17. Keputusan berat

163 30 0
                                    


.
.
.
.
.
Rion sangat bahagia dengan kehamilannya, pemuda itu selalu menuruti apapun yang di katakan Alta, Alden, bahkan ibu dan nenek Alden juga ikut menasehatinya agar tidak melakukan hal-hal berbahaya.

"Rion, udah makan belum?" Rion yang sedang duduk di belakang kasir langsung menoleh, pemuda itu menggeleng saat Alden bertanya padanya.

"Makan dulu sini, aku bawa tumis jamur nih, sini temenin Jojo sama Candra." Rion terdiam sejenak dan langsung mengangguk.

"Udah makan dulu sana, biar aku yang jaga kasir." Mendengar ucapan Ares, Rion langsung bergegas menyusul Alden.

"Bli, nanti kalau Igel nanyain bilangin aku main sama Acan." Ares hanya mengangguk.

Rion terlihat sangat menyayangi Candra, Jojo dan Reska, tidak pernah sekali pun Ares melihat Rion hanya fokus pada salah satunya. Namun memang yang terlihat nyaman dengan Rion adalah Candra, bocah mungil yang belum genap berusia satu tahun itu tampak sangat senang saat ada di pelukan Rion.

Ares jelas bahagia saat melihat adik-adiknya bahagia, Ares bahkan rela melakukan apapun agar adik-adiknya tetap merasa bahagia.

"Bli." Ares tersenyum saat Igel mendekatinya.

"Rion mana?" Ares hanya menatap lorong yang menuju ke ruang istirahat.

"Biasa, main sama anak-anak." Igel hanya mengangguk, lagi pula tidak ada salah nya jika Rion bermain dengan para bayi.

"Ada perkembangan Gel?" Igel yang mendengar pertanyaan Ares langsung menggeleng.

"Belum ada bli, ditambah kami sama sekali gak pernah lihat wajah putri kami." Ares menepuk pundak Igel beberapa kali.

"Sabar, kalau memang putri kalian masih hidup, Tuhan gak akan pernah biarin kalian pisah terlalu lama, berdoa juga jangan lupa." Igel kembali mengangguk.

"Iya bli, semoga aja segera ada perkembangan."

"Aku selalu pingin kalian bahagia Gel, kalian semua adik-adik ku yang nakal."
.
.
.
.
.
Jika saja Igel bisa memilih, dia tidak ingin lagi melihat kedua orang tua Alta di rumah bintang sejak kejadian salah paham mereka pada Ares, terutama saat tujuan mereka untuk memisahkan Ares dan Alta.

Igel tidak tau sebenarnya apa yang ada di otak kedua orang tua Alta, mereka yang dulu selalu melindungi Ares bahkan menyembunyikan Ares saat masa pemulihan, justru menjadi orang yang kembali menorehkan luka pada Ares.

Dan itu terjadi malam ini, mereka melihat kedua orang tua Alta ada di depan rumah bintang saat mereka pulang dari cafe.

Alta yang melihat kehadiran kedua orang tua nya langsung mendekap Candra dan bersembunyi di belakang tubuh Ares.

"Mau apa ibu sama ayah ke sini?" Alta sebenarnya tidak ingin di cap durhaka oleh kedua orang tua nya tapi jika mereka tetap ingin memisahkannya dengan Ares, tentu saja Alta tidak keberatan di bilang durhaka.

"Kenapa kamu masih mau bertahan disini Altair?! Ibu bilang pulang!" Alta menggeleng.

"Gak mau bu, Alta udah nikah dan Alta harus ada disamping suami Alta!" Sukma terlihat marah oleh ucapan sang anak.

"Pulang Altair, ceraikan Ares dan tinggalkan anak itu! Dia sudah menyakiti kamu!" Alta menggeleng.

"Mas Ares gak pernah nyakitin Alta bu, yah, tapi kalian dan Alta yang udah nyakitin mas Ares!"

Sret

"Ayah, ibu, maafin Ares kalau Area bikin kalian marah, tapi semua yang terjadi cuma salah paham dan sekarang semua sudah selesai."

Beta OrionisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang