Dia terlihat sangat kaget ketika aku menyuruhnya membuka baju. Dia masih membelalakan mata. Menatapku tidak percaya.
"Apa salahnya?"
"Ya.."
"Ganti baju, jangan pakai baju seragam. Nih, pake kemeja putih papa gue."
Ucapku sambil melemparkan kemeja di wajahnya. Dia mengernyitkan dahi sambil memegangi kemeja papa.
"Bilang dong dari tadi"
"Sini gue cuci otak lo, kotor."
Setelah dia mengganti bajunya. Aku langsung bergegas keluar rumah sambil menarik lengannya. Dia hanya mengikutiku tanpa mengomel. Sesampainya di pantai, aku melepas tangannya. Membiarkan dia terlepas seperti anjing di pantai.
Yang Hyuna lihat;
Penampakan asli;
Aku tersenyum puas melihatnya. Setelah cukup dia bermain pasir dan melepaskan kesenangannya, Zian mendekatiku. Dia mendaratkan kepalanya tepat di pahaku. Aku menatapnya bengis, kemudian mencekokinya teh yang aku beli di dekat situ. Keselek teh membuatnya terbatuk-batuk, lalu dia melotot."Salah siapa?"
Dia tidak membalasku, tapi malah mengalihkan pandangan seakan dia merajuk. Aku menyodorkan teh, kemudian tersenyum.
"Maaf"
Dia menoleh, lalu mengangguk pelan. Perlahan dia minum tehnya. Dia menatapku,
"Gaboleh manja?"
"Kamu bukan pacar saya."
Eh, aku terbawa suasana sampai harus berbicara formal. Dia terlihat kesal atas jawabanku. Dia memegangi kedua tanganku.
"Tapi ini kencan-"
"Baperan. Ini cuma hadiah kecil karena kamu telah menjadi anjing saya, lagipula ini hal wajib para dom untuk memberikan si sub hadiah."
"Tapi-"
Aku mendecak sebal, lalu menepis tangannya. Tatapanku pasti terlihat bengis untuk ukuran seorang wanita yang membenci pria mesum.
"Kalau begitu jadilah pacarku," ucapnya sambil tersenyum polos.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Make The Boys Cry [END]
RomantizmNon LGBT [1821+] Seorang Femdom yang berusaha menutupi jati dirinya dengan prestasi. Wajahnya yang cantik dan imut, juga prestasi dan reputasi yang menjamin kehidupan Hyuna. Namun sayang, ketua osis tak sengaja mengetahui rahasia itu. ### "Can i be...