Delapan

2.2K 286 61
                                    

Hari ujian untuk sekolah dasar sudah dimulai. Pagi ini Wang Ziyi dan teman-temannya sedang menjalani ujian kenaikan kelas. Begitu serius Ziyi mengerjakannya bahkan bibirnya ikut bergoyang-goyang ngikutin tangannya nulis.

Hari ini pelajaran matematika dia mengerjakan soal dengan cepat. Lalu dia segera menumpuknya.

Kemudian dia istirahat. Selama istirahat dia menyantap bekal dari Gegenya. Dia melahapnya senang.

Beberapa saat ada temannya yang duduk di sampingnya sambil membawa jajan dari kantin. Ziyi memang tidak banyak teman jadi dia selalu sendiri.

"Ziyi. Itu bekal dari Mama ya"

"Bukan" jawab Ziyi.

"Oh. Aku kira dari mamamu. Eh Ziyi. Tadi pagi Mama bawain bekal Meimei loo. Enak banget. Yakan Mei" ujar gadis yang membawa jajan dari kantin.

Ziyi seketika tidak suka. Dia memang sering mendengar teman-temannya pamer soal mama. Makanya dia lebih suka menyendiri.

"Mama mu mana Yi. Kok kita nggak pernah liat?" sahut Meimei.

"Pergi"
Jawab Ziyi ketus. Nafsu makannya jadi hilang karena mereka pasti mengejeknya lagi. Dua anak itu selalu mengejek Ziyi yang hanya memiliki Papa. Karena Ziyi selalu diam ketika ditanya 'Mamamu mana?'.

"Wah pasti Ziyi nakal kan di rumah. Aku kalo di rumah itu bantu-bantu mama loh."

"Iya aku juga. Aku kan anak baik. Jadi Mama selalu di rumah."

Ziyi meremas tangannya. "Halah! Aku lho punya dua ayah. Wlek! Ayah kalian cuman satu kan. Enak lo ayah ada dua. Bisa minta gendong sana sini. Terus bisa ngasih mainan boneka banyak! Emang kalian punya satu ayah. Wlek. Daaaaaa aku mau makan bekal dari ayah. Buai" Ziyi dengn rasa dongkolnya pun pergi dari kelasnya terus grusak grusuk sendiri di kantin.

Dia duduk sendirian, lalu makan lagi bekal nasi gorengnya. Jadi hambarkan makannya. Humb. Kesel.

"He makan tu pelan-pelan"
Seorang anak laki-laki pipinya gembul duduk di samping Ziyi.

"Apasih. Sana maen cupang ae." kata Ziyi. Ini anak memang kalau sedang disekolah pasti berbeda jika di rumah. Soalnya kalau di rumah ada ayahnya. Hahaha. Takut dimarahi karena perempuan kok grusak grusuk.

"Ye. Ditemenin juga."
Si anak laki-laki nyodorin coklat. "Nih daripada misuh-misuh" ungkap si anak lelaki tadi, pakek ngasih sebungkus kotak warna ungu. Makanan kayaknya.

"Apaan nih?"

"Tahi." jawaban itu anak bikin Ziyi mau ketawa. "Ya bisa diliat itu coklat. Achel pergi dulu ya."

"Hm" Ziyi mau ketawa liat muka Achel yang kayak kesel. Salah sendiri ganggu orang makan. Jadi makin nggak nafsukan makannya gegara coklat. Dah lah buat ntar siang wae.

😆😆😆

Minggu depannya, Ziyi keluar kelas sambil jejingkrakan. Pasti nanti ayahnya bakalan seneng. Jadi Ziyi lompat-lompat sampai ke parkiran.

"Papaaaa!!" teriaknya pas liat papanya nyender di mobil abis pulang dari kantor juga.

"Hai" sapa Yibo, "Gimana hasilnya?" Yibo ngusap rambut anaknya.

"Liat niii.. Aku dapet 75 bahasa inggrisnyaaaaa. Ziyi udah gak remidi dong" Ziyi dengan bangga nunjukin hasil kerja kerasnya sendiri. Beneran nggak nyonytek ya. Yang nyontek satu kelas tapi Ziyi nggak mau nyontek. Ayahnya bilang kudu jujur. Tuh kan anaknya bapaknya.

"Bagus. Pulang ya makan siang. Tadi Zhan Ge masak lada ayam hitam"

"Wah mantab! Yok. Ziyi laper"

Mereka masuk ke dalam mobil. Lalu mobil itu berjalan meninggalkan perkarangan sekolahan. Dua orang ini jadi ketagihan sama masakan Gegenya. Hahaha jadi tiap pagi Xiao Zhan selalu nyempetin buat masak di rumah terus dijemput deh sama Mas calon. Ehek. Ngarep banyak boleh lah ya.

Akan Kujaga Hati Bapakmu✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang