Hari yang di tunggu-tunggu, Galadrik akan bertanding basket mewakili sekolahnya. Kini dia tengah bersiap-siap bersama para tim, mulai dari peregangan sampai briefing dengan pelatih.
Di kursi penonton, ada Galaksi yang setia menemani Galadrik. Walaupun dia hampir terlambat karena masih ada sesuatu yang penting di kantor, tapi Galaksi tidak ingin membuat Galadrik bersedih. Dia sudah janji akan melihat pertandingan anaknya.
"SEMANGAT GALA!!" pekikan Dara membuat Galadrik mencari asal suara.
Setelah mendapati ayah dan sahabatnya, Galadrik tersenyum tipis. Para penonton sudah sangat ramai, banyak anak-anak sekolah yang ikut menjadi suporter, mereka membawa banner dengan nama para pemain dan nama Galadrik hampir mendominasi.
Menggunakan nomor punggung tujuh sesuai dengan hari lahir Kaluna, Galadrik menarik perhatian akibat ketampanannya. Di usia yang baru menginjak sebelas tahun, Galadrik sudah bisa menampakkan aura tampan dan rupawan.
"Anak-anak!" panggil pelatih. "Main dengan bagus, kalian sudah latihan dengan rutin jadi bapak mau kalian berikan yang terbaik untuk sekolah."
"Siap, pak!"
"Fokus! Galadrik, pimpin tim kamu dengan baik."
"Baik, pak," jawab Galadrik.
"Ayo kumpul, kita berdoa."
Anak-anak dengan Jersey merah menyala itu berkumpul, mereka berdoa dan saling menyemangati.
Di kursi penonton, Galaksi tidak melepaskan pandangannya dari Galadrik. Dia cukup khawatir jika Galadrik cidera, karena setelah ini akan ada pertandingan taekwondo lagi. Galadrik adalah salah satu peserta utusan sekolah yang selalu membanggakan, itu juga berkat kerja keras dari Galadrik yang belajar banyak hal dari kecil.
Bermodal izin dari Galaksi, membuat Galadrik menguasai banyak keahlian. Samudra menjadi pelatih tetap Galadrik, selagi Galaksi sibuk di kantor, Samudra mengajarkan Galadrik taekwondo, tenis, memanah, bahkan berkuda juga. Basket adalah salah satu pilihan dari Galadrik sendiri, maka dari itu dia jauh lebih menikmati waktunya bermain.
Prittt!!
Pluit sudah di bunyikan, bola berwarna oranye itu melambung ke udara dan langsung di perebutkan. Galadrik dengan sigap memukul bola itu kearah teman timnya, mereka mulai berlari menyerang ke arah ring lawan.
"Shoot!" teriak Pelatih.
Galadrik melempar bola dari arah kanan, dengan mutlak bola itu masuk dan memberi skor pertama untuk sekolah Galadrik.
"Yeah!" seru pelatih itu mengepalkan tangannya dan tersenyum senang.
Permainan masih berlanjut, skor demi skor tercetak, meski nilai dari tim Galadrik lebih unggul, tapi mereka masih harus berusaha untuk menjauhkan skor.
"Ayo, Gal," bisik Galaksi menatap anaknya.
Dara sudah seperti cacing kepanasan, dia berteriak, dia memukul bahkan dia berdiri saat tim Galadrik gagal mencetak skor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Seventeen [END]
Teen FictionKaluna Wastu Kencana, gadis cantik nan anggun yang baru saja memasuki umur 17 tahun. Tapi bagaimana jika semuanya hancur dalam satu malam? Kaluna harus kehilangan ayah dan ibunya tepat di malam ulang tahunnya, bahkan lebih parahnya, dia harus kehil...