                    

Hi
Assalamu'alaikum

Ayo vote dong, biar cepet upnya. Jangan bilang lanjutin tapi ngga votmen, biar saling menguntungkan aja.
Sekedar VOTMEN atau follow aja nanti cepet up.

Jangan lupa share ke teman kalian juga ><

_________________________________________✏Saat seseorang kehilangan kesabaran dalam kebaikan, maka perbuatan apa saja yang memicu kejahatan akan dilakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_________________________________________
✏Saat seseorang kehilangan kesabaran dalam kebaikan, maka perbuatan apa saja yang memicu kejahatan akan dilakukan. ✏
-----------------------------------------------------------------


"Atan!" desis Graha memperingati Atan.

"Kenapa sih, Dad? Anak ini emang semakin lama semakin seenaknya sendiri. Apa jangan-jangan dulu lo bersifat sok polos demi nutupin sifat asli lo ini?" ceplos Atan.

"Topeng lo boleh juga, belajar di mana lo bisa bohong dalam waktu belasan tahun ini!" ketus Baron.

"Nggak nyangka emang. Nyesel gue tahu sifat lo sekarang, gue nyesel bersikap baik selama belasan tahun sama sampah kaya lo!" sentak Chiko sambil menunjuk tepat di wajah Ila dan tatapan tajamnya yang tidak pernah hilang.

"Udah? Udah ngebacotnya?" tanya Ila santai.

"Kalian kenapa sih? Kak Ila nggak seperti yang kalian pikirin!" jerit Deron membela Ila.

"Iya, Ila orang baik kok. Kalian jangan ngomong kaya gitu," cakap Salsa lembut.

Ila yang mendengar hanya berdecih sinis ke arah Salsa. Chiko, Atan, dan Baron menatap kagum ke arah Salsa.

"Nggak usah drama lo! Muak gue!" cetus Ila.

"Ila!" sentak Graha, Laurent, Chiko, Atan, dan Baron.

Salsa langsung menundukkan pandangannya. Raut wajah murung tercetak jelas di wajah Salsa. Saat tak ada yang melihat, Salsa diam-diam mengulas senyum sinisnya. Saat itu juga Ila dapat melihat sanyum sinis Salsa.

"Lo apa-apaan sih! Salsa itu baik karena udah belain lo! Lo malah dengan nggak sadar dirinya malah ngatain dia," geram Baron.

"Ila! Apa yang sudah kamu katakan kepada Salsa! Salsa anak yang baik, tidak seperti kamu ini," celetuk Laurent.

"Terserah kalian mau ngomong apa. Lagian mau gue ngomong sampe berbusa pun kuping kalian bakal tertutup setiap dengerin penjelasan gue. Oh iya, buka mata kalian, jangan ditutup soalnya ada bisikan setan, bahaya. Nanti nyesel, nanti nangis," jelas Ila dan langsung beranjak pergi meninggalkan ruang keluarga.

"Tuh, dengerin kak Ila ngomong apa. Deron heran sama kalian, kenapa bisa berubah secepat ini," simpul Deron dan berlalu menyusul Ila.

Sejenak ruang keluarga menjadi hening setelah kepergian Ila dan Deron. Mereka sibuk berperang dengan pikiran mereka sendiri. Salsa yang masih dengan posisi menundukkan kepalanya, mengepalkan tangannya sekuat mungkin untuk meredam emosinya.

NUEVA VIDA (ILA NOT ILE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang