Chapter 10

18.9K 1.6K 47
                                    

Jason hanya memperhatikan Bagas mengaji, tidak ada hal yang menarik membuat Jason bosan. Hingga saat anak itu mendapat gilirannya untuk mengaji di depan. Jason hanya diam dan menunggunya.

Saat Bagas kembali, anak itu langsung kembali duduk di mejanya.

"Bagaimana tadi ngajinya?" Tanya Jason, berasa ia memiliki putra saja.

"Alhamdulillah Bang, ini dilanjut hafalan abang?" Tanya Bagas dan Jason mengangguk.

"Oke, baca saja 4 halaman. Abang mau sedikit refreshing, gak mau terlalu tertekan." Jason menujuk Al-Qur'an dan Bagas mengangguk.

"Empat halaman saja kadang sudah membuat stres bang," kata Bagas dan Jason hanya tersenyum kecil. Ia harus bersyukur memiliki daya ingat yang tajam.

Dari jaman sekolah ia memang sudah memiliki ingatan yang tajam. Sekali Jason membaca materi di buku ia dapat langsung menghafal dan mencernanya. Itu alasannya ia suka bolos dulu, karena ia sudah hafal dan memahami dalam sekali membaca.

Bagi Jason tidak berguna mempelajari satu pelajaran berulang-ulang.

"Hehehe, sudah kamu baca saja," kata Jason. Bagas hanya menuruti apa yang diucapkan Jason.

Seperti biasa, saat Bagas sudah empat kali membaca Jason menghentikannya.

"Btw ini mengulang lagi dari juz satu?" Tanya Jason tapi Bagas menggeleng.

"Tidak perlu Bang, mulai awal juz dua saja hari ini," kata Bagas dan Jason mengangguk.

Jason mulai melafakannya, tidak ada kedala sama sekali. Seperti biasa, Jason berhasil melafalkanya dengan jelas. Ayat 176-197 Jason selesaikan.

"Sudah dulu ya, abang lelah," kata Jason dan Bagas mengangguk.

"Em... btw, kok abang lihat itu beberapa anak bajunya aneh? Mereka kenapa?" Tanya Jason menunjuk salah satu santri berpakaian mencolok.

"Oh, dia sedang kena ta'zir," jawab Bagas membuat Jason kebingungan.

"Apa itu?" Tanya Jason penasaran.

"Hukuman saat melanggar aturan pondok. Dia pasti kabur saat ada acara penting kemarin," jelas Bagas sementara Jason menjadi berfikir.

Semalam ia sempat mencari tahu lebih mengenai agama islam. Hingga satu artikel membuat Jason tertarik. Artikel itu berjudul, 'Hukum Islam Dapat Membuat Seseorang Insyaf Hingga Dinilai Tidak Manusiawi Oleh Banyak Penganut HAM.'

Jason benar-benar sangat tertarik namun kemarin ia tidak sempat membaca karena banyaknya kerjaannya. Mungkin, sedikit Jason akan bertanya kepada Bagas jika dia tahu.

"Oh, jadi itu hukuman di pondok. Ada banyakkah hukumannya?" Tanya Jason dan Bagas mengangguk.

"Btw, hukum Islam itu seperti apa?" Tanya Jason kembali membuat Bagas menatapnya kebungungan.

"Kemarin abang baca artikel ada yang mengatakan jika hukum Islam tidak manusiawi. Apa itu betul?" Tanya Jason namun kemudian Bagas menggeleng.

"Bukan tidak manusiawi Bang, namun itu yang pantas didapatkan. Bagi Islam sakit di dunia itu tidak setara dengan di akhirat. Banyak ulama mengatakan jika menebus sedikit kesakitan di dunia dapat meringankan hukum di akhirat. Namun jika menghukum diri sendiri degan cara yang tidak benar itu juga tidak diperbolehkan."

Jason memperhatikan dengan seksama penjelasan Bagas. Sakit? Apakah ini hukuman fisik atau kekerasan?

"Hukumannya seperti apa contohnya?" Tanya Jason.

"Wah, ada banyak sekali Bang. Tergantung kesalahan yang diperbuat. Bahkan ada hingga hukuman rajam. Itu hukuman dilempari batu hingga meninggal."

Mendengar penjelasan Bagas membuat Jason langsung bergidik ngeri. Ia tidak membayangkan jika hukuman Islam sangat mengerikan.

Mendadak GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang