Hari ini adalah hari yang padat untuk Jason. Jam sembilan ia baru pulang dirumah. Sebenarnya hari ini ia sangat lelah. Bayangkan, sejak jam delapan pagi ia hanya duduk mengurus semua berkas kantor yang menumpuk. Hari ini tidak ada jadwal bertemu klien atau apa. Sepertinya Jason cukup membutuhkan olah raga untuk beberapa hari kedepan.
"Assalamualaikum," salam Jason saat melihat istrinya tengah duduk dimeja makan menunggunya.
"Waalaikumsalam Bang, sudah makan?" Tanya Nadia dan Jason menggeleng.
Nadia segera mengajak Jason untuk makan malam. Masakan semua sudah tertata dimeja.
"Terima kasih untuk ponselnya bang," ucap Nadia setelah piring mereka kosong.
"Sama-sama, abang juga berterima kasih saat kamu merawat abang," balas Jason.
"Itukan memang sudah tugas Nadia," balas Nadia pelan.
Keduanya hanya saling tersenyum dan berterima kasih. Nadia kini membereskan piring-piring kotor didapur.
Setelah Nadia kembali. Ia ingin membicarakan sesuatu pada suaminya.
"Ab–"
"Nad–"
Keduanya terdiam saat hendak memanggil secara bersamaan. Membuat keduanya kikuk bersamaan. Akhirnya mereka berdua sama-sama terdiam.
"Lady first," kata Jason mempersilahkan Nadia setelah mereka berdiak diri cukup lama.
"E... pertama maafkan Nadia karena tidak menyadari abang sakit sejak lusa kemarin. Kemudian... agar kejadian itu tidak terulang. Bolehkah Nadia..."
Jason masih menunggu kalimat selanjutnya yang keluar dari istrinya. Walau dalam hati ia sudah dapat menebak dan ingin bersorak. Namun ia masih menahan semuanya.
"Tidur dikamar abang?" Lanjut Nadia setelah sekian lama. Perempuan itu nampak sangat malu saat memintanya.
Jason tersenyum bahagia, akhirnya. Jason harus benar-benar berterima kasih pada tubuh jomponya ini.
"Tentu saja, kenapa harus minta izin. Kamar Abang selalu terbuka untuk kamu," balas Jason bahagia. Senyum saja tidak dapat ia sembunyikan.
Nadia hanya menunduk. Ia sudah cukup malu dengan memintanya.
"Kamu sudah memindah barangmu?" Tanya Jason dan Nadia menggeleng.
"Ayo kita pindah sekarang juga," kata Jason segera berdiri. Ia bahkan melupakan akan memberi tahu Nadia sesuatu.
"Tapi sudah malam Bang?" Balas Nadia mengikuti Jason.
"Masih jam sepuluh. Bagi abang malam itu jam 12," balas Jason kemudian membantu Nadia memindahkan barangnya.
Setelah semuanya terpindah, memang cukup cepat. Karena setelah menikah Jason mengosongkan satu sisi lemarinya. Sebenarnya itu memang untuk Nadia sebelum Jason menawari untuk pisah kamar.
Setelah pakaian dan semua barang sudah dipindahkan. Hanya tersisa buku-buku Nadia yang masih ditaruh dimeja kerja Jason. Mungkin besok Jason akan sedikit merubah kembali susunan kamarnya dengan kebutuhan Nadia. Setelah selesai, keduanya memilih tidur.
Nadia sudah duduk diranjang, sementara ia melihat Jason bersiap untuk tidur disofa.
"Bang!" Panggil Nadia saat pria itu hendak merebahkan dirinya.
"Iya Sayang?" Balas Jason kembali terduduk.
"Kenapa tidur disana?" Tanya Nadia membuat Jason sedikit memiringkan kepalanya.
"Kamu mau tidur satu ranjang dengan abang?" Tanya Jason langsung.
Nadia dengan perlahan mengangguk, "tidur disofa pasti sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Gus
Ficção Geral-END- [JANGAN LUPA FOLLOW, TERIMA KASIH] Menjadi Gus dalam waktu tiga bulan? Terdengar sangat mustahil. Namun ingat, tidak ada kata mustahil di dunia jika Allah sudah berkehendak. Reinaldo Jason Candra, CEO Perusahaan manufaktur sektor furniture ter...