"Pak, saya mohon lepaskan saya.... pak..."
Nadia terus saja menangis dan berusaha membuka pintu. Kadang ia juga menyatukan tangannya di hadapan Jason dengan takut. Kenapa ia yang harus dibawa? Apa salahnya? Nadia benar-benar takut bersama pria asing ini.
"Diam!" Bentak Jason yang sedari tadi diam. Ia jengkel dengan ocehan dan tangisan Nadia.
Jason semakin melajukan kecepatan mobil. Hati Nadia semakin berguncang, ia belum pernah mengendarai mobil secepat ini. Ia berdoa dalam hati agar tidak terjadi sesuatu yang buruk. Jika ia harus kecelakaan, mungkin lebih baik dari pada harus diapa-apakan oleh orang ini.
Jason semakin gila mengendarai mobil hingga beberapa lampu merah ia terobos.
Nadia hanya bisa menangis dan berdoa, menakutkan sekali suasana di sini. Nadia sangat takut sekali.
"Hoi sialan bangsat! Mau ngerem bilang anjing!" Maki Jason saat ada motor di depannya tiba-tiba berhenti kemudia berbelok secara tiba-tiba.
Nadia semakin takut mendengar teriakan Jason saat ini. Pria itu seperti tidak dapat mengontrol emosinya. Nadia benar-benar tidak tahu orang seperti apa yang bersamanya saat ini.
Setelah memaki Jason mengembalikan kecepatan mobil hingga menuju sebuah bangunan besar. Mobil itu memasuki gerbang dan segera berhenti di depan pintu rumah.
Jason keluar dengan tidak sabaran. Pontu mobil ia banting hingga terdengar suara nyaring membuat Nadia tersadar jika mobil sudah berhenti.
Jason segera berjalan lewat belakang mobil dan segera membuka pintu penumpang. Ia segera menarik dan menyeret Nadia untuk mengikutinya.
Jason tidak peduli gadis itu meronta, bahkan matanya seolah buta dan telinganya seolah tuli. Ia tidak peduli dengan pemberontakan dan tangisan Nadia. Yang ia lakukan hanya menyeret gadis ini tanpa peduli apapun.
"Pak... saya mohon tolong jangan apa-apakan saya hiks... biarkan saya pergi hiks...." tangis Nadia yang sudah diseret Jason setelah keluar dari mobil.
"Ya Allah pak, tolong... jangan... Pak... hiks... hiks..."
Nadia masih berusaha melepaskan cengkraman Jason yang sangat kuat itu. Tubuhnya ia tekan sekuat tenanga agar dapat menahan pergerakan Jason.
Namun, bagai banteng Jason tidak terhentikan walau sekuat tenanga Nadia berusaha. Tangan kanan Nadia sangat sakit, itu akibat tarikan cengkraman Jason dan juga dirinya yang berusaha melepaskan siri.
"Saya mohon Pak... tolong lepaskan saya.... hiks..."
Bahkan saat ini kaki Nadia mungkin sudah tergores tangga yang ia lewati karena Jason menariknya layaknya barang. Ia masih berusaha melepaskan diri, jika ia bisa membuat dirinya dan pria ini terjatuh dari tangga kemungkinan ia dapat melepaskan diri.
Saat Jason tengah sibuk membuka sebuah pintu, Nadia merasakan adanya kesempatan. Ia segera menggigit tangan Jason dengan giginya.
"Sialan!" Umpat Jason merasakan sakit di tangannya.
Saat itu juga Nadia gunakan untuk kabur dari sana. Namun nahas, kepalanya tertarik saat hijab yang ia gunakan ditarik oleh Jason. Hal itu membuat Nadia terjatuh. Ia masih menangis dan masih berusaha hingga terdengar suara robekan.
Nadia berhasil meloloskan diri walau hijab syar'inya robek. Ia segera berjalan menuju arah tangga untuk segera lari dan meminta bantuan ke siapapun.
"TOLONGGGG!" Jerit Nadia. Ia tidak yakin jika di rumah sebesar ini tidak ada orang. Tidak mungkin hanya orang ini yang meninggali rumah sebesar ini sendirian.
"TOLONG SAYA TOLONG!!!" Teriak Nadia turun dari tangga dengan terburu-buru.
"Siapapun tol-- ARKKK!!!" Jerit Nadia saat tubuhnya tiba-tiba diangkat tepat di pinggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Gus
General Fiction-END- [JANGAN LUPA FOLLOW, TERIMA KASIH] Menjadi Gus dalam waktu tiga bulan? Terdengar sangat mustahil. Namun ingat, tidak ada kata mustahil di dunia jika Allah sudah berkehendak. Reinaldo Jason Candra, CEO Perusahaan manufaktur sektor furniture ter...