Chapter 33

19.8K 1.6K 47
                                    

"Meeting selanjutnya?" Tanya Jason lelah, ia baru saja keluar dari ruang meeting dan lihatlah penampilannya, berantakan. Sudah tidak serapi pagi tadi. Itu karena Jason sangat bosan dengan beberapa meeting hingga membuatnya tampak acak-acakan.

"Ada dua klien yang menawarkan jam meeting yang sama," balas Christian menatap tabletnya ragu.

"Dua?" Tanya Jason bingung, bagaimana ada dua jadwal crash diwaktu yang sama?

"Pertama dari Enternity group, mereka mengatakan tidak ingim mengganti jadwalnya karena kita sudah menunda pertemuan tiga kali."

"Skip!" Kata Jason yang masih dendam dengan perusahaan tersebut..

"Yang kedua Frandy Group, dengan lima kali penundaan. Namun saya rasa CEO mereka tidak keberatan jika—"

"Kita datang yang itu," balas Jason melanjutkan jalannya.

"Baiklah Pak," balas Christian mengikuti Jason dari belakang serta menghubungi perusahaan Enternity untuk pembatalan jam pertemuan.

"Hah... lelahnya..." kata Jason mendudukkan tubuhnya dikursi empuk mobil kantor.

"Boleh saya ajukan pertanyaan?" Tanya Christian yang sedang mengemudi.

"Hm?" Balas Jason yang masih sibuk menatap laptopnya.

"Mengapa anda seolah menganak emaskan Frandy Group? Maksud saya saat ada jadwal crash seperti ini, anda pasti mencari keuntungan yang lebih besar. Terlepas masalah anda dengan Enternity."

Jason menatap Christian yang ada didepan dengan tatapan datar. Kemudian ia menghela nafas.

"Kamu belum tahu ya? Padahal setelah dia pergi kamu yang datang," kata Jason santai.

"Maksud anda?" Tanya Christian semakin bingung.

"Frandy group adalah perusahaan besar pertama yang bekerja sama pada HJN. Walau untuk saat ini memang tidak seberapa, namun mereka tetaplah perusahaan senior dalam dunia kerja sama HJN."

Jason memperbaiki duduknya, ia teringat masa lalu kemudian tersenyum sedikit.

"Selain itu, kamu tahu CEO Frandy Group saat ini?" Tanya Jason kembali dan Christian mengangguk.

"Bapak Rendy Argantara, jika tidak salah beliau selalu sabar saat menghadapi HJN."

Jason tersenyum mendengar ucapan Christian yang terdengar masih kebingungan.

"Bukan sabar Chris, tapi kita saling menghormati." Jason mengoreksi kata-kata sekretarisnya tersebut.

"Maksudnya?"

"Rendy Argantara adalah mantan sekretaris pria ku yang pertama."

Mobil langsung terhenti, Jason mengira Christian kaget. Ternyata memang lampu merah. Tapi melihat ekspresi Christian, cukup menunjukkan jika pria muda itu terkejut.

"Bapak Rendy sekretaris anda?" Tanya Christian tidak percaya.

"Yah... dia awalnya orang suruhan Bu Hera biasa. Kamu tau saya benci sekretaris perempuan yang menyusahkan bukan? Maka dari itu Bu Hera menjadikan Rendy sebagai sekretaris saya. Karena Rendy juga pada dasarnya orang yang urakan seperti kalian dan saya sendiri."

"Bisa diperhalus bahasanya Pak?" Tanya Christian dan Jason tertawa.

Memang, rata-rata karyawan HJN adalah para preman jalanan. Namun mereka benar-benar mengerti dimana harus bersikap. Jangan ditanya, itu karena Hera memposisikan mereka yang sifatnya hampir sama dengan Jason.

"Hahaha, mengapa tidak? Benar bukan? Saya pernah lihat kamu dibalapan liar waktu kuliah. So sexy when fondling girl on the hood."

Christian menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Jason. Ia tidak ingin teringat masa muda sialannya kembali.

Mendadak GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang