Tigabelas

2K 273 31
                                    

Aku dulu nggk suka ff lokal,  tapi mlah bikin ff lokal.



Mantebpin hati buat ngambil suatu keputusan itu sulit. Palagi kalau keadannya genting, mau nggak mau Yibo kembali ke rumah sederhana yang nyaman ketika dipandang. Sekarang dia lagi di area rumahnya Zhan. Dia mikir keras selama 30 menit di dalem mobil. Mau masuk tapi malu.

Di halaman ada satu motor yang pasti itu bukan motornya Xiao Zhan atau ayahnya. Bukan ngerendahin tapi setahu Yibo keluarga mereka nggak ada kendaraan.

Tukling,

Pesan masuk ke hpnya Yibo. Itu dari mamahnya, katanya Ziyi kenak tipes. Terus lagi naik demamnya di rumah sakit.

Yibo makin nggak tenang. Anaknya sakit bikin dia begitu khawatir. Yibo nggak bisa kehilangan hartanya. Dia bakalan lakuin apapun demi anaknya. Kalau kudu bawa Zhan ke Ziyi bisa bikin ank itu sembuh bakal Yibo lakuin.

Pria itu keluar dari mobil dan berusaha kuat natap wajah yang udah lama nggak di lihatnya. Yibo ngetuk pintu yang daun pintunya kebuka satu.
"Permisi" ujarnya.

Suara gemuruh di dalam rumah pun hilang setelah Yibo salam. Yibo nunggu di depan pintu agak lama. Kemudian keluar wanita cantik berbaju hijau lumut.

Wanita itu terkejut lantaran rumahnya didatangi malaikat tampan. Selalu sungkan ketika ada bosnya Xiao Zhan, mengingat perusahaan Wang itu tidak main-main kelasnya. Suaminya saja mendapat gaji yang bisa dibuat menyicil hutang mereka yang satu dua gunung.

"Eh. Bapak bosnya Zhan ya?"

Yibo deg-degan demi. Dia berdiri aja tiba-tiba tremor, koplok ges.
"Iya,  Xiao Zhannya ada, tante?"

"aduh lagi kerja pak" jawab resah Kristal Jung.

"Oh.." Yibo nggak tahu kenapa dia jadi kecewa Xiao Zhannya udah dapet kerja. Cepet banget dapetnya. Munculah perasaan penasaran dimana tempat kerjanya si kelinci itu. Iya kaya Ziyi Zhan itu kelinci.

"Mari, pak masuk dulu."
Tawar kristal meski di dalam ada cowok lain. Astaga bukan selingkuhan ya.

"Buk, maaf. Saya pamit"  ada cowok kayak serba item pakek masker skuba dia bawa tas punggung sama jaketan gitu, keluar dari dalem rumah.

"Oh ya mas ati2 di jalan." Kristal Jung menepuk punggungnya.

Yibo mantengin mereka doang, kalao diliat sih kayak rentenir. Cuman kok tumben baik. Biasanya kan renternir kejam macam dakjal.

"Iya buk. Mari pak" sapa si cowok. Yibo cuman senyum tipis banget.

"Hn" Yibo ngangguk. Males banget anjai senyum. Penasaran sih siapa kira2.

Setelah kepergian si rentenir baik hati itu Kristal mendahului Yibo masuk ke dalam rumah. Ya kan dia yang punya. Yibo nurut aja di belakang. Mayan ngorek info bentar. Sapa tahu ada yang penting. Modus gembel.

"Silahkan duduk." Kristal senyum, anjir persis Zhan senyumnya. Manis. Jangan sampek dia nikung pak Xiao Shan tolong. Cukup jadi calon mantunya. Astaga halu.

"Maaf, tadi siapa, tante?"

Ibunya Zhan celingak celinguk kayak orang bingung, tangannya nggaruk lehernya. "Biasa pak orang bank" ujarnya tersenyum.

"Tante ada hutang?" Astaga kenapa makin kepo ya. Mana mulutnya frontal lagi nggak ada rem.

Kristal merasa malu. Namanya juga orang tidak terlalu kaya. Keluarganya serba cukup. Cukup untuk makan dan membayar kekurangan bunga dan hutang pada bank.
"Ya gitulah, Biasa namanya orang bawah ya pasti nggak lepas dari hutang pak."

True, no debat.

"Duh tante, Jangan panggil pak. Saya nggak tua2 amat."
Yibo sungkan sama orang tua. Gitu-gitu dia orangnya menghormati orang tua apalagi perempuan. Soalnya kerasa kayak lagi ngomong sama ibuknya. Tahukan ibunya itu single parent karena ayahnya udah nggak ada.

Akan Kujaga Hati Bapakmu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang