23. Berharap

87 24 0
                                    


.
.
.
.
.
Akhir-akhir ini Rion selalu kepikiran oleh sosok Adara, apa lagi setelah mendengar ucapan Alden dan Alta tentang kemiripan mereka.

Rion tidak pernah menanyakan soal keluarga Adara karena menurut Rion itu adalah privasi, dan Rion tidak mau membuat gadis itu tidak nyaman.

"Ayah." Rion yang memang sedang duduk di balkon lantai dua langsung menoleh saat mendengar suara lembut Candra.

"Ada apa Can?" Candra menggeleng dan memilih mendekati Rion.

"Ayah lagi mikirin apa? Mbak Ara ya?" Rion mengerjap saat Candra menebak tepat sasaran.

"Kamu jangan terlalu peka dong mas." Candra tertawa dan beralih memeluk tubuh Rion.

"Ada apa nih? Lagi pingin manja ya? Atau lagi kesel sama Jojo?" Candra merengut saat mendengar ucapan Rion.

"Dua-dua nya, mas Jojo ngeselin soalnya." Rion tertawa pelan sembari mengelus rambut Candra.

"Kadang kesel sama pasangan itu juga perlu nak, biar hubungan tambah dekat." Candra mengangguk.

"Ayah, perlu Candra cari tau soal mbak Ara? Keluarga nya mungkin?" Rion terdiam mendengar ucapan Candra.

"Gak usah Can, takutnya nanti Ara malah gak nyaman kalau tau." Candra menatap Rion lekat sebelum mulai membuka suara kembali.

"Sebenarnya Candra sering lihat mbak Ara gak nyaman kalau lagi ada di dekat om Leo, Candra gak tau tapi mungkin om Leo pernah ngomong sesuatu yang bikin mbak Ara gak nyaman." Rion tertegun, memang selama seminggu ini Rion sering melihat Adara langsing berlalu pergi dengan dalih mengerjakan pekerjaan lain setiap ada Leo di sekitarnya.

"Ayah tau kan om Leo kadang kalau ngomong gak pakai filter, Candra aja pernah jadi korban mulut tajam nya om Leo."
.
.
.
.
.
Rius dan Leo yang memang sedang berjalan-jalan di sekitaran kampung inggris bertemu Adara secara kebetulan, gadis itu sedang membeli seblak dan nasi ayam yang memang letaknya bersebelahan.

Rius tau jika Adara tidak nyaman dengan Leo, namun Rius sendiri suka berada di dekat Adara.

Tap

"Adara." Gadis yang bahunya baru saja di tepuk Rius itu menoleh dan langsung tersenyum canggung saat melihat Rius dan Leo.

"Om Rius, om Leo." Rius tersenyum.

"Kamu beli seblak sama nasi?" Adara mengangguk saat Rius menunjuk kantung plastik di tangannya.

"Iya om, nasi nya buat sarapan besok." Rius mengernyit mendengar jawaban Adara.

"Terus kamu malam ini makan seblak aja?" Adara kembali mengangguk, dan itu berhasil membuat Rius merengut tidak senang.

"Kalau gitu kamu temani om makan ya, bayi nya lagi pingin di temenin kalau makan." Adara sebenarnya ingin menolak saat netranya menatap Leo, namun ekspresi memohon dari Rius membuatnya hanya bisa pasrah, tidak tega menolak.

"Kamu gak ada pantangan apa pun kan?" Adara menggeleng, saat ini Rius berhasil menariknya untuk makan di rumah makan seafood.

"Mau pesen apa Ra?" Adara terlihat bingung saat Rius menawarinya.

"Terserah om aja, saya bingung." Rius tertawa kecil dan segera meminta Leo untuk memesan tiga menu untuk mereka.

"Ara, boleh saya tanya-tanya soal kamu?" Adara menatap Rius bingung, begitu pula Leo.

"Boleh om tanya aja." Rius tersenyum senang mendengar jawaban Adara.

"Kamu asli surabaya?" Adara menggeleng.

"Saya memang besar di surabaya om, tapi kata mama saya lahir di bali."

"Mama kamu orang bali?" Adara mengangguk.

"Mama orang bali, tapi bapak orang surabaya." Rius menatap lekat pada Adara.

"Oh berarti kamu ada turunan bali jawa ya?" Alih-alih mengangguk Adara justru menggeleng sambil tertawa pelan saat melihat wajah bingung Rius dan Leo.

"Hah?"

"Saya orang jawa om, kata mama orang tua saya asli dari jawa meskipun lahir dan besar di bali." Rius dan Leo jelas terkejut mendengar ucapan Adara.

"Tunggu, maksud kamu mama kamu itu bukan orang tua kamu?" Adara mengangguk.

"Mama saya itu kakak angkatnya papa, itu yang pernah mama ceritain ke sata." Rius melirik ke arah Leo yang terlihat bungkam.

"Terus orang tua kamu dimana?" Adara menggeleng.

"Saya gak tau, mama bilang kalau beliau gak tau dimana orang tua saya tinggal sekarang. Terakhir mereka bertemu itu di bali secara gak sengaja, itu pun lebih dari dua puluh tahun lalu." Rius menggigit bibir bawahnya, sedangkan Leo sudah merasa sangat bersalah karena ucapannya saat itu pada Adara.

"Apa itu yang bikin kamu milih buat tinggal sendiri?" Adara kembali mengangguk.

"Iya om, saya pingin mandiri biar gak ngerepotin keluarga mama."
.
.
.
.
.
Rius hanya diam saat mereka pulang ke rumah, begitu pula Leo. Bahkan penghuni rumah bintang mengira jika keduanya sedang bertengkar dan membuat Rius mendiamkan Leo, padahal bukan itu yang terjadi, keduanya diam karena memikirkan cerita Adara tadi.

"Kalian kenapa?" Alden bertanya saat melihat Rius langsung duduk diam di sofa ruang tamu begitu masuk rumah.

"Kalian gak lagi berantem kan?" Leo menggeleng.

"Terus kamu kenapa Ri?" Rius beralih menatap Ares yang duduk bersebelahan dengan Alta, juga Igel yang duduk di lantai.

"Kita tadi ketemu Ara, terus aku ajak makan sekalian bang." Rius melihat tatapan bingung dari semua orang yang ada disana.

"Aku sempet nanya soal keluarganya, soal orang tua nya. Ternyata orang yang dia panggil mama sama bapak itu bukan orang tua kandung nya, mama nya itu kakak angkat papa nya, katanya." Igel dan Ares langsung saling tatap saat mendengar cerita Rius.

"Adara lahir di bali bang Igel, kenapa feeling ku bilang dia ada hubungan sama abang ya? Bang Igel gak mau cari tau soal dia?" Igel tersenyum tipis.

"Aku udah cari tau soal dia Ri, masih dalam proses. Sejak dia datang ke pare malah, aku rasanya pingin berharap kalau memang dia itu anak yang selama ini aku cari, karena usia, dan tanggal lahirnya pun sama." Ares yang duduk di belakang Igel hanya bisa mengelus pundak adiknya itu.

"Jangan kasih tau Rion dulu soal ini, aku gak mau dia sedih kalau ternyata hasilnya gak sesuai sama apa yang kita harapin." Semua yang ada disana mengangguk.

"Tenang aja Gel, kita gak akan bilang soal ini sama Rion."

"Oh tapi Rion dimana? Aku gak lihat dia dari tadi." Alta tersenyum saat Alden menanyakan Rion.

"Rion dimonopoli sama Candra tuh diatas, Candra pingin tidur di temenin Rion."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.
Yuhuuu...
Double up nih...
Sebentar lagi ketahuan nih...

Selamat membaca dan semoga suka...

See ya...

–Moon–

Beta OrionisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang