Hari ini pekerjaannya mulai berkurang. Semuanya mulai berjalan normal di kantor. Namun justru hari Jason terlihat lebih depresi. Itu karena pernyataan Kyai kemarin. Jason benar-benar frustasi hanya karena itu.
Untuk apa Kyai menyuruh untuk bertemu di rumah ndalem? Apakah ia melakukan kesalahan kembali? Apa Kyai marah karena dirinya mengacau diacara kemarin? Sumpah, Jason tidak tenang memikirkannya.
"Permisi..."
Jason mengangkat wajahnya, oke jika tadi ia frustasi sekarang dirinya depresi.
"Untuk apa kamu ke sini?" Tanya Jason datar.
"Melepas kangen eak..." Nathan berjalan dengan santai menuju meja jason. Tangannya membawa sebuah map yang Jason yakini dokumen masalah aset HN.
"Siapa yang ngijinin lo masuk tanpa perintah dari gue?" Tanya Jason intens. Jika adiknya sudah ke sini itu bukan tanda yang baik.
"Ya sekretaris lo lah! Christian kan tau siapa gue. Btw lo harus disiplinin banyak karyawan tuh di depan. Pada natepin gue kayak apa, padahal gue juga masih bagian dari HJN bukan. Masa gue mau diusir dari depan waktu mau bertemu lo, kalau gak ada Pak Endi karyawan lama. Gue pasti bakalan diusir secara tidak hormat dari perusahaan sendiri," terang Nathan panjang lebar.
Jason menatap adiknya dengan bingung. Perasaan Nathan bukan tipe pencurhat. Tapi hari ini ia bercerita dengan panjang.
"Kenapa? Beneran loh Jay, saat Pak Endi bilang gue salah satu pendiri HJN dan pemegang saham mereka kayak ngelihat setan. Pantesan dulu kak Hera manggil kita setan," lanjut Nathan bercerita kemudian menarik sebuah kursi dan duduk di depan meja Jason tanpa permisi.
"Oke... sudah selesai lo bercerita?" Tanya Jason dan Nathan mengangkat tangannya.
"Belum sampai situ, mereka juga langsung minta maaf dan bertingkah sopan. Lah, masalahnya kalau ini sampai nimpa klien bisa hancur reputasi perusahaan. Terus lagi, ajarin karyawan baru untuk tahu siapa bos mereka."
"Oke, Tuan Gibran Nathan Candra ada yang bisa saya bantu? Mohon maaf anda datang sebagai pemegang saham HJN atau CEO dari HN? Serta, anda perlu memastikan kejelasan tujuan anda. Otoritas penuh HJN saat ini dipegang oleh saya, Reinaldo Jason. Dan kami tidak melayani tamu yang datang tanpa tujuan yang tidak jelas memaksa untuk masuk. Setidaknya, jangan lupakan etika anda. Perusahaan ini memang milik anda, namun bukan berarti anda yang berkuasa. Mengerti?"
Jason menggeram di akhir kalimat. Sebenarnya ia sudah mendapat laporan. Bahkan Jasonlah yang mempersulit Nathan untuk masuk di pintu depan. Alasannya bukan tidak ingin Nathan mengunjunginya. Tapi ia tahu betul tujuan Nathan kemari untuk apa.
"Kecurigaan gue terjawab lo yang mempersulit gue ke sini. Oke formal," kata Nathan merapikan dasinya sebentar.
"Pertama, tujuan awal sebagai pemegang saham HJN karena mendapat laporan saham yang meningkat dengan jumlah tidak wajar dalam kurun waktu dua minggu. Hal ini cukup mengganggu walau ini termasuk perubahan yang baik," kata Nanthan berbicara dengan formal.
"Meningkatnya saham HJN karena beberapa faktor. Pertama, banyaknya inventor yang tertarik kepada HJN, bahkan kami baru saja menggait inventor dari Jerman yang akan memberi keuntungan 30% untuk perusahaan. Yang kedua, dikarenakan penjualan yang meningkat. Beberapa cabang hingga colabs menghadapi permintaan yang meningkat namun masalah dapat diselesaikan dalam waktu tiga hari. Ada pertanyaan lain Pak Nathan?" Tanya Jason dengan santai.
"Tidak, semuanya sudah jelas. Yang kedua, sebagai CEO dari HN saya---"
"Maaf, saya sedang tidak ada janji dengan CEO HN Group. Tolong ajukan janji terlebih dahulu. Sementara saya hanya bisa melayani pemegang saham."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Gus
General Fiction-END- [JANGAN LUPA FOLLOW, TERIMA KASIH] Menjadi Gus dalam waktu tiga bulan? Terdengar sangat mustahil. Namun ingat, tidak ada kata mustahil di dunia jika Allah sudah berkehendak. Reinaldo Jason Candra, CEO Perusahaan manufaktur sektor furniture ter...