08 : SESUATU YANG TIDAK DI KETAHUI

3.5K 358 14
                                    

Plakk

Wajah Galaksi tertoleh ke samping, dia merasakan panas menyerang pipinya. Ada Samudra yang menatapnya dengan sangat tajam.

"Dasar bodoh, bagaimana bisa sampai menghamili seorang gadis?" ketus Samudra.

Galaksi diam, mereka yang ada di sana diam tak bersuara. Di rumah besar miliki Samudra, seluruh anggota keluarga tengah berkumpul.

"RENDRA!" teriak Samudra membuat dia yang di panggil bergerak pelan mendekat.

"Ini salah Galaksi, bukan salah Rendra," ujar Galaksi hapal dengan sifat ayahnya.

"DIAM KAMU."

Samudra menatap Rendra tajam.

Plakk

Rendra pun mendapat tamparan yang sama.

"Apa yang kamu kerjakan? Aku memintamu bekerja menjaga anak itu. Kemana kamu, hah?"

"Maaf, pak."

"Pa, cukup!" Ananta bersuara. "Kenapa sampai semarah ini? Semuanya kecelakaan, Galaksi tidak tahu apa yang dia perbuat."

"Kalau begitu kenapa harus bertanggung jawab?" tanya Samudra membuat rahang Galaksi mengeras. "Apa wanita itu meminta uang? Apa dia mengancam mencemarkan nama baik keluarga jika kita tidak memberinya uang? Atau dia memanfaatkan keadaan untuk mendapatkan kekayaan?"

"PA!" tegur Galaksi. "Dia perempuan baik-baik."

"Diam kamu."

"Pa, Galaksi benar. Dia perempuan baik-baik, dia tidak mau menerima Galaksi awalnya. Dia bahkan pergi tanpa jejak untuk menghindari Galaksi."

"Benarkah? Lalu kenapa sekarang dia muncul dan bersedia untuk di nikahi?" tanya Samudra. "Dia pasti mengetahui siapa Galaksi sebenarnya."

"Samudra," panggil seorang laki-laki tua yang berjalan dengan tongkatnya. "Jangan teriak-teriak, aku tidak suka keributan."

"Ayah," ujar Samudra.

"Bawa perempuan itu kesini, aku ingin melihatnya," ujar Bumi pada Rendra. "Sekarang."

Bagai sihir, Rendra langsung berjalan keluar untuk menjemput Kaluna. Galaksi mengusap wajahnya kasar, dia tidak ingin mereka menemui Kaluna. Apalagi kakeknya.

Di sisi lain, ada sebuah keluarga kecil yang hanya diam menyaksikan kejadian tadi. Nusantara Jiwanta, adik dari Samudra Jiwanta. Nusantara berdiri sambil merangkul anak gadisnya Meisya dan di sebelahnya ada Milka, istrinya.

"Siapa namanya?" tanya Bumi pada Galaksi.

"Kaluna," jawab Galaksi membuat kakeknya mengangguk pelan.

"Nama yang bagus," ujar Bumi. "Tidak ada duanya," sambung Bumi menyebutkan arti dari nama Kaluna.

Bumi mengambil tempat duduk di tengah-tengah ruangan, dia duduk dengan tenang. Samudra memilih duduk di sofa dengan wajah tertekuk. Ananta menghampiri Galaksi yang masih berdiri di tengah-tengah dengan kepala menunduk.

"Semuanya akan baik-baik, aja," bisik Ananta menggenggam tangan Galaksi.

Galaksi mendongak dan menatap ibunya, dia juga melirik Meisya yang terlihat menahan air matanya. Galaksi tersenyum tipis pada Meisya untuk memberitahu gadis itu jika dia baik-baik saja.

Setelah berpuluh menit, Rendra kembali datang. Kaluna berjalan pelan di belakang Rendra dengan kepala menunduk.

Bumi langsung berdiri dan menghampiri Kaluna, Galaksi menahan napasnya dan merasa sangat takut.

Bad Seventeen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang