Chapter 38

19.7K 1.6K 72
                                    

Setelah Nadia tidur dikamar Jason, kamar ini mengalami sedikit perubahan. Ada beberapa barang yang sudah ditambahkan. Dan yang membawa masuk adalah Jason sendiri. Pria itu sungguh tidak ingin kamar ini disentuh siapapun kecuali ia dan istrinya. Oh, jangan lupakan kakaknya yang pernah tidur dikamar ini dahulu.

Beberapa hari pula Nadia juga belum terbiasa saat ia bangun mendapati wajah suaminya yang dekat. Padahal saat hendak tidur mereka saling berjauhan. Tetapi, saat Nadia bangun, wajah Jason hanya tinggal berjarak beberapa centi dari wajahnya.

Hal itu membuat Nadia cukup merasa aneh saat bangun tidur melihat wajah damai suaminya. Walau Nadia akui Jason sangat tampan dengan wajah polosnya. Namun tentu saja tidak baik untuk kesehatan jantungnya.

Satu dua hari Nadia memang belum terbiasa. Hingga dua minggu akhirnya ia lumayan dapat menerima kenyataan. Walau dalam hati masih terasa aneh karena mereka tidur berjauhan kenapa paginya dapat berpelukan? Tetapi Nadia tidak pernah menanyakannya pada Jason.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sepertinya sedang ada yang kehabisan obat," guman Christian yang datang dengan laporan. Bagaimaa tidak ia mengatakan hal seperti itu. Karena Jason beberapa hari ini tersenyum-senyum sendiri. Itu cukup mengerikan, mengingat ini adalah area ruangan suci keramat.

"Hah... kamu merusak mood saya saja," kata Jason kemudian berfokus kembali pada laptopnya.

"Anda mengerikan Pak," balas Christian bergidik ngeri.

"Oh iya, kamu yang menghubungi istri saya kemarin?" Tanya Jason teringat sesuatu. Christian hanya mengangguki, jangan ditanya ia mendapat nomor Nadia dari mana.

"Hm, itu karena anda sudah tidak masuk dua hari? Apakah anda lupa jika ada rapat penting membahas masalah produk baru perusahaan?" Omel Chrsitan membuat Jason menghela nafas.

"Saya sakit," kata Jason singkat padat dan jelas.

"Hah? Anda bisa sakit?" Tanya Christian seolah tidak percaya.

"Yah kamu kira saya bukan manusia tidak bisa sakit?" Tanya Jason tidak terima dan langsung menaikkan nada suaranya.

"Kata Bu Hera anda setan Pak," balas Christian membuat Jason menghela nafas. Ini orang berpura-pura bodoh atau bagaimana sih?

"Tapi terima kasih, berkat kamu saya mendapat apa yang saya inginkan. Kamu memang sekretaris pribadi yang baik," kata Jason membuat Christian bingung.

"Obatnya memang beneran habis," kata Christian memilih keluar ruangan sebelum ia terinfeksi virus senyum-senyum tidak jelas dari Jason.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Malam ini Nadia tidak dapat tertidur, namun ia hanya diam dan memejamkan matanya. Berharap dapat segera menyelami alam mimpi.

Namun tidak, Nadia justru merasakan pelukan ditubuhnya. Apa Jason sudah tertidur dan memeluknya tanpa sengaja?

Nadia berusaha berbaik sangka saja. Tidak lama ia merasakan sebuah kecupan didahinya. Tidak mungkin bukan orang yang sedang tertidur dapat mencium dahinya.

"Hah... kapan terakhir aku dapat tidur dengan bahagia saat melihat wajah perempuan disampingku?"

Nadia hanya diam, dugaannya benar jika Jason beluk tertidur. Jadi, selama ini yang memeluk duluan adalah suaminya?

"Trakhir saat tidur bersama kak Hera."

Nadia hanya diam, tidak berniat membuka kepalanya. Ia hanya menyimak apa yang dikata Jason.

"Aku berasa menjadi seorang pencuri saat menciummu diam-diam seperti ini. Sampai kapan kamu menerimaku seutuhnya?"

Batin Nadia terdiam, ucapan Jason barusan menunjukkan kekurangannya sebagai istri. Nadia merasa bersalah, jika Jason menginginkannya? Kenapa pria itu tidak memintanya sendiri?

Mendadak GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang