12 : ANASTASIA DAN KEMARAHANNYA

3K 280 1
                                    

Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kehamilan Kaluna, memasuki bulan ketujuh membuatnya semakin rutin ke dokter kandungannya. Galaksi sudah siap di mobilnya, dia akan mengantar Kaluna ke dokter.

"Kaluna, ayo," ajak Galaksi setelah membuka pintu mobil.

Kaluna masuk ke mobil, Galaksi memutar dan ikut masuk. Mereka segera menuju rumah sakit yang sering Kaluna kunjungi. Dengan tidak sadarnya, Kaluna baru mengetahui jika rumah sakit itu milik Nusantara, paman dari Galaksi.

Sepanjang perjalanan, Kaluna hanya diam sambil bersenandung kecil. Dia memutar lagu dari playlist-nya.

Choking on flowers - Fox Academy 🎶

Semakin lama, Galaksi semakin terbiasa dengan kebiasaan Kaluna. Menanam bunga, mengoleksi bunga mawar putih di vas bunga atas meja. Mendengarkan lagu dengan vibes fairy tail Galaksi menjadi ikut menikmati waktunya, terkadang, meski dia merasa lelah akibat pekerjaan. Tapi Galaksi kembali bersemangat jika sudah berada di rumahnya.

Setelah sampai di rumah sakit, Galaksi dan Kaluna langsung masuk. Galaksi dengan mesra melingkarkan tangannya di pinggang Kaluna, meniti jalan dengan pelan karena takut Kaluna kesulitan mengimbangi langkahnya yang besar.

Sebenarnya Galaksi ingin langsung masuk saja, dia ingin dokter segera memeriksanya, tapi Kaluna menolak. Kaluna ingin ikut mendaftar dan mengantri bersama para ibu hamil lainnya, jadilah Galaksi ikut duduk di depan ruangan itu.

"Saya bisa minta mereka untuk periksa kamu duluan," ujar Galaksi.

"Jangan, ah. Kita harus antri, kasihan yang datang duluan," jawab Kaluna. "Lagi pula, cuma beda satu antrian lagi, sabar, ya."

Galaksi menatap wajah Kaluna, dia mengangguk dengan senyum tipisnya. Kaluna selalu bisa membuatnya terkagum dengan semua kepribadiannya.

"Kamu tau, waktu itu saya pernah tidak bangun dari kasur selama dua hari," ujar Galaksi membuat Kaluna terkejut.

"Kenapa? Sakit apa, kak?" tanya Kaluna.

"Saya pusing, mual-mual. Awalnya saya kira masuk angin, tapi makin lama makin menjadi. Saya jadi malas pergi dari kasur, tapi saya harus menyelesaikan tugas saya."

"Kakak salah makan, mungkin."

Galaksi tersenyum, tangannya terulur untuk menggenggam tangan Kaluna dengan erat. "Kata dokter, saya mengalami morning sickness."

Kaluna terkejut.

"Saya gak bilang ke mama atau papa, makanya saya paksa tetap ke kampus dan kerja. Kamu tau? Dari situ saya gigih untuk mencari kamu. Rendra sudah menyerah, dia bilang mungkin saja kamu memang tidak mau bertemu saya lagi. Tapi saya tetap berusaha, sampai Hana datang dan menceritakan teman barunya."

"Pantas," gumam Kaluna.

"Pantas apa?" tanya Galaksi.

"Kaluna juga pusing dan mual, tapi itu gak sering. Makanya Kaluna heran, kenapa Kaluna ngerasa kuat banget selama hamil," ujar Kaluna pelan.

Galaksi terkikik lucu. "Ternyata saya yang tersiksa," gumamnya.

"Berapa bulan, mba?" tanya seroang ibu-ibu pada Kaluna.

"Masuk tujuh, bu." Kaluna menjawab dengan senyumnya.

"Cantik banget," ujar ibu itu. "Memang kalau aura ibu hamil itu kuat banget, semakin cantik kita di buatnya."

Kaluna tersenyum manis. "Bisa aja, bu. Makasih."

"Suaminya? Ganteng banget. Memang ya, jodoh itu cerminan diri. Istrinya cantik, suaminya ganteng. Ini kalau anaknya lahir bisa buat anak-anak lain insecure."

Bad Seventeen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang