Chapter 18;

5.5K 321 0
                                    

Pov Hyuna*

Kurasa Zian tidak seburuk yang aku kira. Dia bahkan rela membuang jabatan ketua osisnya demi membuatku aman dari rumor. Seharusnya semua menjadi adil karena awalnya Zian mengancamku untuk pekerjaan ini. Tentu aku tetap harus berterimakasih padanya, nanti akan ku jadikan malam istimewa untuknya. Perihal sekolah harusnya tidak akan ada rumor ataupun gosip beredar. Bersosialisasi memang bukan gayaku lagi, tapi aku benci dibicarakan. Iya, aku sangat membenci rumor negatif tentang diriku. Rasanya ingin menghilang dari bumi jika sampai ketahuan semua ini.

Minggu ini menjadi permainan terakhirku dengan Zian. Setelahnya semua berakhir, kontrak maupun bertemu dengannya. Jika diterima di kampus ternama di Bandung, tentu aku menjadi dekat dengan tujuan hidupku. Aku dan Alan akan bersama, akhirnya.

***

Zian memintaku untuk melakukan permainan di rumahnya, mungkin karena akhir pekan. Hari ini aku berangkat ke sekolah lebih lambat dari biasanya. Begadang menemani pacar sampai tertidur membuatku lebih malas ke sekolah. Hawa hari ini berbeda, semua hanya memandangku. Mereka tidak menyapa sama sekali. Peduli amat, mereka bukan siapa-siapa. Zian terlihat mendekatiku, tanganku terangkat hendak menyapanya. Namun, dia melewatiku begitu saja.

"Eh itu dia kakelnya gak sih?" Bisik adik kelas yang sedang bergosip ria. Sayangnya bisikannya terlalu keras.

"Anjir, tampang aja polos.. aslinya ck ck" ucap seorang penjulid melewatiku.

"Gila sih, cantik cantik mesum" lanjut teman di sampingnya.

"Padahal ketua osis anak baik-baik loh.." tambahnya.

Entah apa yang terjadi, aku merasa ini bukan hal yang beres. Tentu aku merasa tersinggung walau memang belum tentu membicarakan aku. Setelah sampai di kelas, beberapa anak mendekatiku dan bertanya,

"Kamu suka kekerasan?" Ceroscos ketua kelas.

"Ha?" Wajahku melongo tidak mengerti sekaligus kaget.

"Katanya kamu bikin Zian mundur di Osis?" Tanya anak di sampingku.

"Ngga tuh, dia mau sendiri" tukas diriku. "Lagian berita darimana?"

Semua menggeleng kuat. Berarti dapat dipastikan ada yang menyebar berita burung. Siapa? Zian berkhianat? Untuk apa coba?

"Kamu suka bdsm ke Zian?" Gumam salah satu dari mereka.

Aku terkesiap, "kalian percaya berita burung daripada teman sendiri?" Sambil memutar bola mata. Sesungguhnya sulit mencoba tidak panik di situasi terpojok seperti sekarang. Bahkan jika mereka teliti, bisa saja mendengar suaraku yang tertatih-tatih juga gemetaran ini. Mereka saling memandang.

"Baguslah kalo cuma rumor belaka, tapi beritanya kesebar di penjuru sekolah loh, kalo kedengeran papa mama kamu.." cicit ketua kelas.

"Cuma rumor, jangan dipikirkan." Tegas diriku sambil membuang muka.

"Oh satu lagi, kalau sampe kalian berani menjelekkan nama gue di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh satu lagi, kalau sampe kalian berani menjelekkan nama gue di belakang. Ujian sekolah kalian, gue pastiin nilainya juga jelek." Ujar diriku menekankan agar mereka tidak ikut campur.

...

Bangsat. Siapa sih orangnya? Aku harus menginterograsi Zian nanti malam.

Make The Boys Cry [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang