"Hey! Kau bilang akan memberitahu sesuatu padaku" ucap Namra berdiri tepat disamping bangku Suhyeok.
Mendengar suara Namra tersebut, Suhyeok langsung menoleh dan mengangkat wajahnya. Begitu pula dengan Jinyoung, ia terkejut karna Namra mengajak Suhyeok berbicara. Keheningan pun terjadi.
Suhyeok bangkit dari duduknya, ia menatap Namra. Lalu sekilas ia menatap Jinyoung dengan senyuman tipis. Mereka saling bertatapan beberapa detik. Tersirat kebencian dari sorot mata mereka.
"Ikuti aku" ucap Suhyeok singkat lalu pergi meninggalkan kelas. Mendengar hal itu, Namra sempat ragu untuk mengikutinya. Namun ia ingin segera mengakhiri ini. Ia merasa tidak nyaman jika harus berhutang kepada seseorang. Apalagi ia adalah Suhyeok.
Jinyoung melihat kepergian mereka dengan kesal. Ia tetap duduk di bangkunya dan berusaha menahan amarahnya.
***
Suhyeok terus berjalan menyusuri lorong-lorong kelas. Menaiki anak tangga satu per satu. Sesekali ia menyapa beberapa siswa kenalannya saat mereka berpapasan. Ia berjalan dengan santai menuju suatu tempat. Namra tetap mengikutinya dari belakang. Namra mulai merasa menyesal karna telah menuruti permintaan Suhyeok. Hingga akhirnya mereka sampai di atap sekolah.
Suhyeok berjalan ke ujung atap untuk melihat suasana sekolah dari ketinggian. Atap sekolah adalah tempat terbaik untuk menyendiri. Suhyeok sering datang untuk melepaskan penat atau bahkan merokok. Suasana atap sekolah memang sedikit berantakan. Banyak tumpukan meja dan kursi yang sudah tidak terpakai. Banyak juga bongkahan kayu yang seharusnya sudah dibuang. Namun setidaknya tempat ini mampu membuat nyaman karna terhindar dari keramaian.
Namra yang semula masih berdiri di ambang pintu, kemudian ia perlahan berjalan menghampiri Suhyeok dan berdiri sejajar dengannya. Matanya melihat ke bawah. Ia takjub, betapa indahnya suasana sekolah jika dilihat dari ketinggian seperti ini. Ia bisa melihat para siswa yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Ia bahkan bisa melihat beberapa siswa yang sedang bertanding sepak bola di lapangan sekolah. Ini pertama kalinya ia bisa memerhatikan semua orang tanpa ketahuan sama sekali. Namra mulai menyukai tempat ini. Suasana yang hening dan penuh ketenangan.
Suhyeok melirik ke arah Namra yang masih sibuk mengamati suasana. Seketika Suhyeok tersenyum, ia senang melihat Namra bisa bersama dengannya.
"Apa yang harus aku lakukan untuk membayar perlakuan baikmu?" tanya Namra sambil menoleh ke arah Suhyeok. Ia sadar bahwa Suhyeok mengamati wajahnya sejak tadi. Suhyeok terkaget karna ucapan Namra langsung membuyarkan keheningan di tempat itu.
"Kencan denganku akhir pekan ini" ucap Suhyeok tanpa ragu.
"Apa?!" seru Namra terkejut.
"Jika tidak mau, lupakan saja" ucap Suhyeok lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Bisakah kau sebutkan hal yang lain?" tanya Namra khawatir.
"Ku bilang lupakan saja" ucap Suhyeok singkat.
"Aku tidak bisa melupakan begitu saja. Aku tidak suka berhutang dengan siapapun" seru Namra.
"Kalau begitu lakukan saja. Kencan denganku selama satu hari. Apakah itu sulit?" seru Suhyeok kini menatap Namra dengan tajam.
"Aaa..akuu" ucap Namra terbata-bata. Ia sedikit salah tingkah karna ditatap oleh Suhyeok. Ia ragu untuk mengiyakan permintaan Suhyeok. Ia sangat bingung. Ia merasa tidak nyaman jika harus berhutang, namun ia juga tidak ingin pergi berkencan dengan Suhyeok.
"Hari Minggu jam satu siang, ku tunggu di depan tempat lesmu." ucap Suhyeok lalu pergi meninggalkan Namra. Namra masih mematung, ia tidak menyangka bahwa ia akan pergi berkencan dengan Suhyeok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart GF and Cool BF
RomanceNamra, gadis yang selalu membatasi diri dari siapapun akhirnya tidak bisa mengelak perasaan yang ia rasakan. Takdir mempertemukannya dengan seorang pria yang bernama Suhyeok. Beberapa kejadian membuat hidupnya yang tenang berubah menjadi rumit. Cho...