11. Antares dan Galaxy's cafe

170 33 1
                                    


.
.
.
.
.
Antares kembali, dan membuat Igel cukup lega saat Ares kembali menghubunginya. Cafe akan kembali di buka dan tandanya dia dan Rion akan kembali mendapat pekerjaan, karena bagi kedua nya cukup sulit mendapatkan pekerjaan hanya berbekal ijazah sma.

Igel sudah menyangka jika Ares akan merubah cafe itu, karena memang pasar di pare adalah anak muda. Igel bahkan tidak menyangka jika Ares bisa dengan mudah mengajak mereka tinggal bersama di rumah nya, dengan alasan ada banyak kamar dan dia hanya sendiri.

Ares melihat perubahan dari fisik Ares saat kembali bertemu, pemuda itu terlihat lebih kurus dan pucat di banding saat pertemuan pertama mereka delapan bulan lalu.

"Langsung istirahat bli, gak usah mandi!" Ares menggerutu pelan saat Igel melarangnya mandi, padahal dia sangat gerah karena dari kediri tadi.

"Gerah Gel, udah sana kami istirahat lagi, aku tau kamu masih ngantuk." Igel menggeleng saat Ares berlalu pergi ke lantai dua, meninggalkan mereka dirinya dan Rion yang habis bisa menatapnya bingung.

"Aku baru tau bli Ares bisa bertingkah kayak gitu Gel, soalnya pas pertama ketemu gak kayak gini, bahkan cuma senyum dikit." Igel mengelus kepala Rion pelan.

"Waktu itu bli Ares lagi berduka Yon, gak ada yang bisa senyum lebar waktu berduka." Rion mengangguk paham.

"Kita bisa gak ya jagain bli Ares Gel?" Igel tersenyum.

"Bisa, kita pasti bisa jagain bli Ares kayak tante Amel jagain kita disini."

Lain dengan Igel dan Rion yang sedang sibuk di dapur, Ares justru betah berdiam diri di kamar mandi kamarnya.

Pemuda itu hanya diam menatap kaca dengan tangan terkepal, wajah nya sedikit pucat karena memang sudah terlalu lama berada di kamar mandi.

"Mama sayang sama mereka kan? Mereka nemenin mama sampai saat terakhir. Beda sama Ares, Ares bahkan gak ada waktu mama sakit."

"Ares udah pulang ma, tapi maaf Ares gak bisa nepatin janji Ares buat tetep sehat. Karena Ares sama kayak mama, Ares sakit ma, dan Ares gak mau papa tau. Ares masih marah sama papa."
.
.
.
.
.
Igel tidak tau kenapa Ares bisa dengan mudah menerima beberapa orang untuk menjadi pegawai di galaxy's cafe, bukan Igel tidak percaya pada Ares, tapi dia khawatir jika Ares akan di khianati oleh orang-orang yang sudah dia percaya itu.

"Bli, bisa kita ngobrol sebentar?" Ares yang baru saja keluar dari kamar nya sempat terkejut namun tetap mengangguk.

"Mau ngobrolin soal apa sih? Tumben banget jam segini belum tidur?" Ares bertanya saat keduanya sudah berada di balkon lantai dua.

"Bli, bli yakin nerima mereka berdua? Baru sebulan lalu bli Ares nerima Alden, sekarang bli nerima Hadar sama Rius, belum lagi besok bli mau Leo dateng ke cafe." Ares hanya tersenyum saat Igel menanyakan hal itu.

"Gel, waktu pertama kali kamu sama Rion  kerja sama mama, apa mama nanya surat lamaran atau ijazah kalian?" Igel terdiam sebentar dan menggeleng.

"Apa yang aku lakuin sama kayak yang mama lakuin selama ini Gel, aku hanya mengikuti feeling, aku percaya mereka orang baik dan gak bakal ngecewain aku. Kalaupun suatu saat nanti aku di kecewain, aku udah siap Gel, tapi gak ada salah nya aku nolong mereka kan?" Igel lagi-lagi di buat tidak bisa menjawab saat Ares berucap.

"Bli, kalau pun suatu saat itu terjadi, aku sama Rion gak akan diem aja. Bli bisa percaya sama kita, bli bisa andelin kita." Ares kembali tersenyum.

"Ya, kalian memang bisa aku andelin. Makasih."

Igel diam, menemani Ares yang juga tetap diam di balkon lantai dua. Igel memejamkan matanya, karena angin malam yang cukup dingin, berbeda dengan Ares yang setia menatap langit malam yang bertabur bintang.

"Bli, kalau seandainya bli keberatan buat nerima Leo, bli gak perlu maksa nerima dia, maaf kalau aku sama Rion justru nanya itu di saat kita baru dapat dua pegawai baru." Ares yang semula mendongak langsung menatap lekat pada Igel.

"Aku gak bisa nolak nerima pegawai yang namanya berhubungan sama bintang Gel." Igel mengernyit, menatap bingung pada Ares.

"Bli?" Ares justru tertawa kecil.

"Entah ini kebetulan atau takdir, tapi nama kita semua berhubungan sama bintang Gel, sama kayak nama Galaxy's cafe." Igel menghela nafas panjang.

"Jadi kalau nanti ada lagi yang datang ke cafe nanya kerjaan, bli langsung nerima dia kalau namanya dari bintang." Ares mengangguk tanpa pikir panjang, hal itu membuat Igel kembali menghela nafas panjang.

"Ya terserah bli aja deh, bli bos nya. Tapi tetep aku sama Rion gak bakal diem aja kalau sampai mereka bikin bli kecewa."
.
.
.
.
.
Rion tau ada yang berbeda dengan Ares, feeling nya selalu mengatakan jika Ares tengah menyiapkan mereka semua.

Galaxy's cafe benar-benar memiliki delapan orang yang memiliki nama bintang sebagai pegawainya, tentu saja termasuk Ares.

"Bli, mau kemana?" Rion mengernyit saat Ares melepas apron nya.

"Mau keluar sebentar ya, bilangin sama Igel juga." Rion hanya bisa menghela nafas panjang.

"Iya, jangan beli banyak-banyak!" Ares hanya memberikan gestur okey melalui tangannya, tapi Rion tau okey untuk Ares itu berarti melanggar peringatan.

"Awas aja nanti kalau sampai demam lagi." Rion meneruskan pekerjaannya setelah melihat Alden mendekatinya, sepertinya pemuda tinggi itu akan menggantikan posisi Ares di kasir.

"Yon, kamu di cariin Igel tuh di ruang istirahat." Rion hanya mengangguk saat Leo mengatakan itu dan kembali berlalu pergi.

"Ngapain lagi sih nih anak?" Rion dengan cepat bergegas ke ruang istirahat.

Cklek

"Kenapa?"

Grep

Rion hanya bisa mengerjap saat Igel langsung memeluknya tanpa berkata apa-apa, yang Rion lakukan saat ini hanya mengelus punggung milik sang sahabat.

"Kenapa?" Igel menggeleng, dia belum siap mengatakan apapun.

"Yon, kamu gak bakal ninggalin aku kan?" Rion menatap Igel bingung, memang kenapa dia harus meninggalkan Igel?

"Kamu ngantuk ya? Memang ngapain aku ninggalin kamu?" Igel melepas pelukannya dan menatap ke arah Rion.

Cup

Hanya kecupan ringan, Igel cukup sadar diri untuk tidak melakukan hal aneh di cafe, bisa-bisa dia dimarahi Ares nantinya.

"Pokoknya kamu harus janji, jangan pernah ninggalin aku. Aku mungkin bisa aja mati kalau sampai aku kehilangan kamu Yon." Rion tersenyum tipis.

"Gel, aku udah pernah janji ke kamu buat gak ninggalin kamu, jadi kamu gak perlu khawatir buat itu, apa lagi sekarang kita harus bantuin bli Ares di sini, di galaxy's cafe." Igel tersenyum. Rion benar, mereka harus membantu Ares dan Galaxy's cafe ini.

"Iya kita bakal terus ada sama Galaxy's cafe ini."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.

Beta OrionisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang