Chapter 2;

13.5K 762 12
                                    

Awal semester 5, sekolahku mengadakan pemilihan ketua osis baru dan aku pun lengser dari jabatan ketua osis. Setelahnya aku hanya ingin jadi siswi biasa yang tidak peduli sosialisasi apalagi prestasi. Saatnya fokus untuk ujian.

.

Sudah hampir 1 semester, tapi osis masih saja mengganggu keberadaanku. Terutama ketua osis, dia terlihat  sangat ingin menyaingiku namun masih saja meminta bantuanku. Merepotkan. Bahkan dia pernah berterus terang di depan Kepala Sekolah sambil berteriak,

"Aku akan lebih baik dari Kak Hyuna, mohon dukungannya."

"Hahaha, bagus sekali." Ucap Kepala Sekolah sambil menepuk bahunya, Beliau menatapku sambil tersenyum.

"Bagaimana nak Hyuna? Dia pilihan yang tepat bukan?"

Aku tersenyum, "ya."

Sialan, dia memancing emosiku. Akan kubuat dia kesusahan sampai memohon agar aku mau membantunya. Aku pun melenggang pergi karena malas melihat wajahnya yang memuakkan.

.

Aku mengadu pada Alan atas sikapnya, tentu saja setelahnya kami menjadi hater Zian.

Alan mengetik;

"Nanti kalo ketemu, gue gebuk dia"

"Gedean badan dia daripada lo", balasku.

"Kurus kurus gini bisa bikin gepeng badannya, kak."

Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya yang menggemaskan.

Nomor tidak dikenal mengirim foto;

Nomor tidak dikenal mengirim foto;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Hyuna, save nomer Zian ya."
.
.
.

Ekspresi Hyuna saat ini;

Ekspresi Hyuna saat ini;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah apa nih?"

Bersambung...

Make The Boys Cry [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang