Follow sebelum baca!
Transmigrasi jiwa-fantasi
EILANE VANDELA ZOA LAQUETA seorang gadis yang berusia 17 tahun yang tidak percaya akan kasih sayang keluarga, sahabat atau teman, dan percintaan. Kisah hidup yang yang sangat suram untuk gadis seusiany...
Jam masih menunjukkan pukul 03.21. Terlihat seorang gadis yang sibuk dengan laptop di hadapannya. Jari-jari lentik itu tidak berhenti mengetik deretan huruf dikeyboard.
Mata yang tertutupi kamacata bening itu terus mengerjap menahan kantuk. Otaknya seakan terus dipaksa berpikir untuk menemukan sebuah jawaban. Sudah setengah jam lamanya gadis itu berkutik dengan laptopnya.
Ila tampak tersenyum ketika berhasil mendapatkan apa yang ia inginkan. Ya, gadis tersebut adalah Ila. Untuk apa Ila melakukan kegiatan tersebut di pagi buta? Dan apa yang dilakukan Ila?
Jawabannya adalah Ila sedang berusaha membobol sistem pertahanan perusahaan keluarganya dahulu. Laqueta's Company namanya. Perusahaan yang berada di urutan ke dua di dunia.
Karena semenjak keluarga Laqueta tiada. Perusahaan sementara berada di tangan Didi. Ada yang masih ingat dengan Didi? Kalau lupa bisa baca di chapter 01.
Setelah melakukan segala cara yang dapat membuahkan hasil. Ila segera melangkah ke arah ranjangnya dan bersiap untuk tidur.
"Hari yang melelahkan, semoga esok menjadi hari yang menyenangkan."
(*＾＾*)//
Pagi ini keadaan di Adibash High School tengah ramai. Banyak siswa, siswi, guru, maupun pekerja yang lain tengah membicarakan berita yang baru saja mereka dapatkan.
Karena berita di mading yang baru saja mereka lihat, sebuah berita yang membuat warga sekolah menggeleng tidak percaya. Namun, tak banyak dari mereka yang menggunjing dan membela tokoh utama dalam berita tersebut.
Isi dari berita tersebut adalah Ila yang mengenakan pakaian tak pantas atau kekurangan bahan. Bukan hal itu saja, tetapi dengan posisi Ila juga yang mereka bahas.
Dalam foto tersebut, Ila tengah duduk dipangkuan seorang lelaki paruh baya dengan pose yang sangat intim. Juga terdapat foto di mana Ila tengah berciuman dengan lelaki paruh baya, tetapi berbeda dengan lelaki yang tadi.
Cira dan Gladis yang mendengar berita tidak benar itu sudah mengamuk. Jangan lupakan Orsan, Sello, dan Faiq yang memukul pria yang berani menjelekkan Ila. Dimana Ila dan Deron? Jawabannya mereka belum tiba di sekolah.
Dibalik kerusuhan dilingkungan sekolah ini. Ada seorang pria yang tersenyum dibalik layar laptop.
"Ini baru awalan, tunggu saja permainan sebenarnya," gumam pria itu.
