"Cel! Cel! Mommy kalian di mana?"
Jason menghampiri dua keponakannya yang tengah bermain di depan rumah. Keduanya bermain di lantai dengan membawa mainannya masing-masing. Ia ikut duduk di antara keduanya. Dasarannya anaknya Adi, cuek semua kalau ada orang baru.
"Dalam..." Axcel mengarahkan tangannya ke arah pintu yang tidak tertutup.
Jason gemas, ya ampun ternyata keponakannya itu sudah dapat berbicara.
"Ih... kamu gemesin banget sih!" Jason mencubit pelan pipi Axcel.
"Om jahat.... om cetan cangan cakitin El..."
Arcel segera berdiri dan menangkap tangan Jason yang masih mencubit pelan pipi Axcel. Ia segera mendorong tangan Jason hingga tubuhnya ikut terdorong sendiri.
"Astaga Ar... kamu bisa jatuh!" Kata Jason dengan sigap menahan tangan yang didorong Arcel. Ia gunakan tangannya itu untuk menahan tubuh Arcel.
"Wush!" Arcel malah kegirangan saat tubuhnya tertahan tangan Jason hingga bertolak kembali kebelakang sampai terduduk.
"Anjir, nih anak malah kesenengan," kata Jason melihat Arcel yang malah ketawa. Ia malah mau jantungan jika sampai Arcel jatuh.
"Anjie?"
Jason segera mendelik saat kedua keponakannya itu mengatakan kata tersebut dengan polosnya. Astaga, ia salah bicara dihadapan dua bocah yang baru belajar berbicara. Mereka pasti akan menirukan apa yang mereka dengar.
Jika sampai Hera mengetahui kedua putranya mengatakan hal itu. Terlebih lagi ia yang mengajari, maka mampuslah Jason.
"Eh! Kalian tidak boleh berbicara seperti itu. Itu tidak baik," kata Jason kepada mereka baik-baik.
"Tapi... om bilang..." kata Axcel dengan polosnya.
"No! Yang boleh cuma orang dewasa, kalian masih anak-anak. Itu tidak boleh ya," kata Jason kepada mereka masih dengan sabar.
"Oce..." balas mereka sambil mengangkat tiga jarinya membuat Jason tersenyum dan mengangkat kedua jempolnya.
"Loh! Jas kamu kok datang malam-malam?" Tanya Hera saat baru keluar kaget melihat adiknya itu.
"Ada yang mau aku omongin kak," kata Jason tersenyum sambil mengangkat kepalanya. Ia masih duduk di bawah menemani si kembar absurd ini.
"Mommy anjiel!"
Jason dan Hera segera menoleh ke arah sumber suara. Ternyata si Arcel yang berbicara seperti itu. Hera langsung mendelik, ia yakin ada yang mengajari kedua putranya berbicara seperti itu. Tidak mungkin anak kecil tau kata umpatan jika tidak ada yang mencontohi.
"Heh! Siapa yang ngajarin?" Tanya Hera marah.
"Om cetan..." Axcel dengan polosnya menunjuk Jason.
Jason tersenyum ngeri kepada dua kembar ini. Mereka hanya tersenyum tanpa rasa berdosa. Jason lupa, jika dirinya setan atau iblis maka keduanya adalah lucifer. Keponakan terlaknat dari perut.
"JASON!!! Apa yang kamu ajarkan ke anakku!" Emosi Hera membuat Jason berdiri seketika dan menjaga jarak dengan kakaknya.
"Kak, tadi aku gak sengaja sumpah. CelCel yang ngikutin!" Kata Jason berusaha melarikan diri dari amukan sang kakak.
"Aku sudah bilang gak boleh diucapkan kak. Aku gak sengaja," kata Jason ingin menangis kalau sudah melihat kakaknya marah.
"Mereka itu ngikutin apa yang kamu omongkan Jas! Masih suka ngumpat, gini mah jadi calon Gus! Heh!" Omel Hera mengejar Jason.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Gus
General Fiction-END- [JANGAN LUPA FOLLOW, TERIMA KASIH] Menjadi Gus dalam waktu tiga bulan? Terdengar sangat mustahil. Namun ingat, tidak ada kata mustahil di dunia jika Allah sudah berkehendak. Reinaldo Jason Candra, CEO Perusahaan manufaktur sektor furniture ter...