Part 3 - Teman Masa Kecil

744 94 4
                                    

Hari ini adalah hari pertamaku pindah sekolah. Aku pindah ke SMA Hyosan karena sebuah alasan. Aku berjalan mengikuti Pak Guru menuju kelas baruku. Tak menunggu waktu lama, kami pun sampai di kelas. Semua perhatian satu kelas menuju ke arahku. Pak Guru pun memintaku untuk memperkenalkan diri.

"Perkenalan namaku Park Jinyoung. Kuharap aku bisa berteman dengan kalian" ucapku sambil tersenyum. Kemudian Pak Guru memintaku untuk duduk di bangku yang kosong. Bangku itu terletak di barisan kedua dari belakang dan paling kanan. Aku sempat melirik seorang siswi yang sedang sibuk membaca sebuah buku. Dan aku tepat duduk di sampingnya.

***

Bel istirahat berbunyi. Seluruh siswa berhamburan menuju ke kantin. Beberapa masih di dalam kelas sambil mengobrol. Ku lihat beberapa siswa mencoba menyapaku, tapi aku hanya membalas dengan senyum tipis. Ku perhatikan gadis yang duduk di sampingku, ia sangat berbeda dengan siswa yang lain.

"Hey Choi Namra!" seruku memanggilnya supaya ia menoleh. Beberapa saat kemudian gadis itu menoleh ke arahku. Bahkan teriakanku membuat siswa lain juga menoleh.

"Siapa kau?" tanyanya singkat dengan tatapan terheran-heran.

"Aku? Hey, aku Park Jinyoung" jawabku sambil tersenyum. Ku lihat Namra tak menjawab ucapanku lagi, lalu ia pergi meninggalkan kelas.

Semua siswa menatapku keheranan. Aku pun bangkit lalu mengikuti Namra.

***

Aku mendekati Namra yang duduk sendirian di bangku taman sekolah. Aku memberinya susu stroberi, namun ia mengacuhkanku dan berusaha untuk pergi. Lalu aku menahan tangannya.

"Hey! Mengapa kau jadi sombong seperti ini? Kau tidak ingat siapa aku?" tanyaku berusaha menahannya.

"Aku tidak peduli" ucapnya menepis tanganku. Lalu beranjak pergi.

"Hey! Apa kita harus bermain petak umpet lagi supaya kau mengingatnya?" seruku padanya hingga membuatnya menghentikan langkah lalu berbalik. Aku menatapnya sambil tersenyum.

flashback on

"3... 2... 1..."

"Park Jinyoung!"

"Jinyoung aaa dimana kau?"

"Hey! Park Jinyoung!"

"Hey! Jangan membodohiku".

"Jinyoung aaa".

Namra memanggil Jinyoung berkali-kali namun tidak ada jawaban. Ia sudah mencari ke segala tempat namun sama sekali tidak menemukan Jinyoung. Namra mulai terduduk di tengah taman sambil menangis.

"Hey! Jinyoung aaa" teriaknya lagi sambil menangis tersedu-sedu.

Tak lama kemudian dari sudut taman, seorang anak kecil berlari mendekati Namra. Ia adalah Park Jinyoung, seseorang yang dicari oleh Namra. Sebelumnya mereka memang bermain petak umpet. Namun karna keisengan Jinyoung, ia bersembunyi di tempat yang tidak bisa ditemukan dan sangat lama untuk muncul. Hal itu membuat Namra khawatir dan ketakutan. Jinyoung mendekati Namra lalu langsung memeluknya. Ia berusaha menenangkan Namra.

Mereka memang sudah bersahabat sejak kecil. Kebetulan orang tua mereka memang sangat dekat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama. Bahkan keluarga mereka sering berlibur bersama.

Namun saat usia mereka menginjak 10 tahun, mereka harus berpisah. Jinyoung dan keluarganya harus pindah ke Amerika Serikat. Sejak saat itu mereka sudah tidak dekat lagi.

flashback off

Kurasa Namra sudah mulai mengingatku. Ia melangkahkan kakinya mendekatiku. Raut wajahnya masih keheranan.

"Kau benar-benar Jinyoung?" tanyanya berusaha memastikan.

"Ya tentu saja" jawabku singkat sambil merentangkan kedua tangan, kuharap Namra datang dan memelukku. Namun dugaanku salah. ia malah memukul dadaku dengan sangat keras.

"Hey! Apa yang kau lakukan? Kau tidak rindu padaku? Mengapa malah memukuliku seperti ini?" ucapku sambil mengaduh karna kesakitan akibat pukulan Namra. Namra hanya tertawa kecil. Kami pun duduk di kursi taman kemudian saling berbincang. Kami membicarakan kejadian saat masa kecil dulu. Betapa lucunya tingkah kami saat bermain bersama.

Dulu saat kecil, Namra dikenal sebagai anak yang ceria tetapi cengeng. Maka dari itu aku sangat heran mengapa ia bisa berubah drastis sekarang. Namra yangku kenal selalu membuatku tertawa dengan tingkahnya yang konyol. Selang bertahun-tahun tidak bertemu, ia berubah menjadi gadis yang pendiam dan dingin. Namun kepintarannya tak pernah berubah dari dulu, dia tetap menjadi Namra yang cerdas dan selalu menjadi juara kelas.

***

Setelah lama berbincang dengan Namra, aku menjadi sangat akrab dengannya. Aku senang bisa melihat senyum dan tawa kecilnya. Sepanjang jalan menuju kelas kami bersendang gurau. Ku perhatikan para siswa yang berlalu- lalang merasa keheranan. Mungkin karna mereka tidak pernah melihat sikap Namra yang seperti ini.

Setelah sampai di depan pintu kelas, kami masuk secara bersamaan. Namun langkah kami terhenti saat tiba-tiba di depan kami ada seseorang yang menghalangi jalan. Dia adalah seorang siswa di kelas kami. Tatapannya sinis. Dan kurasa aku mengenalnya.

"Hey, ketua kelas! Apa kau lupa bahwa kau harus mendata tugas siswa untuk kelas seni besok pagi?" tanyanya sambil menatap Namra.

"Aku sudah melakukannya" jawab Namra singkat lalu berjalan melewatinya. Aku tertawa kecil melihat jawaban Namra yang seakan tak peduli. Aku pun mengikuti Namra, namun pundakku ditahan oleh pria ini.

"Hey! Selamat atas kemenangan pertamamu. Tapi kupastikan kau tidak akan menang lagi" ucapnya sinis yang berbisik di telingaku. Ya, dia adalah Lee Suhyeok. Dia adalah pembalap yang ku kalahkan semalam. Kurasa ia masih kesal karna tak jadi menang. Aku hanya tertawa kecil menanggapinya. Ia menepuk pundakku lalu berbalik badan dan kembali ke bangkunya.

***

to be continue.






Smart GF and Cool BFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang