Kegiatan Jason berjalan dengan santai dan tenang kembali. Tetapi ia masih tinggal di pesantren sementara waktu hingga istrinya itu melahirkan. Ia tidak akan tega jika Nadia sampai tinggal dirumah sendirian.
Saat ini Jason sedang duduk dengan santai dikursinya. Data perusahaan tidak terlalu menumpuk untuk minggu ini. Hal itu membuat Jason menjadi lega.
"Chris, kemarin yang laporan hasil rapat staff sudah keluar? Saya ingin periksa," kata Jason dan Christian langsung mengambilkan datanya.
"Selamat sore Pak Jason." Pintu terbuka membuat Jason dan Christian mengangkat kepalanya bersamaan.
"Bisa ketuk pintu dulu," kata Jason menatap Victor malas.
"Maaf Pak. Laporan keuangan minggu ini yang anda minta," kata Victor kemudian memberikan mapnya.
"Oh." Jason menerimanya, namun yang membuatnya heran kenapa Victor tidak pergi dari sana.
"Ada keperluan lagi?" Tanya Jason menatap Victor bingung.
"Pak... masalah kemarin itu..." Victor berusaha mengkode Jason.
"Saya tidak ingat memiliki masalah dengan kamu," balas Jason membuat Victor menghela nafas berat.
"Yang kemarin itu pak, info!"
Jason menatap bawahannya itu dengan bingung. Info? Informasi apa maksud Victor?
"Info?" Tanya Jason kembali.
"Aish! Masalah Putri JR Group dan anda di pesantren!" Kata Victor malas karena Jason bukan orang yang peka.
"Oh..." Jason hanya ber oh ria. Kenapa ingin mengatakan itu Victor pakai mengkode segala.
"Gak ada ganti rugi, imbalan, bayaran begitu?" Tanya Victor berharap.
"Tidak ada yang gratis loh Pak di dunia ini," lanjut Victor membuat Jason dengan malas menutup laporannya dan menatap bawahannya itu.
"Kamu minta apa?" Tanya Jason malas.
Semalasnya Jason namun ia tetap akan mengabulkan keinginan Victor nantinya. Apa yang tidak bisa ia lakukan? Selagi berhubungan dengan uang. Lagi pula, imbalan memang harus Victor dapatkan karena laki-laki itulah yang membuatnya terbebas dari hukuman rajam.
"Begitu Pak dari tadi!" Kata Victor bahagia, bahkan ia hampir melompat.
"Iya, kamu minta apa dari saya?" Tanya Jason kesal, tinggal sebutkan saja lama sekali si Victor ini.
"Em... rumah minimalis modern dua lantai dikawasan xxx," jawab Victor dengan santai tanpa beban dan rasa bersalah.
"Mintanya gak kira-kira," guman Christian pelan. Ia tahu harga rumah dikawasan perumahan itu cukup menguras kantong, mungkin 5M lebih.
"Yang kasihkan Pak Jason, bukan lo Chris! Lagian kemaren kurang bonus lo yang katanya ngurus HJN cuma dua minggu dapat bonus 7 M. Masa sehari dapat bayaran 500 juta."
"Lo tau dari mana?" Tanya Christian penuh selidik.
"Gue kan kepala staff keuangan! Itu belum bonus dari Pak Jason sendiri! Lo itu menang banyak jadi sekretarisnya Pak Jason." Balas Victor membuat Christian merasa bodoh sebentar. Iya, ia sempat lupa jika Victor yang mengurus semua uang di HJN.
"Yah, lo kira gak stress ngurusi perusahaan segede ini. Sekalian CEO nya gak bisa diajak kompromi," kata Christian sengaja menyindir Jason keras. Bukan menyindir lagi, tapi berbicara tepat disampingnya.
"Kalian itu debat kayak anak kecil tau. Lulusan mana sih kalian?" Tanya Jason gerah.
"BINUS," jawab keduanya serempak membuat Jason cukup bingung. Yah... yang sekolah terbaik di Indonesia, mahal pula. Pantesan mereka berusaha balik modal waktu kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Gus
General Fiction-END- [JANGAN LUPA FOLLOW, TERIMA KASIH] Menjadi Gus dalam waktu tiga bulan? Terdengar sangat mustahil. Namun ingat, tidak ada kata mustahil di dunia jika Allah sudah berkehendak. Reinaldo Jason Candra, CEO Perusahaan manufaktur sektor furniture ter...