Jungwon centric / series ketiga dari class president / highschool au / romance teenagers / hurt-comfort /
All the characters in this story are of the same age
"Lesu sekali, mau ku pijit?"
Tanpa menunggu jawaban Jungwon, Sunoo langsung bergerak untuk berdiri dibelakang sahabatnya itu. Memijit pelan bahunya, membuat Jungwon sedikit rileks setelah menghadapi persidangan sekolah yang mengerikan.
"Orang-orang kaya itu mengerikan. Aku seperti akan dibunuh lewat tatapan ibu nya Jake"
Suasana kelas cukup ramai, murid-murid lain sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ada yang belajar, mendengarkan musik, bergossip dan juga tidur seperti Jay.
Setelah percakapan singkat kemarin, Jay kembali ke habitat aslinya yang terkesan tidak mengenal siapapun di sekolah besar ini.Sekaleng soda mampir di meja. Jungwon dan Sunoo langsung menatap pada pemberi minuman tersebut yang kini mengambil kursi untuk duduk berhadapan dengan Jungwon.
"Kudengar sidangnya menegangkan. Minum ini agar rileks sejenak"
Jungwon mengangguk, mengucapkan terimakasih pada Heeseung sebelum menenggak minuman segar tersebut.
"Aku? Kau tidak ingin memberikannya padaku juga?"
Heeseung menatap pada Sunoo yang sedang berkacak pinggang. Senyuman canggung mampir diwajahnya.
"Maaf. Ku kira kau sedang tidak ada dikelas lagi"
"Bagaimana dengan mereka? kuharap hukumannya tidak terlalu parah. Aku hanya menceritakan sebagian kecil dari keseluruhan"
"Jake dikenakan diskors selama tiga hari"
Jungwon tersedak karena Sunoo mencengkram bahunya terlalu keras karena terkejut.
"Diskors?! Bukannya Jeongwoo yang menuduhnya lebih dulu? Kenapa malah Jake yang terkena imbas paling besar?"
"Karena Jake yang lebih dulu melakukan kekerasan dan dia tetap tidak berhenti meski mereka sudah kacau"
"Lalu Jeongwoo?" Tanya Jungwon. Ia tau kalau apa yang dirinya katakan adalah kebenaran, tapi dirinya juga entah kenapa tetap merasa bersalah saat mendengar hukuman untuk Jake.
"Dia harus bekerja sosial selama seminggu penuh sepulang sekolah"
Sunoo mengelus pelan kepala Jungwon, mengerti jika temannya sedang merasa tidak enak tentang hal ini.
Kelas mendadak hening saat Jake masuk. Pemuda dengan luka luka di wajahnya itu terlihat kelewat santai untuk orang yang baru saja mendapat hukuman diskors dari sekolah.
"Jungwon"
Mendadak Jungwon terdiam kaku. Setelah menenangkan diri, ia menoleh perlahan pada Jake yang berdiri sambil memperhatikannya. Sunoo, Heeseung dan beberapa murid lain ikut memperhatikan mereka.
Bersiaga untuk melaporkan hal lain jika Jake kembali berulah.
"Ya?"
"Ayo bicara"
Jungwon baru saja hendak mengikuti Jake yang ingin pergi dari kelas saat suara Heeseung menginterupsi.
"Kenapa tidak disini?"
Jake menatap Heeseung bingung. Entah kenapa ketua osis itu mulai mencampuri urusan hidupnya.
"Bukan urusanmu"
Heeseung berdiri tepat dihadapan Jungwon, menghalangi Jake yang hendak menggenggam pergelangan tangan ketua kelasnya.
"Dia terluka karena pertikaian bodoh kalian. Kau diskors dari sekolah dan kini hanya ingin berbicara berdua dengannya. Siapa yang akan menjamin kalau kau tidak akan menyakitinya?"
Kelas menjadi semakin hening. Heeseung dan aura kepemimpinannya memang cukup berbeda dari Jungwon yang begitu ramah. Pemuda itu kelewat dingin dan agak angkuh.
Jake hanya tersenyum meledek, benar-benar tidak menduga kalau Heeseung mencurigainya.
"Aku hanya perlu bicara. Lagipula aku tidak akan memukul Jungwon, untuk apa?"
Jungwon sebenarnya tidak masalah jika Jake ingin mengajaknya bicara. Bahkan jika nanti akan berakhir bertengkar pun Jungwon yakin bisa membela dirinya sendiri. Entah kenapa Heeseung mendadak menjadi protectif dan kini Jay malah menarik pergelangan tangannya.
"Dia tidak akan berbicara denganmu"
Semua penghuni kelas itu terkejut saat Jay menarik Jungwon keluar dari kelas, meninggalkan keheningan aneh didalam sana.
....
"Kau puas?"
"Apa?"
Jungwon melepaskan cengkraman Jay di tangannya. Menatap kesal pada pemuda itu.
"Kenapa kau bertingkah seakan-akan kau mengenalku? Ada apa ini?"
Jay terdiam. Bingung mau menjawab apa lebih tepatnya.
"Kau terlihat tertekan disana. Aku hanya ingin membawamu keluar"
Alasan yang bagus. Jungwon ingin tertawa.
"Jika itu alasannya, maka ku ucapkan terimakasih. Kau puas?"
"Kenapa kau begitu kesal? Apa aku berbuat hal buruk?"
"Apa kau pernah peduli tentang hal itu?"
Jay menahannya lagi. Ia harus mencari tau kenapa Jungwon begitu kesal dengan bantuannya.
"Ada apa? Apa aku tidak boleh menjadi orang yang berempati? Kau juga menganggap ku seperti sampah?"
"Park Jongseong"
Jay melepaskan cengkraman tangan itu dengan cepat. Terkejut dengan panggilan Jungwon barusan.
Seumur hidup, hanya sang ibu yang pernah memanggil nama aslinya."Kau mungkin tidak peduli gossip sekitar sekolah ini. Itu tidak akan berpengaruh pada hidupmu juga. Tapi aku, bodohnya aku cukup peduli pada hal itu karena hal itu juga berpengaruh dalam hidupku"
"Apa kau tau sejak kemarin aku disebut pemuda aneh yang mendekati anak direktur? Aku seorang penjilat? Aku bahkan baru beberapa kali berbicara denganmu. Aku tidak tau kau itu bagaimana, aku tidak tau apapun tentangmu dan kini aku harus menerima imbas atas hal baik yang kau lakukan"
Jungwon menghela nafasnya panjang. Ia tidak ingin berhubungan dengan Jay, itu merepotkan. Omongan murid sekitar sudah terlalu kejam dan Jungwon rasa ia tidak bisa lagi menahan semua itu.
"Kalau kau memang ingin berteman denganku, lakukan lah dengan benar. Jangan tiba-tiba menarikku kesana kemari seperti peliharaanmu"
シ︎
Mohon maaf sebelumnya, ini aku lanjutin series ini mulu karena lagi gak ada ide lain ㋛︎㋛︎㋛︎㋛︎
KAMU SEDANG MEMBACA
our jungwon
Teen Fictionjungwon harem agenda. bxb / jungwon x all diharap paham sama deskripsi yang singkat, padat dan jelas ini.