Hari kedua tanpa Galaksi, sebenarnya cukup menyiksa. Meski Galaksi sering bekerja, tapi biasanya dia tetap pulang. Sekarang, Kaluna harus menunggu hingga beberapa hari. Dia sangat jujur jika dia merindukan suaminya.
Ananta, dia sudah berkunjung kemarin. Galaksi benar-benar meminta ibunya untuk selalu mengecek keadaan Kaluna. Bahkan saat Ananta di rumah, dia selalu mengirim pesan untuk Kaluna.
Galaksi Khe Jiwanta : lagi apa? 12.23
Kaluna tersenyum, dia menatap layar ponselnya dengan senyum merekah.
Kaluna Wastu Kencana : lagi rindu kakak 12.23
Galaksi Khe Jiwanta : saya lebih rindu. Mungkin baru bisa pulang dua hari lagi, masih ada yang harus di urus, maaf. 12.25
Kaluna Wastu Kencana : gak papa. Kakak sudah makan siang? 12.25
Galaksi Khe Jiwanta : sudah. Saya harus rapat, kamu hati-hati. 12.28
Kaluna Wastu Kencana : iya kak, kakak juga hati-hati. Kaluna sayang kakak❤️ 12.28
Tidak ada balasan, Kaluna mendelik kesal.
"Kok gak di balas? Padahal masih online. Ih, kesel," gumamnya merasa ingin merajuk.
Lagi-lagi Kaluna melirik ponselnya, Galaksi sudah tidak online lagi. Dengan sangat kesal Kaluna melempar handphonenya dan berjalan keluar kamar dan berniat mengambil minum.
"Awshh..," ringis Kaluna saat tidak sadar jika dia malah menekan tombol air panas. Karena melamun, Kaluna tidak sadar jika gelasnya penuh dan tumpah.
"Aduh.., perih," lirihnya menatap punggung tangan yang memerah.
Kaluna menangis, dia berjalan pelan ke wastafel dan membasuh tangannya dengan air keran. Air matanya tidak berhenti mengalir, sebenarnya dia tidak hanya menangis karena kesakitan, tapi juga karena merasa kesal pada Galaksi.
Suasana hatinya sedang kacau, Kaluna menjadi cengeng karena merindukan Galaksi. Sedangkan Galaksi malah mengabaikan pesannya. Dengan berat hati, Kaluna kembali ke dalam kamar dan berbaring.
Air matanya masih mengalir, dia bahkan terisak dan merasa sangat sakit hati. Mungkin ini juga bawaan dari kehamilannya, Kaluna jadi lebih sensitif.
"Atau jangan-jangan dia lagi selingkuh?"
Kata-kata yang seharusnya tidak ada di pikiran Kaluna kini baru saja dia ucapkan, sepertinya Kaluna sangat kesepian.
"Ibu.., sakit, hikss."
Bagi seorang anak, merengek pada ibunya adalah sebuah hal yang akan selalu di lakukan. Apalagi Kaluna, meski sering di tinggal bekerja, Kaluna cukup dekat dengan orang tuanya. Hingga dia kehilangan mereka, jelas perempuan itu akan sangat merasa hancur.
"Ayah, hikss. Kaluna ketumpahan air panas," isak Kaluna tersedu-sedu.
Bagai anak kecil yang baru saja jatuh dari tangga dengan luka di lututnya, Kaluna mengadu tanpa ada orang di sekitarnya.
Ting!
Galaksi Khe Jiwanta : saya juga sayang kamu❤️ 13.12
Membaca pesan Galaksi, Kaluna malah semakin terisak. Dia bahkan menekan tombol panggil untuk nomor Galaksi, meski tidak ada jawaban, dan itu membuat Kaluna semakin menangis.
[Siang, bu. Maaf, pak Galaksi sedang rapat.]
Suara seorang laki-laki terdengar dari sana, yang Kaluna yakini adalah pegawai Galaksi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Seventeen [END]
Genç KurguKaluna Wastu Kencana, gadis cantik nan anggun yang baru saja memasuki umur 17 tahun. Tapi bagaimana jika semuanya hancur dalam satu malam? Kaluna harus kehilangan ayah dan ibunya tepat di malam ulang tahunnya, bahkan lebih parahnya, dia harus kehil...