Chapter 15;

7.3K 425 0
                                    

⚠️vote n comment.

Pov Zian*

Sial.. elusannya begitu lembut, hawa di sekitar rasanya mendidih. Bangsat.. andai tali ini renggang. Gue ga tahan lagi, di bawah sudah keluar pre-

"Hwagh-" Dia menyodok barang kesayangan gue dengan kakinya, kejam bener. Tapi, candu.. pasti bahagia kalau dia itu istri gue.

Kakak lihai dalam mengelus, gue bahkan kehabisan kata-kata untuk dilontarkan. Ball gag ini sangat mengganggu, moan gue jadi tersendat dilain sisi juga tidak bisa ditahan.

Tutup mata ini justru menjadi hal yang membuat gue takut. Gue ga bisa liat dia pergi ataupun datang. Menyebalkan..

Tanpa melihat, detak jantung gue juga jadi amburadul karena Kak Hyuna menjadi terlihat lebih misterius. Namun, selang dua menit dia tidak menyentuh gue. Kemana?

Ball gag terbuka dari mulut, gue kembali mengatur nafas. Tangannya menyentuh bibir lalu mengelusnya pelan. Gue tersenyum spontan karena merasa Kakak juga tersenyum walau penutup mata gue masih terpasang.

"Jujur gue capek jalan-"

"Sini gue bikin ga bisa jalan" Sambar gue tanpa tahu malu.

"Bacot, kaki kanan sama kaki kiri lo bisa social distancing dulu gak?

Tanpa sadar gue menjepit area intim sendiri karena takut bablas. Malu, gue berusaha nyembunyiin wajah di kasur. Tapi dia ngangkat pandangan gue, pipi gue panas.. begini rasanya merona? Dia melepaskan ikatan di mata. Justru membuat gue semakin kalut kalau kakak akan melihat sisi lemah gue.

 Justru membuat gue semakin kalut kalau kakak akan melihat sisi lemah gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tunggu, jangan lihat gue yang-"

"Gue udah sering lihat lo gini, Zian"

Gue terbungkam oleh kata-katanya. Kemudian merentangkan tangan, berharap dia memelukku. Kakak terdiam. Sial, bodo amat soal pacarnya.

Gue memegang tangannya dan pinggangnya yang ramping

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gue memegang tangannya dan pinggangnya yang ramping.

"Please? Bilang kalau lo pernah suka gue, sekali aja.." Tanya gue setengah memelas.

Bersambung...

Make The Boys Cry [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang