Suhyeok dan Jinyoung duduk mematung di kantor polisi. Mereka berhadapan dengan salah satu polisi yang memberikan banyak pertanyaan, mulai dari perkelahian yang mereka lakukan hingga balapan liar. Dengan wajah yang sama-sama babak belur, mereka enggan menjawab semua pertanyaan dari polisi. Hal tersebut berhasil membuat para polisi kesal.
Teman-teman Suhyeok duduk di ruang tunggu dengan khawatir. Polisi meminta mereka untuk menghubungi orang tua atau wali Suhyeok jika ingin Suhyeok dibebaskan. Namun mereka ragu menghubungi nenek Suhyeok karna takut jika beliau akan panik.
"Cepat hubungi saja. Hanya itu satu-satunya cara supaya Suhyeok dibebaskan" seru Woojin meminta Cheongsan untuk segera menghubungi neneknya Suhyeok.
"Bagaimana jika nenek terkejut dan pingsan?" tanya Cheongsan khawatir.
"Lalu mau bagaimana lagi? Apa kita jemput saja sekarang?" ujar Gyeongsu mencoba memberikan solusi.
"Sudah cepat hubungi saja. Lebih cepat lebih baik" ucap Woojin mengambil ponsel Cheongsan lalu mencoba menghubungi neneknya Suhyeok.
Panggilan tersebut akhirnya dijawab oleh nenek. Dengan cepat, Woojin langsung mengarahkan ponsel ke telinga Cheongsan. Secara otomatis, Cheongsan harus menjelaskan semuanya. Meski sempat terbata-bata, namun akhirnya ia bisa menjelaskan kronologi kejadian pada nenek dan meminta beliau untuk segera datang. Setelah selesai berbicara, ia langsung menutup telepon dan merasa lega.
***
"Tuan Jinyoung" seru seseorang sambil berjalan terburu-buru dari pintu masuk. Ia adalah sekretaris ayahnya Jinyoung, ia biasa dipanggil Sekretaris Jung.
"Apa yang terjadi?" tanyanya dengan panik. Ia mendekati Jinyoung dan memperhatikan wajah Jinyoung yang babak belur. Jinyoung langsung beranjak berdiri dari bangku lalu membisikkan sesuatu di telinga sekretaris ayahnya tersebut.
"Bereskan semua masalah ini. Jangan sampai ayah dan ibu tahu" bisik Jinyoung lalu kembali duduk.
Sekretaris Jung langsung memberikan sebuah kartu nama kepada polisi dan berusaha menyelesaikan masalah yang disebabkan oleh Jinyoung.
Beberapa saat kemudian, neneknya Suhyeok berlari kecil menuju kantor polisi. Ia sangat panik setelah mendengar kabar bahwa cucunya ditahan di kantor polisi.
"Nenek?!" seru Cheongsan memanggil neneknya Suhyeok yang berlari dengan panik ke arahnya.
"Cheongsan naaa dimana Suhyeok?" tanya nenek dengan gemetar. Cheongsan berusaha menenangkannya lalu mengantar nenek untuk masuk ke dalam.
Setelah sampai di dalam, nenek sangat terkejut melihat wajah cucunya yang babak belur.
"Aigoo Lee Suhyeok. Apa yang kau lakukan?!" seru nenek sambil memukul pundak Suhyeok yang masih duduk di bangkunya.
"Bagaimana nenek bisa sampai kesini?" ucap Suhyeok terkejut. Ia tidak menyangka bahwa teman-temannya benar-benar menghubungi nenek.
Kini setelah nenek Suhyeok dan Sekretaris Jung bernegosiasi dengan polisi, mereka bisa dibebaskan karna usia mereka yang masih dibawah umur. Mereka langsung meninggalkan kantor polisi. Teman-teman Suhyeok merasa lega, akhirnya Suhyeok dibebaskan meskipun ada kemungkinan mereka tidak bisa melakukan balapan liar lagi.
***
Setelah sampai di rumah, nenek menyiapkan satu baskom air es dan mengambil sebuah handuk kecil untuk mengompres luka di wajah Suhyeok. Ia duduk di samping Suhyeok yang tak berkata apapun sejak tadi.
Nenek mulai mengusap luka di ujung bibir Suhyeok dengan handuk yang telah dibasahi oleh air es.
"Mengapa kau melukai wajah tampanmu hingga seperti ini Suhyeok?" seru nenek sambil mengusap luka Suhyeok dengan sedikit kasar hingga Suhyeok berteriak kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart GF and Cool BF
RomanceNamra, gadis yang selalu membatasi diri dari siapapun akhirnya tidak bisa mengelak perasaan yang ia rasakan. Takdir mempertemukannya dengan seorang pria yang bernama Suhyeok. Beberapa kejadian membuat hidupnya yang tenang berubah menjadi rumit. Cho...