Pertemuan

8.2K 540 112
                                    

Ini cerita pakek bahasa aku kamu, bukan aku kau. Kadang akan sangat lokal sekali ya bunda-bunda sekalian. Eh adakah panda? Ok silahkan dilanjutkan halunya. Sekian......







"Nenek!!"
Teriakan perempuan cantik berumur kurang lebih 6 tahun mengejar neneknya yang sedang merentangkan tangannya lebar-lebar di depan rumah.

Sedangkan pria berjas di belakang anak itu menghela napasnya kasar. Memiliki anak di usianya yang masih muda memang sedikit menguras tenaga karena dia harus mendidik si anak agar tidak kekurangan kasih sayang.

Sang nenek pun memeluk tubuh si kecil dengan gemas.

"Uuhh cucu nenek akhirnya mengunjungi juga. Gimana sekolahnya?" Si nenek terus mengecupi pipi anak itu.

"Seru nek. Coba lihat, kemarin gambaran Yiyi dapat nilai bintang 5 loooh" celetuk si kecil dengan bibir kecilnya. Tentu saja si nenek gemas, lalu menanggapi si kecil dengan nada sedikit tidak percaya.

"Benarkah? Wahh pintar ya cucu nenek."

"Iya dong. Kan anaknya Papa."

Baru wanita setengah abad itu menatap putra semata wayangnya. Dia berdiri untuk menyambut pelukan anaknya.

"Gimana kerjaan?"

"Biasa aja. Cuman keliling bareng klien."
Ujar si putra

Langkah mereka beriringan masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan sesi bicara.

Wanita itu memberikan teh hangat seperti biasanya. Yibo hari ini menyempatkan waktunya mengunjungi ibunya yang sudah lama tidak dikunjungi karena memang Yibo memilih bekerja di luar kota.

Setiap sebulan sekali dia membawa putri kecilnya mengunjungi si nenek.

"Bo,"

"Hn" Beginilah Yibo, harinya cuman bekerja untuk anak menjadi pengurus perusahaan kecil almarhum ayahnya.

Ibunya udah pasang muka melas banget. Gimana Yibo nggak kasihan? Orang ibunya paling bisa banget buat Yibo nggak bisa gerak.

"Kamu nggak pengen nikah?"

Kan bener, masalah itu lagi yang dibahas ibunya.

"Paan sih Bu, udah dibilang, Yibo belum mau mikir. Ziyi masih betah kok main sama Yibo."

"Kok jadi Ziyi sih? Kamu itu yang ibu bicarain. Nggak pengen apa diurus istri?"

"Enggak. Banyak pembantu. Dah cukup." ujar Yibo final sebelum benar-benar menghilang dari hadapan ibunya.

Ibunya langsung masang muka keselnya. Kan dia juga mau punya mantu lagi kayak temen-temen arisannya. Nanti pas kumpul-kumpulkan bisa tu mantunya disombong-sombongin kayak yang lain.

"Jomblo kok betah. Bo, Yibo." Dengus ibunya.

(っ´▽')っ

Udah demi apa, Xiao Zhan capek banget pulang dari nyari kerja. Abis interview di salah suatu sekolah. Meski tadi rada nggak yakin tapi syukurnya dia bisa menjawab pertanyaan kepala sekolah tadi secara lancar. Sukses deh buat nanti kalau keterima.

"Mamaaaah!!"

Di sebuah rumah sederhana, Zhan masuk langsung melempar tas selempangnya. Cuaca panas banget di Beijing. Gila, Zhan hampir mati kepanasan. Lebai banget.

"Kumat teriak-teriaknya." muncul dari kamar seorang wanita cantik punya wajah mirip Xiao Zhan. Cantik banget. Kayaknya Zhan tahu nih darimana dia mendapat kulit putihnya.

Akan Kujaga Hati Bapakmu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang