miracle (2)

2.2K 233 4
                                    

jaywon au - medical au - series pt.2

2

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























"kau bisa melihatku tadi, kenapa sekarang pura-pura tidak melihatku?"



Jongseong terus mengikuti kemanapun Jungwon pergi. Terus saja mencoba mengajak resident muda itu untuk berbicara meski tidak kunjung dijawab.

Awalnya ia pikir mungkin memang Jungwon sedang bercanda soal dirinya yang melihat roh Jongsoeng. Tapi pemuda itu menatap langsung padanya, tidak mungkin ia bercanda jika melakukan hal itu.

Tapi kenapa sekarang mendadak bersikap tidak mendengar dan tidak menjawab apapun yang Jongseong tanyakan padanya.

"Yang jungwon! Apa kau tadi membodohiku? Jungwon? Hoy resident baru! Yang Jungwon!"

Jungwon menghentikan langkahnya sejak, mengeluarkan ponsel dari saku jas nya lalu bertingkah seperti sedang menjawab telpon dari seseorang. Matanya memandang pada salah satu sudut dibagian atas lorong rumah sakit.

"Kau lupa kalau kau ini sekarang hanyalah roh? Itu artinya tidak ada yang melihatmu selain diriku. Dan jika kau terus menganggu, semua orang disini akan menganggapku gila professor Park yang terhormat"

Jongseong terdiam, memahami maksud Jungwon dan berhenti mengajak bicara Jungwon dan hanya terus mengikuti kemanapun resident muda itu pergi.
Suasana rumah sakit hari ini cukup ramai, terutama di bagian IGD karena mendadak kedatangan banyak korban kecelakaan lalulintas.

Jongseong ikut berkeliling, mengkritik dan memberi saran pada setiap dokter yang sedang memeriksa meski tau jika suaranya tidak akan terdengar oleh siapapun.

"Kau bisa melakukan intubasi? Seingatku kau tidak bisa melakukan hal semudah itu"

Jungwon menatapnya sebentar sebelum kembali fokus pada pasien yang sedang ia periksa. Jongseong terus saja mengikuti Jungwon, memperhatikan semua hal yang dilakukan oleh resident muda itu.

Keduanya baru bekerja sama selama satu bulan, Jongseong hanya tau Jungwon adalah dokter yang tidak berguna karena begitulah kenyataannya. Jungwon tidak pernah ingin ada noda darah di baju nya, itu sebabnya resident muda tersebut tidak mau lagi berada di ruang operasi bersama dengan Jongseong.

Mungkin kemarin adalah hari pertamanya lagi setelah insiden terakhir Jungwon mau masuk ke dalam ruang operasi.

"Aku bekerja keras sendiri agar kau berhenti mengataiku tidak berguna"

Jongseong menatapnya, mereka sedang berjalan melewati beberapa perawat yang berlarian kesana kemari. Jungwon pikir, disaat seperti ini tidak akan ada yang menyadari jika dirinya sedang berbicara pada sesuatu yang tidak orang lain lihat.

"Maaf soal itu. Lagipula aku tidak sepenuhnya bersalah"

Jungwon menatapnya sebentar sebelum memfokuskan diri pada pasien yang ada dihadapannya saat ini.
Jongseong memperhatikan resident muda itu dalam diam. Mengagumi ketelatenan dan kesabaran Jungwon saat mengobati luka anak kecil yang kini sedang menangis ketakutan.

Berbeda dengannya, Jongseong tentu tidak menerima pasien anak kecil. Selain tentang dirinya yang hanya mau menerima pasien yang benar-benar membutuhkan pertolongannya, Jongseong selalu menganggap kalau anak kecil itu merepotkan.


"Nah, sekarang lukamu sudah diobati. Jaesuk bisa pulang bersama dengan ibumu nanti ya"

Anak lelaki itu kembali memeluk ibunya, menatap pada lengannya yang kini sudah terbalut dengan perban.

"Terimakasih dok" Jungwon tersenyum manis, lalu berpamitan pada keduanya untuk mengobati pasien lain.

Jongseong tertegun pelan saat Jungwon dan senyuman manis nya tidak pernah tidak ditunjukkan pada semua pasien.

Lesung pipi yang menambah pesona resident muda itu benar-benar tidak bisa dihiraukan. Jongseong jelas tau jika Jungwon memang cukup terkenal dikalangan para dokter dan perawat.

Bukan hanya karena resident itu adalah anak dari direktur utama rumah sakit, tapi juga karena visualnya yang kerap kali membuat banyak orang terpana.

Hanya saja, Jongseong tentu nya tidak peduli pada hal semacam itu.
Tidak ada waktu untuknya meneliti seberapa tampan dan cantik para rekan kerjanya.




"Baru menyadari ketampanan resident muda ini?" Jongseong menghela nafasnya saat Jungwon menatapnya sambil menunjukkan wajah meledek.





























.....





















Setelah selesai dengan semua pasien, Jungwon pergi dari ER ke ruangannya sendiri dengan di ikuti oleh Jongseong tentunya.


"Resident yang"



"Yes professor?"


Jongseong malah tertegun sendiri saat mendengar suara lembut Jungwon di telinganya.


"Prof Park?"

"Kenapa kau membantuku?"


Jungwon duduk di kursinya dengan santai sambil berputar-putar seperti anak kecil. Wajahnya seperti orang yang sedang berpikir keras meski kenyataannya pemuda itu hanya sedang bercanda.



"Karena rumah sakit ku ini tetap butuh dokter berkualitas sepertimu"

Jongseong menghela nafasnya. Apa yang ia harapkan dari jawaban Jungwon?

"Ini bukan rumah sakit mu secara resmi jika kau lupa"

Jungwon menggeleng pelan. Kini ia sudah berdiri, berjalan mendekati Jongseong secara perlahan.
Cukup untuk membuat professor nya itu agak gelagapan.

"Ini sudah resmi menjadi milikku. Kakek hanya ingin melihatku menjadi seorang dokter selama empat tahun dan setelah itu, aku akan benar-benar mengambil alih semua miliknya"


Jungwon tersenyum kecil saat Jongseong hanya terdiam.


"Aku tau kau tidak menyukaiku sejak awal. Tapi kau harus tau sekecil apa rasa peduli ku pada hal itu, professor"





our jungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang