06 : RASA SAKIT, BENCI, DAN PENYESALAN

3.6K 366 1
                                    

Hari ini Kaluna merasa sangat senang, Hana menghubunginya dan mengatakan jika dia ingin mengunjungi Kaluna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini Kaluna merasa sangat senang, Hana menghubunginya dan mengatakan jika dia ingin mengunjungi Kaluna. Kaluna bahkan sampai membuat puding untuk Hana, dia sangat tidak sabar menunggu kedatangan Hana.

Di temani lagu kesukaannya, Kaluna senang mendengar lagu dengan vibes yang menenangkan.

Choking on flowers - Fox Academy🎶

Tok tok

Senyum Kaluna mengembang, dia langsung berjalan menuju pintu.

Ceklek

Senyum itu luntur, tubuhnya membeku. Orang yang ingin dia hindari tengah berdiri tegap di hadapannya, Kaluna membenci ini, dia hendak menutup pintu kembali namun kaki Galaksi menahan ujung pintu.

"Kita perlu bicara," ujar Galaksi terdengar serak.

"Maaf, saya tidak mengenal anda. Mungkin anda salah alamat," ujar Kaluna tidak berani menatap wajah Galaksi.

"Kaluna," lirih Galaksi membuat hati Kaluna mencelos. "Kaluna, kita--"

"Jangan sebut nama saya," potong Kaluna terdengar dingin. "Silahkan pergi, saya tidak menerima tamu terkhusus untuk anda."

Galaksi menarik napas dalam-dalam, dia mendorong pintu dengan sedikit keras membuat Kaluna hampir jatuh jika Galaksi tidak menahan pinggangnya.

Wajah ini, wajah yang Galaksi pikirkan sepanjang waktu. Kini Galaksi tengah mendekap erat tubuh wanitanya.

Brukk

Kaluna mendorong Galaksi dengan kasar. "Gak punya kuping? Saya bilang, saya gak terima tamu. Silahkan pergi." Kaluna membentak.

Galaksi menutup pintu dan menguncinya membuat Kaluna terkejut dan ketakutan.

"Ka-kamu mau apa?" tanya Kaluna ketakutan. "Tolong pergi."

Galaksi tidak bergerak, dia menunduk dengan napas beratnya. "Maaf," lirihnya.

"Pergi."

"Kaluna saya minta maaf," ujar Galaksi melangkah namun Kaluna malah mundur dan menjauh.

Galaksi menatap nanar Kaluna. "Maaf, Kaluna. Saya salah, saya melakukan itu tanpa sadar. Saya--"

"Lupakan, saya sudah melupakan kejadian itu. Lebih baik kamu pergi."

Galaksi menggeleng.

Bohong, bohong jika Kaluna melupakan kejadian buruk itu. Bahkan wajah Galaksi yang menakutkan baginya saja selalu muncul dan membuatnya semakin takut.

"Saya akan bertanggung jawab," ujar Galaksi membuat Kaluna menggeleng.

"Gak perlu," jawab Kaluna masih menunduk. "Tolong pergi. Jangan ganggu saya."

"Saya tidak akan pergi," ujar Galaksi tegas. "Saya akan bertanggung jawab atas anak yang kamu kandung, dia anak saya juga."

"Ini anak saya, hanya saya."

Bad Seventeen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang