.
.
.
.
.
Igel sedang berdiam di ruang tamu sendirian sejak pulang dari kampus tadi, dia sengaja mengatakan pada Rion jika dia ada urusan hingga tidak memperbolehkan sahabatnya itu singgah.Igel sedang memantapkan hatinya, dia ingin mengatakan segalanya pada Rion namun hatinya bimbang. Dia harus memikirkan segalanya dengan matang sebelum jujur atau dia akan merusak persahabatannya dengan Rion selama ini.
Tok
Tok
Tok
"Igel!"
Tok
Tok
Tok
"Igel, aku tau kamu di rumah!"
Igel sedikit terkejut saat pintu rumahnya diketuk disusul oleh suara Rion yang terdengar parau, Igel dengan cepat membuka pintu, karena dia tau jika sahabatnya tengah menangis.
Cklek
Grep
"Yon, kenapa?" Igel membalas pelukan Rion yang erat pada tubuhnya.
"Ibuk marah Gel, ibuk marah karena tau aku gak suka sama perempuan." Igel mematung, dia juga terkejut mendengar ucapan Rion. Selama ini dia hanya tau jika sahabatnya menyukai orang lain, namun tidak pernah tau gender nya apa.
"Gimana?"
"Ibuk tau aku suka orang lain dan itu bukan perempuan. Aku keceplosan bilang ke ibuk biar gak di suruh balikan sama mbok." Igel menangkup pipi Rion, memaksa sahabatnya itu agar mau menatap ke arahnya.
"Rion lihat aku, boleh aku tau siapa yang kamu suka?" Rion memberanikan diri menatap tepat ke dalam mata Igel.
"Kamu, aku suka sama kamu, maafin aku Gel." Igel tidak tau harus merespon seperti apa, dia terkejut namun juga bahagia, ternyata perasaannya tidak bertepuk sebelah kaki.
Cup
Rion mengejap saat Igel tiba-tiba mengecup bibir nya.
"Gak usah minta maaf, karena aku juga suka sama kamu." Jawaban Igel membuat hati Rion lega.
Cup
"Mmnnhhh..." Rion hanya bisa pasrah saat Igel melumat bibirnya, ini pertama kali nya bagi keduanya melakukan hal seperti ini.
"Rion, boleh?" Rion hanya mengangguk, tidak ada salahnya dia memberikan semuanya untuk Igel, dia yakin Igel tidak akan meninggalkannya.
"Boleh, tapi pelan-pelan, takut sakit." Igel hanya mengangguk. Remaja itu memutuskan menutup dan mengunci pintu rumahnya dan segera membawa Rion ke kamarnya.
"Aku pasti bakal pelan-pelan."
.
.
.
.
.
"Kamu gak bakal ninggalin aku kan Gel?" Igel yang tengah mendekap Rion langsung menatap lekat pada remaja itu."Gak akan, aku udah janji kan sebelumnya. Aku gak bakal ninggalin kamu apapun yang terjadi." Rion menyembunyikan wajahnya di pundak Igel.
"Gel, kalau ibuk tau dan masih gak setuju, ayo pergi dari sini." Igel jelas terkejut mendengar ucapan Rion.
"Pergi dari sin? Terus kemana?" Rion memberi gelengan.
"Gak tau, yang penting pergi dari sini, kita ke jawa aja." Igel tersenyum dan mengangguk.
"Iya, nanti kalau ibuk, ayah, mama sama papa gak setuju, kita pergi dari sini." Igel mengatakan itu sambil mengelus kepala Rion, mencoba membuat sahabatnya itu terlelap.
"Igel."
"Hm?"
"Nanti kalau seandainya kita nikah terus aku gak bisa punya anak gak apa ya?" Igel kembali mengulas senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beta Orionis
FanfictionMereka saling bergantung. Mereka saling menjaga. Mereka juga saling menyimpan rasa. Namun terjebak dalam sebuah ikatan bernama sahabat. Orion yang cengeng, selalu bergantung pada Rigel, dan Rigel akan dengan senang hati melakukan apapun untuk Orion...