Chapter 10;

9.1K 478 0
                                    

Sehabis menangis untuk melegakan perasaanku, aku pulang diantar Zian. Setelahnya dia pun pamit meninggalkan aku sendiri. Sekarang aku berhadapan dengan ponselku. Apa aku harus mengadu?

***

"Kalo bilang apa gue bakal diputusin?"

Banyak kata 'tapi' di otakku saat ini. Aku harus punya kawan untuk diajak berunding. Aku menelepon sahabatku, Claire.

Claire Athania Jazlyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Claire Athania Jazlyn

Incaran lelaki di sekolahnya, berbeda sekolah dengan Hyuna. Bersahabat sudah 6 tahun dengan Hyuna.

.

Kemudian menceritakan semua kejadiannya. Toh dia tau aku seorang femdom, aku mempercayainya. Claire mencerna curhatanku dengan baik sesuai ekspektasiku.

"Nggak semua hal harus diceritakan, na"

"Begitu ya?" Ucapku dengan nada sedih.

"Toh cuma 3 bulan kan? Asal jangan sampai ketahuan pihak sekolah, bahaya buat kamu, terutama dia yang ketua osis."

"Oke, thanks ya"

Artinya memang sebaiknya aku sembunyikan dulu dari Alan. Pasti ada saat untuk aku menceritakan ini padanya. Suatu saat nanti..

***

Kring!! Bel berbunyi, semua anak masih berleha-leha menunggu dimarahi guru piket untuk masuk ke kelas. Namanya sekolah swasta, masih manja kebanyakan siswanya. Pelajaran dimulai, tapi tiba-tiba saja..

"Hyuna, kamu dicari.." ucap temanku yang duduk di dekat pintu kelas.

"Kak" Sapa dia sambil menyodorkan boba.

"Kenapa dik?" Tanyaku kepada adik kelas itu.

"Buat kakak, dikasih"

"Sama?"

"Anjing kakak katanya"

"Hah?"

"Iya, tadi ketua osis bilang dititipin"

"O-oh.. oke makasih"

"Anjing kakak pinter banget dah" Ucapnya sambil melambaikan tangan. Aku pun membawa masuk bobanya ke dalam kelas dan memasukkannya ke tas. Teman-teman mulai meledekku.

"Ciee inceran baru?"

"Dih", ketus balasku.

"Siapa tuh naa?" Tanya ketua kelas.

"Adkel, katanya gue dititipin"

"Buset banyak betul yang deketin lo, hahaha"

"Sudah diam kalian, fokus pelajaran ibuk atau keluar?!"

Kami semua bungkam. Lagian ribet sekali mereka ngurusin hidup orang, merepotkan. Kami pun melanjutkan pelajaran dengan hari suram karena bertemu matematika. Tapi tidak untuk diriku, bobanya enak. Lumayan menambah mood belajarku.

***

Malam minggu tiba, Zian main ke rumah sesuai janji. Orang di rumah pun keluar untuk berjalan-jalan akhir minggu untuk 2 hari. Aku menggunakan kesempatan itu untuk melakukannya di rumahku. Zian kini tengah bersantai menonton Upin dan Ipin di ruang tamu. Tanpa dia sadari, aku sudah di belakangnya.

Bersambung...

Make The Boys Cry [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang