Tamparan Namra membuat Nayeon marah. Dengan dibantu kedua temannya, mereka langsung mengeroyok Namra dengan brutal. Nayeon menarik rambut Namra dengan keras. Sedangkan Jihye dan Sihyun bekerja sama memegangi Namra supaya ia tidak melawan. Kejadian itu disaksikan oleh banyak siswa. Tidak ada yang berusaha melerai. Mereka malah asyik menontonnya.
Namra terus berusaha melawan meski tangannya dipegangi dengan sangat kuat. Emosinya sudah memuncak dan tidak bisa ditahan lagi. Mereka saling menjambak dan tarik menarik, hingga membuat penampilan mereka menjadi sangat berantakan. Keributan itu akhirnya di dengar oleh salah satu guru. Guru tersebut langsung menghentikan mereka dan menyuruh mereka untuk pergi ke ruang guru. Para siswa yang awalnya berkerumun, kini membubarkan diri.
Namra, Nayeon dan dua temannya berdiri berjajar di ruang guru. Kepala mereka menunduk disertai dengan rasa khawatir. Rambut dan seragam mereka berantakan. Para guru memandang heran atas perilaku mereka.
"Choi Namra, apa yang merasukimu hingga berkelahi seperti ini?!" seru salah satu guru merasa heran dengan sikap Namra yang berbanding terbalik. Sedangkan Namra hanya menunduk, ia takut sekali jika berita ini akan sampai pada ibunya.
"Namra yang menampar saya terlebih dahulu" seru Nayeon mencoba membela diri. Sementara kedua temannya membenarkan.
"Saya tidak akan menamparnya jika dia bisa bicara lebih sopan" seru Namra tidak terima.
"Hei!!" teriak Nayeon mulai emosi lagi.
"Hentikan!!" seru pak guru.
"Saya tidak peduli siapa yang memulai. Kalian semua tetap salah. Cepat angkat kedua tangan kalian dan berdiri dengan satu kaki. Tetap lakukan seperti itu sampai jam istirahat" seru pak guru memberi hukuman.Mereka berempat sudah tidak bisa membantah lagi. Mereka mengambil sikap berdiri dengan satu kaki dan mengangkat kedua tangan mereka ke atas. Mereka harus bertahan seperti itu sampai jam istirahat. Selama waktu hukuman itu berlangsung, Namra merenungi kesalahannya dan ia merasa menyesal. Pikirannya menjadi kacau sekali. Ia takut dimarahi ibunya, karna otomatis berita ini akan sampai pada ibunya yang bekerja sebagai Wakil Ketua Yayasan.
***
Kelas dimulai dengan tenang. Seluruh siswa memperhatikan penjelasan ibu guru di depan kelas. Terdapat empat bangku yang kosong. Bangku tersebut ialah milik Namra, Nayeon, Jihye, dan Sihyun. Mereka berempat tidak bisa mengikuti kelas karna harus menjalankan hukuman di ruang guru. Awalnya sebelum bel masuk berbunyi, semua siswa membicarakan perkelahian antara Namra dan Nayeon. Beberapa siswa tak percaya bahwa Namra bisa terlibat dalam perkelahian tersebut. Bahkan ada salah satu siswa yang mengabadikannya dalam sebuah video. Sempat membuat heboh hingga menjadi tontonan satu kelas, akhirnya video itu dihapus paksa oleh Suhyeok.
Suhyeok menatap bangku Namra dengan perasaan cemas. Rasanya, ia ingin sekali berlari ke ruang guru untuk mengetahui keadaan Namra. Namun tentu saja ia mengurungkan niatnya tersebut. Tak hanya Suhyeok, Jinyoung pun juga sangat mengkhawatirkan Namra. Meski ia tetap fokus pada materi pelajaran, namun sesekali ia menengok bangku Namra karna merasa cemas.
Akhirnya, bel istirahat pun berbunyi. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas untuk pergi ke kantin. Berbeda dengan yang lain, tepat setelah mendengar suara bel, Suhyeok langsung berlari ke ruang guru. Suhyeok sempat menabrak beberapa siswa karna langkahnya yang terburu-buru. Ia hanya berteriak maaf berkali-kali sambil masih terus melajukan langkah kakinya. Beberapa menit kemudian ia hampir sampai di depan ruang guru. Suhyeok sudah melihat Nayeon dan kedua temannya yang keluar dari ruangan. Namun ia belum melihat Namra. Ia tetap melanjutkan langkahnya dan sampai tepat di depan ruang guru.
Suhyeok menunggu sampai beberapa menit, hingga akhirnya Namra keluar dari ruang guru. Mereka saling bertatapan. Namra menundukkan kepala sambil mencoba merapikan rambutnya yang berantakan. Ia merasa malu sekali, apalagi seragamnya yang kusut membuat penampilannya menjadi tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart GF and Cool BF
Roman d'amourNamra, gadis yang selalu membatasi diri dari siapapun akhirnya tidak bisa mengelak perasaan yang ia rasakan. Takdir mempertemukannya dengan seorang pria yang bernama Suhyeok. Beberapa kejadian membuat hidupnya yang tenang berubah menjadi rumit. Cho...