Chapter 29

19.9K 1.7K 82
                                    

Dua hari setelahnya pernikahan Jason benar-benar akan dilaksanakan. Walau kondisi Jason masih belum benar-benar pulih. Pasalnya bekas luka pukulan ustad Fian masih membekas diwajah tampan Jason.

"Besok kamu menikah tapi wajahmu masih seperti itu?" Tanya Adi saat berbicara kepada adik iparnya.

"Yah mau bagaimana lagi kak?" Balas Jason terlihat pasrah.

"Ya sudah persiapkan saja dirimu besok, kakak harus pulang dulu." Adi berdiri kemudian pamit dan menemui istrinya untuk pulang.

Pagi ini acara pernikahan akan dilakasankan dipesantren. Jason hanya ingin acara ini dilaksanakan di pesantren. Bukan karena apa, namun ia juga menghormati keluarga Kyai serta tidak ingin istrinya nanti menjadi sorotan media.

Bahkan untuk hari ini Jason mengeluarkan banyak biaya untuk menutup akses media. Menjadi pembisnis besar dan kabar hilangnya ia satu minggu saja itu sungguh merepotkan.

Saat tengah menunggu kakaknya, ternyata tidak menyangka Hera dan keluarganya datang bersama Rafael serta pacarnya.

"Loh, kok kak Rafael disini?" Tanya Jason bingung.

"Salahkan dek ipar yang menghubungi Rebeca untuk membantu lukamu itu," kata Rafael menatap Adi malas.

Adi hanya tersenyum, karena tidak tega melihat wajah Jason yang masih membiru. Adi meminta bantuan Rebeca untuk membantu Jason. Tentu saja ditemani Rafael, apa tega desainer tampan itu membiarkan pacarnya datang sendiri. Ingat kakak Hera itu sangat posesive dibalik sikap dingin dan koplaknya.

"Ya sudah ayo Jas," kata Rebeca yang memang sudah mengenal Jason lewat Rafael. Dunia itu sempit, teman Adi itu teryata pacar dari kakak Hera.

"Maaf kak bukan mahram," kata Jason memundurkan beberapa langkahnya.

"Mahram?" Tanya Rebeca bingung, ini nih islam ktp.

"Dalam islam, kita tidak boleh sembarangan menyentuh lawan jenis yang bukan mahram. Mahram adalah orang yang memiliki hubungan darah dengan kita," terang Jason dengan bijak.

"Berapa lama kamu belajar agama? Sudah pinter banget kelihatannya," kata Rebeca penuh intimidasi.

"Tiga bulan," jawab Jason jujur.

"Lah baru tiga bulan?!" Tanya Rebeca tidak percaya.

"Sudahlah, kamu urus mempelai perempuannya," kata Rafael mengibaskan tangannya. Pacarnya itu sangat cerewet dan ia tidak mau sampai terjadi kegaduhan.

"Ikut aku saja kak," kata Hera menarik tangan Rebeca sebelum wanita itu membuat kegaduhan lagi.

Hera mengajak Rebeca menuju tempat Nadia, bertepatan dengan mereka sampai seorang MUA baru keluar dari dalam.

"Masuk ayo," kata Hera dan Rebeca mengangguk.

Saat masuk wajah Rebeca langsung syok melihat calon mempelai perempuannya. Tanpa diberi tahu Rebeca juga dapat mengira gadis dengan riasan make up itulah calon mempelai perempuannya.

"Ini perempuannya?" Tanya Rebeca histeris.

"Ya, ada apa kak?" Tanya Hera kaget dengan kehisterisan Rebeca.

"Nak Hera ini siapa ya?" Tanya Umi yang ada disana.

"Hehehe, ini calon kakak ipar saya Umi." kata Hera agak malu. Yah malu memiliki kakak ipar ceriwis seperti Rebeca.

"Tadi saya juga mengajak kakak saya untuk membantu remake wajah Jason," lanjut Hera padahal yang mengajak itu Adi dan yang diajak itu Rebeca.

"Oh begitu," kata Umi mengerti.

Mendadak GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang