Chapter 32

19.7K 1.6K 36
                                    

Hampir tiga jam perjalanan karena macet. Akhirnya mobil memasuki gerbang rumah yang besar. Nadia dapat memperhatikan halaman rumah yang sangat panjang.

Ia ingat waktu dibawa ke rumah ini. Mungkin itu masih menjadi trauma terburuknya. Namun Nadia berusaha melawannya demi Jason. Bagaimanapun pria itu sudah menjadi suaminya saat ini. Ia juga tidak mungkin menentang permintaan suaminya.

Saat masih memperhatikan sekeliling, Nadia merasakan mesin mobil yang berhenti dan tak lama disusul pintu yang terbuka dari sisi kanannya. Nadia menoleh melihat Jason sudah keluar dan langsung berjalan kesisi pintunya.

Tidak lama Nadia merasakan pintu disampingnya terbuka.

"Ayo, hati-hati kamu pasti lelah," kata Jason memberi uluran tangannya.

Nadia mengangguk dan menerima uluran tangan suaminya. Saat ia sudah berdiri diluar dengan sempurna. Jason melepaskan genggamannya pada tangan Nadia.

Saat itu Nadia langsung menoleh, ternyata Jason mengambil koper dari bagasi. Setelah mengambil satu koper kecil yang hanya berisi sedikit barang Nadia. Itu karena Jason menyuruh istrinya membawa sedikit barang yang memang penting. Untuk urusan lainnya akan Jason persiapkan sendiri.

Jason langsung menarik lembut tangan Nadia dengan tangan kanannya. Tangan kirinya ia gunakan untuk menyeret koper. Kemudian keduanya masuk rumah.

Saat berada didalam, Nadia cukup kaget dengan semua lampu yang menyala. Ruangan luas ini sungguh terang. Perasaan, saat itu ruangan ini cukup gelap. Entah gelap atau terang, Nadia juga tidak terlalu mengingatnya.

"Sudah datang? Makan malam dulu," ucap suara membuat keduanya menoleh.

"Mari," kata Jason menarik tangan Nadia membawanya menuju meja makan.

Saat berada dimeja makan, Nadia hanya tersenyum canggung. Karena disana ada adek ipar dan saudara iparnya. Sebenarnya Nadia bingung ingin memanggil Nathan apa? Harunya adek ipar bukan? Tapi mengingat usianya, sangat tidak sopan ia memanggil pria yang lebih muda satu tahun dari suaminya itu adek.

"Ayo kak dimakan, aku yang masak loh," ucap Keyla istri Nathan kepada Nadia.

Nadia tersenyum canggung, ya ampun ia bingung harus bersikap seperti apa. Apalagi ia yang paling muda disini.

"Jangan panggil saya kak, saya lebih muda dari kak Key," balas Nadia serba tidak enak.

"Walaupun begitu tetap kakak ipar kan?" Balas Keyla sambil tersenyum.

"Sudah Sayang, jangan membuat istrinya Jason malu. Kita nikamti saja makan malam bersama terakhir ini," kata Nathan membuat Jason seketika menatap adiknya penuh penuntutan.

"Makam malam bersama terakhir?" Tanya Jason menuntut.

"Yahh... gue dan Keyla ingin pindah," jawab Nathan santai.

"Tapi lo kok gak beritahu gue dulu?" Tanya Jason tidak percaya.

"Mangkanya ini gue mau omongin," balas Nathan masih dengan nada yang santai.

"Tapi—"

"Jay, gue juga ingin kali berdua sama istri gue," potong Nathan.

"Oh, jadi selama ini gue ganggu?" Tanya Jason dengan nada yang tidak enak. Ia melupakan para istri disini.

"Bukan begitu, yah walau kadang ganggu sih. Tapi gue kan ingin tinggal di rumah gue sendiri. Noh rumahnya kosong, gimana kalau jadi angker?"

Jason menghela nafas, yah ia sadar tidak selamanya ia akan tinggal bersama adeknya. Namun ini yang tidak disukai Jason dari Nathan. Memberi informasi yang terlalu mendadak.

Mendadak GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang