Namra berlari kecil mengikuti Suhyeok. Entah mengapa, Namra merasa sangat senang. Suhyeok pun diam-diam juga tersenyum bahagia. Ia merasa bangga pada dirinya sendiri karna berhasil mengajak ketua kelas berkencan.
Namra mensejajarkan langkahnya di samping Suhyeok. Pandangannya tak beralih kemana pun. Ia menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya. Rambutnya berterbangan kesana kemari. Aura wajahnya terlihat sangat bahagia.
"Aaaa indahnya" gumam Namra sambil terus berjalan. Ia benar-benar takjub dengan keindahan pantai ini. Suhyeok melirik Namra sekilas lalu ikut tersenyum.
"Kupikir kau tidak akan datang" ucap Suhyeok memulai percakapan.
"Sudah ku bilang, aku harus membayar hutangku" ucap Namra menjelaskan.
"Lalu setelah ini?"
"Tentu saja aku tidak perlu membayar apapun lagi padamu"
"Kau tidak ingin berkencan lagi?" tanya Suhyeok penasaran, hal itu membuat Namra terdiam sejenak sampai akhirnya ia menjawab pertanyaan Suhyeok dengan mantap.
"Tidak" ucapnya singkat. Suhyeok hanya menghela napas panjang. Ia kemudian mengambil sebuah ranting yang tergeletak diatas pasir pantai. Ia berjalan mendekati air. Lalu ia menuliskan sesuatu di pasir pantai tersebut. Ia menulis nama Namra menggunakan ranting itu.
"Jika tulisan ini terhapus oleh ombak, kita harus berkencan sekali lagi" seru Suhyeok memberitahu Namra.
"Apa?!!" tanya Namra terkejut, ia mendengar dengan jelas perkataan Suhyeok. Dan ia sangat heran dengan hal itu.
Karna Suhyeok menulisnya terlalu dekat di bibir pantai, tentu saja tulisan itu langsung terhapus saat ombak menerjang. Suhyeok langsung tersenyum penuh kemenangan.
"Hei! Liat kan? Kita harus berkencan lagi" seru Suhyeok kegirangan lalu ia berlari meninggalkan Namra. Namra merasa ada sesuatu yang curang. Ia sadar bahwa Suhyeok sengaja menuliskannya di tempat yang terlalu dekat dengan bibir pantai, sehingga tulisan itu dapat terhapus dengan mudah saat ombak datang. Tak terima dengan perilaku Suhyeok, Namra langsung mengejarnya.
"Hei! Kau curang!" seru Namra yang berlari mengejar Suhyeok. Suhyeok hanya tertawa menanggapinya. Ia terus berlari seolah tak ingin tertangkap oleh Namra. Mereka malah bermain kejar-kejaran seperti anak kecil.
Namra cukup kesusahan berlari di atas pasir. Beberapa kali ia hampir terjatuh karna kehilangan keseimbangan. Sampai akhirnya beberapa langkah ia mencoba mengejar, tiba-tiba ia tersandung kakinya sendiri lalu terjatuh diatas pasir.
Meski terjatuh, Namra tak bersuara sama sekali. Ia hanya berusaha membersihkan telapak tangan dan celananya yang kotor terkena pasir. Suhyeok yang sadar bahwa Namra tak lagi mengejarnya langsung menoleh ke belakang. Betapa terkejutnya ia saat melihat Namra terduduk diatas pasir sambil berusaha membersihkan pakaiannya. Dengan sigap, Suhyeok langsung berlari menghampiri Namra.
"Kau baik-baik saja?" seru Suhyeok mengulurkan tangan kanannya. Namra menatap Suhyeok dengan wajah kesal. Ia mencoba berdiri namun tak meraih uluran tangan dari Suhyeok.
"Kau sengaja curang kan?" tanya Namra kesal.
"Tentu saja tidak" jawab Suhyeok sambil tertawa. Namra tetap menatap Suhyeok dengan kesal, lalu ia mengalihkan pandangan ke arah lain.
Suasana berubah hening. Hanya suara ombak dan angin yang terdengar. Suhyeok mengambil sikap duduk tepat di samping Namra yang berdiri menatap laut. Namra pun juga ikut duduk. Mereka duduk bersebelahan ditemani keheningan.
***
Tak terasa hari semakin sore. Namra melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 16.15. Ia harus pulang kerumah sebelum matahari terbenam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart GF and Cool BF
RomanceNamra, gadis yang selalu membatasi diri dari siapapun akhirnya tidak bisa mengelak perasaan yang ia rasakan. Takdir mempertemukannya dengan seorang pria yang bernama Suhyeok. Beberapa kejadian membuat hidupnya yang tenang berubah menjadi rumit. Cho...