.
.
.
.
.
Bulan demi bulan, tidak ada yang berubah dari rumah bintang, kecuali bertambahnya tiga bocah laki-laki sebagai penghuni nya, Jojo, Reska dan Candra.Semua baik-baik saja, kecuali hubungan Ares dan Alta dengan kedua orang tua Alta. Kesalah pahaman yang terjadi sebelum kelahiran Candra membuat hubungan mereka yang semula baik-baik saja menjadi hancur berantakan.
Segala cara dan tuntutan terus di lakukan oleh orang tua Alta agar Ares mau meninggalkan Alta. Mereka juga memaksa Alta pulang ke jogja tanpa membawa Candra, putra nya. Mereka ingin Alta meninggalkan suami dan putra nya.
Rion tidak tau jika apa yang di lakukan ayah dan ibu tiri kakak kesayangannya itu akan membawa kehancuran untuk Ares, Ares harus di salahkan akan kesalahan yang tidak pernah dia lakukan, bahkan Ares dan Alta harus lapang dada merawat dan membesarkan Reska bersama Candra.
"Semoga setelah ini gak ada lagi yang terjadi." Rion menggigit bibir bawah nya, saat ini dia sedang berada di rooftop cafe, melakukan kebiasaan Ares menatap langit berbintang.
"Yang." Rion tersenyum saat merasakan pelukan Igel di pinggang nya.
"Kenapa kamu ikut naik? Yang di bawah siapa?" Igel tertawa pelan saat Rion menanyakan hal itu.
"Cafe udah di tutup, kamu kayak gak tau bli Ares aja. Ayo turun, habis ini kita pulang, kasian mas Alta sama Alden nungguin di rumah." Rion tertawa, mengingat jika dua ibu muda itu harus rela diam di rumah untuk menjaga anak-anak mereka.
"Gel, belum ada perkembangan soal adek ya?" Igel tersenyum sendu.
"Belum ada, papa sama ayah lagi usaha buat nyelidikin semuanya lewat orang-orang suruhan ibuk saat itu." Rion menunduk dan menatap tangan Igel yang ada di perut nya.
"Kita gak akan kehilangan lagi saat ada yang hadir kan Gel?" Igel mengecup pipi Rion sebelum membawa tangannya mengelus perut rata Rion.
"Kita bukan Tuhan Yon, tapi kita akan selalu berusaha menjaga nya jika Tuhan mempercayai kita untuk kembali menjaga malaikat kecil." Rion menunduk, sudah hampir dua tahun pernikahan mereka namun Rion belum juga hamil, hal itu terkadang membuat Rion sedikit iri pada Rius yang saat ini tengah hamil.
"Jangan sedih, kita hanya bisa percaya pada Tuhan Yon, kamu sehat, aku juga sehat, sabar ya." Rion kembali mengangguk.
"Udah ayo turun, habis itu pulang. Kamu gak mau main sama Acan?"
"Mau! Tapi Gel, nanti pulang nya beli martabak manis dulu ya?" Igel tertawa kecil dan langsung mengangguk.
"Iya, nanti beli martabak."
.
.
.
.
.
"Acan, aduh anak manus kok belum bobo sih?" Alta tersenyum saat melihat wajah cerita Rion begitu masuk kedalam rumah, karena akhir-akhir ini Alta selalu saja melihat wajah murung Rion."Belum ngantuk ayah." Rion tertawa saat Alta menirukan suara anak kecil untuk menjawabnya.
"Reska udah tidur mas?" Alta mengangguk.
"Udah, sekarang lagi di kekepin sama Rius tuh di kamar nya." Rion tertawa pelan, sejak hamil memang Rius suka sekali membawa Reska untuk tidur bersama nya.
"Mau gendong Yon?" Rion mengangguk.
"Mau, tapi sebentar mas, mau bersih-bersih dulu, nanti aku gendong kalau Acan belum tidur." Alta mengangguk.
"Acan kayaknya kalau gede jadi titisan Ares deh Yon, sejak bayi aja udah hobi begadang." Rion tertawa mendengar gerutuan Alta.
"Bagus dong mas, nanti mas Alta punya dua bli Ares. Hehe, aku ke kamar dulu sebentar mas." Alta hanya mengangguk saat Rion sudah berlalu ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beta Orionis
FanfictionMereka saling bergantung. Mereka saling menjaga. Mereka juga saling menyimpan rasa. Namun terjebak dalam sebuah ikatan bernama sahabat. Orion yang cengeng, selalu bergantung pada Rigel, dan Rigel akan dengan senang hati melakukan apapun untuk Orion...