Chapter 03

21.5K 1.7K 17
                                    

"Hoam... ya ampun jam berapa ini?" Tanya Nathan saat terbangun di pagi hari. Semalam ia pergi ke rumah Papa mertuanya namun jam satu pagi ia harus kembali karena ingat ada meeting pagi ini. Sementara file perusahaannya ada di laptop yang berada di rumah. Meeting internal bukanlah pembahasan masalah kerja sama.

Saat Nathan keluar pintu, ia dikagetkan dengan suara gedoran pintu. Ia hampir meloncat saat pintu depan digedor dengan cepat dan keras. Biasanya yang menggedor dengan seperti ini adalah...

Astaga, itu pasti Kanjeng Nyai mereka. Tapi, Nathan berfikir sebentar, jika itu benar-benar Hera. Buat apa kakaknya ke kamari pagi-pagi seperti ini?

Ah! Nathan tidak ingin berkomentar. Lebih baik ia membuka pintu saja dari pada kena amuk. Lagian, di mana sih semua pembantu? Kenapa tidak ada yang merespon ketukan pintu.

Saat Nathan sudah membuka pintu, dugannya benar. Wanita berhijab berusia 28 tahun itu tengah berdri dengan wajah kesal, serius, dan khawatirnya. Hal itu membuat Nathan menjadi bingung.

"Kak ada apa pagi-pagi?" Tanya Nathan penasaran.

Namun tiba-tiba Hera langsung masuk melewati Nathan tanpa permisi dan menuju tangga. Nathan hanya megikuti dengan bingung.

"Ada apa Kak?" Tanya Nathan kembali. "Ada barang ketinggalan milik kakak dulu?"

"Kakak kamu mana Nath?" Tanya Hera justru membuat Nathan bingung. Jika hanya bertemu Jason kenapa buru-buru sekali.

"E... di kamar mungkin. Dari kemarin kayaknya tidak keluar kamar," balas Nathan dan wanita itu semakin mempercepat langkahnya.

"Ada apa kak?" Tanya Nathan bingung saat Hera langsung menendang kamar Jason. Nathan sampai ingin melompat melihat kemarahan kakaknya itu.

"JASON! KELUAR KAMU!" Teriak Hera dari luar dan menendang pintu.

"Nath! Kamu dobrak!" Perintah Hera.

Nathan melihat kakaknya yang sangat marah ini. Walau bukan kakak kandung bahkan mungkin bukan siapa-siapa, tapi Nathan sangat menghormati seorang Putri Hera Wicaksana.

"E... kak, kalau pakai kunci cadangan?" Tanya Nathan memberi saran dengan ragu. Aura kemarahan Hera sangat dapat Nathan rasakan. Ia tidak tahu kesalahan apa yang dilakukan Jason hingga membuat singa betina mereka beraksi kembali.

"Kenapa tidak bilang dari tadi? CEPAT AMBIL!" Perintah Hera dan Nathan segera mengangguk kemudian berlari menuju bagian keamaan untuk meminta kunci cadangan.

Saat Nathan kembali ia melihat ekspresi khawatir dan takut kakaknya. Ia berfikir, apa yang diperbuat Jason hingga membuat seorang Putri Hera Wicaksana menjadi gelisah? Apa ini hal yang buruk? Bahkan Hera tidak pernah memiliki keingan datang ke rumah mereka walau dalam urusan mendesak sekalipun.

"Sebentar Kak." Nathan langsung berjalan kembali dan segera memasukkan batang kunci kepada tempatnya. Tak lama, pintu yang terkunci itu sudah terbuka.

Dengan tidak sabaran Hera segera mengambil alih knop pintu dan segera membukanya. Saat pintu sudah terbuka, Hera langsung terdiam dengan apa yang ia lihat. Bukan hanya Hera, Nathan sendiri juga sampai menganga. Ia tidak menyangka apa yang ia lihat. Semalaman ia di rumah tidak ada kejadian aneh hingga seperti ini.

Yang keduanya lihat saat pertama kali adalah kamar yang sangat berantakan. Dan juga, Jason yang tengah tertidur sembarangan di ranjang tanpa sehelai benang pun. Serta ada suara tangisan dan hisakan dari gundukan kain di pojok ruangan.

"What the-" Sebelum Nathan ingin mengumpat, suara teriakan Hera memaksanya untuk menutup telinga.

"JASON!!!"

Mendadak GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang