Di ujung lorong Namra berjalan dengan santai sambil membawa paper bag yang berisi seragamnya yang kotor. Pandangannya kemudian sampai pada dua pria yang berjalan ke arahnya. Ia merasa heran. Tak peduli dengan mereka, ia tetap terus berjalan menuju kelas. Langkah mereka pun semakin lama semakin dekat. Entah apa yang ada dipikiran Suhyeok maupun Jinyoung. Mereka seolah berjalan dengan yakin untuk sampai di dekat Namra. Mata mereka berapi-api dan hanya menatap ke satu arah, yaitu Namra.
Akhirnya mereka sampai disatu titik temu. Ketiganya sama-sama berhenti. Mereka hanya saling memandang dan mematung. Tatapan mata Suhyeok dan Jinyoung seolah tak ingin melepaskan padangannya ke arah lain. Keheningan itu pun memudar saat Namra mulai berbicara.
"Bisakah kalian minggir" ucap Namra to the point. Mendengar perkataan itu, spontan Suhyeok menggeser langkahnya dan mempersilakan Namra untuk berjalan melewatinya. Entah apa yang ada dipikiran Suhyeok. Ia seolah tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun untuk berusaha berbicara dengan Namra.
Namra langsung berjalan melewati Suhyeok dan Jinyoung yang masih mematung. Beberapa detik kemudian, Jinyoung membalikkan badannya lalu berlari kecil menyusul Namra. Sedangkan Suhyeok tetap mematung, lalu perlahan melanjutkan langkahnya sambil menghela napas. Ia berjalan berlawanan arah dengan Namra dan Jinyoung.
***
Jinyoung menghampiri Namra dan terus mengikutinya, bahkan ia membantu Namra membawa tugas seni lukis ke ruang guru. Setelah menyelesaikan tugasnya, Namra berterimakasih kepada Jinyoung karna sudah bersedia membantunya.
"Terimakasih dan maaf sedikit merepotkan" ucap Namra sambil tersenyum.
"Sama-sama dan ini tidak merepotkan sama sekali" ucap Jinyoung dengan senyum manisnya. Ia merasa senang sekali karna bisa membantu Namra. Dan tentu saja ia juga senang karna merasa menang dari Suhyeok.
Mereka pun sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan saat makan siang, Namra sudah tidak sendirian lagi. Jinyoung selalu menemaninya. Beberapa siswa yang melihat kedekatan mereka merasa sangat heran. Bahkan mereka mengira bahwa Namra dan Jinyoung berkencan. Berita ini akhirnya sampai ke telinga Suhyeok dan teman-temannya.
Setiap kali Suhyeok dan teman-temannya berkumpul, mereka selalu membicarakan berita yang sedang heboh di sekolah. Salah satunya adalah berita kencan Namra dan Jinyoung. Woojin merasa menang karna dugaannya benar. Mereka bersemangat membicarakannya. Sementara Suhyeok merasa sangat murung. Seperti ada banyak hal yang menghantui pikirannya. Beberapa kali ia tak menjawab ketika ditanya oleh teman-temannya. Ia terus melamun hingga tak sadar temannya memanggil beberapa kali.
"Hey! Lee Suhyeok! Apa yang kau pikirkan?" tanya Cheongsan sambil menepuk pundak Suhyeok lumayan keras. Setelah ditepuk pundaknya Suhyeok tersadar dan sedikit kaget. Ia pun mengarahkan pandangan ke teman-temannya yang menatapkan penuh keheranan.
"Hey!" seru Gyeongsu sambil melambaikan tangan tepat di depan wajah Suhyeok. Suhyeok akhirnya menggelengkan kepalanya berusaha menyadarkan diri. Ia pun beranjak dari duduknya dan bermaksud untuk berpamitan pergi.
"Aku harus pulang" ucapnya singkat lalu pergi begitu saja tanpa memerhatikan teman-temannya.
Cheongsan, Gyeongsu, dan Woojin hanya saling menatap dan masih merasa heran dengan sikap Suhyeok yang tidak seperti biasanya.
Sepanjang perjalanan pulang ke rumah. Pikiran Suhyeok dipenuhi oleh Namra. Bahkan tanpa ia sadari, ia menghentikan laju motornya di depan tempat les Namra. Matanya berusaha mencari keberadaan Namra, berharap Namra belum pulang. Ia melihat jam tangannya sekilas untuk memastikan bahwa mungkin sebentar lagi Namra akan keluar. Dan benar, beberapa menit kemudian Namra keluar dari tempat les dan langsung menuju ke sebuah mobil yang sudah menunggunya sejak tadi. Suhyeok hanya memandanginya dari jauh. Ia tak berusaha turun untuk menyapa. Ia membiarkan Namra pergi begitu saja. Sampai akhirnya mobil itu berjalan menjauh lalu ia melajukan motornya kembali dan melanjutkan perjalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Smart GF and Cool BF
RomansaNamra, gadis yang selalu membatasi diri dari siapapun akhirnya tidak bisa mengelak perasaan yang ia rasakan. Takdir mempertemukannya dengan seorang pria yang bernama Suhyeok. Beberapa kejadian membuat hidupnya yang tenang berubah menjadi rumit. Cho...